Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Saran Untuk Pilpres Mendatang, Bertanding Untuk Bersanding

Yang Menang Merangkul Yang Kalah

Senin, 11 Juli 2022 07:34 WIB
Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid (Foto: Instagram/arsjadrasjid)
Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid (Foto: Instagram/arsjadrasjid)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menghadapi tahun politik, para pengusaha Indonesia mulai ketar ketir. Khawatir suhu memanas, dan terjadi pembelahan masyarakat lagi. Karenanya, mereka menyuarakan gagasan menarik: bertanding untuk bersanding. Maknanya, siapa pun yang menang dalam perhelatan pilpres, harus merangkul yang kalah. Pengusaha berharap, komitmen ini disepakati para calon sebelum pertempuran pemilu. Agar masyarakat tidak terpolarisasi dan tercipta suasana damai.

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Arsjad Rasjid saat bertemu sejumlah pemimpin media massa nasional pekan lalu mengharapkan, usai pemilu, pasangan capres-cawapres yang kalah diajak masuk ke pemerintahan oleh presiden terpilih. Bersama, gotong royong mengelola dan membangun negara. Seperti yang dilakukan Presiden Jokowi, mengajak Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno, masuk kabinet.

“Pak Jokowi merangkul Pak Prabowo, adalah tindakan negarawan. Jika tidak dilakukan, bangsa kita bisa pecah. Sayangnya, itu terjadi di akhir. Setelah banyak yang hatinya luka. Kita tak mau itu terjadi lagi,” katanya.

Baca juga : Piala Presiden, Ini 3 Pemain Jepang Yang Bakal Bela Persija

Belajar dari kejadian tersebut, maka komitmen merangkul lawan politik ini harusnya dilakukan sebelum pemilu. Rakyat dan capres-cawapres pun bisa tenang. Modal tak begitu saja hilang. Kalau kalah, ada kepastian dan harapan, mereka bergabung di pemerintahan. “Dengan begitu, semua fokus pada tujuan. Yang ngeluarin modal politik juga tak akan ngamuk kalau kalah,” katanya.

Apa fokus tujuannya? Kata Arsjad, semua calon harus sepakat bertempur demi kemenangan untuk 100 tahun Indonesia merdeka. Yaitu, di 2045, Indonesia masuk lima besar ekonomi dunia, rakyat sejahtera.

Menurutnya, Indonesia sudah menang dalam peperangan babak pertama, yaitu Indonesia merdeka dari penjajahan di tahun 1945. Kini, Pak Jokowi sudah berhasil membawa Indonesia masuk ke babak kedua. Pertempuran berikutnya, yaitu perang ekonomi. Jangan sampai kalah. Indonesia punya sumber kekayaan alam yang tidak dimiliki negara lain. Makanya, banyak yang menginginkan Indonesia pecah belah. Ibarat pertandingan. Saat setengah main, strategi perlu dipikirkan. Jangan sampai hanya berputar-putar tidak jelas arah. Arah perjalanan sudah jelas. Tinggal pilih sopir dan kondekturnya. Jangan yang ugal-ugalan. Mau lewat mana? Lewat jalan tol? Jalan biasa atau gimana. Terserah saja. “Yang penting, disepakati tujuannya untuk kemenangan 2045,” ujarnya.

Baca juga : Anies Paling Sering Diserang

Hitung-hitungan politik, pilpres nanti bisa diikuti 3 atau 4 pasang. Apakah itu harus masuk semua ke pemerintahan? Menurut Arsjad, makin banyak yang maju kontestasi, menunjukkan proses demokrasi yang bagus. Artinya, kita memiliki banyak stok calon pemimpin. “Sorry to say ya. Selama ini, pemimpin kita, orangnya itu lagi-itu lagi. Padahal harusnya we are creating more leader. More leaders, the better it is. Perbedaan itu bagus. Saat membuat keputusan, misalnya, makin banyak masukan pemikiran, makin bagus. Lebih baik ada pro kontra hari ini, tapi saat ada keputusan, dijalankan bersama,” ujarnya.

Mengapa Kadin menggulirkan motto bertanding untuk bersanding? Arsjad mengatakan, pemilu mendatang tantangannya besar. Agar tidak memanas lalu meledak, perlu irama politik yang tidak ngaco. Jangan sampai ada politik identitas yang membawa polarisasi. Demokrasi Indonesia, bukan seperti di Amerika, yang menganut sistem the winner takes all.

Pilpres Amerika membuat rakyatnya terbelah sampai hari ini. Sementara, Indonesia juga negara dengan banyak suku, banyak keragaman, banyak agama. Kalau tidak bergotong royong, negara kita juga bisa pecah belah. Kultur gotong royong adalah khas Indonesia. Yuk bertanding, berdemokrasi, tapi setelah selesai, ayo kita bersanding,” ujar dia.

Baca juga : Mudik Bawa Berkah Bagi Pedagang Makanan Di Merak, Omzet Naik 3 Kali Lipat

Prinsip ini penting untuk kebijakan dan program berkelanjutan. Jangan sampai bangsa ini memiliki politik dendam. Tiap ganti presiden programnya diubah. Yang bagus dilanjutkan, yang kurang bagus diperbaiki. Yang jelek hilangkan.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.