Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Sebanyak 30 Persen Tidak Bekerja Saat WFH

ASN Malas Dipecat Saja!

Senin, 25 Juli 2022 06:20 WIB
Ilustrasi work from home. (Foto: istimewa).
Ilustrasi work from home. (Foto: istimewa).

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemberlakuan WFH di saat pandemi Covid-19 ternyata tidak dimanfaatkan semua ASN (Aparatur Sipil Negara) untuk menggenjot kinerjanya. Justru, 30 persen ASN nggak ngapa-ngapain alias tidak bekerja selama WFH.

Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN), Bima Haria Wibisana mengungkapkan, data tersebut didapat dari survei Google selama Pemerintah menerapkan kebijakan 100 persen work from home (WFH) pada masa awal pandemi Covid-19.

“Dari data itu saja kita tahu, 30 persen ASN (aparatur sipil negara) nggak ngapa-ngapain,” ungkap dia.

Bima menuturkan, 30 persen ASN mengaku bekerja lebih berat saat WFH, 40 persen menganggap beban kerjanya sama seperti saat work from office (WFO), dan 30 persen sisanya tidak menjawab survei tersebut.

Baca juga : Banyak Utang Tak Berarti Miskin

“Sebanyak 30 persen sisanya tidak menjawab mungkin (karena pekerjaannya) lebih ringan atau tidak bekerja,” tuturnya.

Lebih lanjut, Bima menjelaskan, kalau 40 persen ASN yang mengaku beban kerjanya sama saja itu dipaksa bekerja lebih banyak lagi, maka jumlah ASN yang tidak ngapa-ngapain akan jadi lebih besar. Mungkin, separuh dari ASN bakal tidak bekerja.

“Jadi ASN kita itu terlalu banyak. Tapi tidak punya kompetensi kerja yang cukup,” katanya.

Untuk diketahui, jumlah ASN kini sekitar 4,25 juta orang. Terdiri atas 3,9 juta pegawai negeri sipil (PNS) dan 351 ribu pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK).

Baca juga : Ganda Putra Berjaya, Fajar/Rian Sikat 5 Wakil Malaysia

Menurut Bima, banyaknya ASN yang tidak bekerja saat WFH terjadi karena ketidakmampuan mereka menggunakan teknologi digital. ASN beralasan tidak bisa mempelajari teknologi digital karena sudah berusia lanjut.

“Itu mungkin bukan tidak mampu, tapi tidak mau belajar,” cetus Bima.

Bima mengatakan, permasalahan baru muncul ketika Pemerintah kembali menerapkan skema WFO. Para ASN yang sudah terbiasa bekerja WFH selama dua tahun terakhir, banyak yang meminta bekerja dari rumah lagi.

“Pak, kita kan sudah hampir 2 tahun WFH oke oke saja tuh, kinerja kita terpenuhi, pelayanan publik tercapai. Apa kami harus WFO,” ungkapnya.

Baca juga : Gandeng Dirjen Pajak, BRI Teken Kerja Sama Implementasi Aplikasi PSIAP

Setelah WFH diperbolehkan kembali, muncul lagi pertanyaan baru. Para ASN mempertanyakan apakah jam kerja mereka tetap dari pukul 08.00 hingga 16.00 ketika WFH.

“Jam kerja ASN tetap seperti biasa meskipun WFH,” katanya.

“Kemudian ada pertanyaan lagi, kalau saya menyelesaikan pekerjaan lebih cepat, apakah saya bisa menggunakan sisa waktu untuk diri saya? Boleh saja, tapi untuk apa sih. Mereka jawab, kami ingin bangun startup,” imbuhnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.