Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Pengamat: Airlangga-Ganjar Ideal Diusung KIB Untuk Pilpres 2024

Jumat, 22 Juli 2022 16:14 WIB
Airlangga Hartarto (kanan) bersama Ganjar Pranowo/Ist
Airlangga Hartarto (kanan) bersama Ganjar Pranowo/Ist

RM.id  Rakyat Merdeka - Direktur Eksekutif Institute of Democracy & Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam mengatakan, hasil survei yang menyebut pasangan Airlangga Hartarto-Ganjar Pranowo berpotensi memenangi Pilpres 2024, menarik untuk dibuktikan. Pasalnya, pasangan tersebut sudah memiliki modal partai pengusung.

"Keduanya bisa menggunakan gerbong Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) sebagai kendaraan politik untuk mewujudkannya," tegas Umam, Kamis (21/7).

Sebelumnya, Akar Rumput Strategic Consulting (ARSC) merilis hasil survei opini publik bertajuk Titik Tengah Demokrasi Indonesia Menuju Pemilu 2024 . 

Survei itu menemukan potensi elektabilitas figur-figur kandidat berdasarkan simulasi tiga pasang capres atau cawapres. 

Hasil simulai mengetengahkan pasangan Airlangga Hartarto-Ganjar Pranowo mengalahkan Prabowo Subianto-Muhaimin Iskandar dan Puan Maharani-Anies Baswedan.

Dosen Ilmu Politik dan International Studies, Universitas Paramadina itu juga mengatakan, perlu komunikasi KIB dengan PDIP untuk menggolkan pasangan tersebut. 

Baca juga : Safari Politik Puan Maharani Dinilai Bentuk Persiapan sebagai Capres 2024

“Hanya saja Golkar, PAN dan PPP perlu mengkomunikasikan langkah pencapresan Ganjar itu kepada PDIP dengan baik," ucapnya.

Menurut Umam, komposisi Airlangga-Ganjar menyiratkan kondisi bahwa PDIP tidak mengajukan Ganjar dalam kontestasi 2024. Karena, PDIP sebagai partai pemenang Pemilu 2019 patutnya berada di depan dengan mengajukan posisi calon presiden dari internal partai.

“Di sisi lain, komposisi Airlangga-Ganjar juga berarti PDIP tidak akan mengusung Ganjar. Sebab, sudah jamak dipahami bahwa PDIP tidak ingin´dinomorduakan’,” tambahnya. 

Umam menilai, pencalonan pasangan Airlangga-Ganjar bisa terwujud dengan syarat PDIP tidak mengusung Ganjar dalam Pilpres 2024, karena Ganjar dianggap sebagai mewakili wajah PDIP.

Dengan kata lain, gerbong Airlangga-Ganjar bisa terwujud ketika PDIP sudah clear akan mengusung nama lain selain Ganjar, yang notabene dianggap lebih mewakili akar politik yang lebih kuat, memiliki kontribusi riil terhadap partai, dan memahami spirit perjuangan PDIP yang lebih baik.

Saling Menguatkan

Baca juga : Survei ARSC: Simulasi 3 Paslon, Airlangga-Ganjar Menang Pilpres

Sementara, Ketua Perkumpulan Kader Bangsa Dimas Oky Nugroho menilai, Ganjar dan Airlangga akan saling menguatkan.  

“Dari persepsi ekonomi, persepsi masyarakat terhadap perekonomian di Indonesia positif, insentif itu didapat oleh Airlangga sebagai Menko,” ujarnya.

Sementara Ganjar, lanjut Oky, popularitas dan elektabilitasnya melesat di berbagai survei, termasuk survei yang dilakukan ARSC. 

Modal ini membuat Ganjar dianggap mampu berpasangan dengan siapa saja. Baik sebagai Calon Presiden maupun Calon Wakil Presiden. 

Hasil survei, kombinasi pasangan calon presiden dan calon wakil presiden yang dinilai publik ideal, adalah sosok ketua umum/pimpinan partai politik dan sosok populer.

“Dari situ kita buat simulasi, siapa Ketua Umum yang mau maju dan figur yang punya popularitas. Kita ketemu nama dan kontraskan dengan data politik itu,” ungkap Dimas. 

Baca juga : Mandat Mega Ke Puan, Pengamat: Pesan Untuk Persiapkan Diri Di Pilpres 2024

Dan, muncullah nama Ketum Golkar Airlangga Hartarto, Ketum Gerindra Prabowo Subianto, Ketum PKB Muhaimin Iskandar, Ketum PAN Zulkifli Hasan dan Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono. 

Sementara dari sosok yang populer ada Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, Erick Thohir, Ridwan Kamil dan Puan Maharani.

Dimas menjelaskan, hampir 40 persen dari responden survei adalah kaum muda. Dalam pilihan mereka tersirat keinginan dan harapan mereka pada Pemilu 2024. 

Dalam situasi krisis dan pasca krisis, sebuah bangsa harus mengambil harmoni, mencari keseimbangan. 

“Kita rugi sebagai bangsa jika terjebak dalam kontestasi politik. Bahwa Pemilu bukan mencari perbedaan, tetapi persamaan," kata Dimas.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.