Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Soal Pencapresan Prabowo Subianto

Kader Gerindra Diminta Sabar Nunggu Rapimnas

Rabu, 27 Juli 2022 08:00 WIB
Elektabilitas Ketua Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Prabowo Subianto di bursa Capres 2024 menurun. (Foto: Antara/Feny Selly)
Elektabilitas Ketua Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Prabowo Subianto di bursa Capres 2024 menurun. (Foto: Antara/Feny Selly)

RM.id  Rakyat Merdeka - Elektabilitas Ketua Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Prabowo Subianto di bursa Capres 2024 belakangan ini menurun. Agar tidak terus nyungsep, Menteri Pertahanan itu disarankan untuk menyatakan dengan tegas kesediaan bertarung di Pilpres 2024.

Direktur Eksekutif Politika Research and Consulting (PRC) Rio Prayogo mengingatkan, elektabilitas Ketua Umum Prabowo dalam bursa calon presiden (Capres) sudah disalip Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.

Baca juga : Poros Prabowo-Puan: Gerindra Dan PDIP King Maker Pilpres 2024

Dalam survei PRC teranyar, Anies beradas di nomor urut dua setelah Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Padahal, biasanya, Anies berada di posisi ketiga. Dikatakan, Prabowo terus mengalami penurunan elektoral sejak Pilpres 2019 lalu. Dari 47 persen hingga Juli 2022 hanya tersisa 17.9 persen. “Tinggal 17 persenan dalam model top of mind, meraih 20 persen di simulasi 10 nama, dan hanya 24, 8 dalam simulasi 3 nama. Sudah disalip Anies dan jauh ditinggalkan Ganjar,” tutur Rio saat berbincang dengan Rakyat Merdeka, kemarin.

Mengapa elektabilitas Prabowo terus menurun? Kata Rio, karena basis utama pemilih Prabowo dalam Pilpres 2019 di Pulau Sumatera dan Jawa Barat terbagi rata dengan Anies Baswedan yang punya irisan ideologis sama.

Baca juga : Pengacara Julianto Ekaputra Minta Semua Pihak Hormati Proses Hukum

Untuk membalikkan keadaan, Rio menyarankan, saatnya Prabowo menegaskan sikap. Akan maju atau tidak dalam Pilpres 2024. “Prabowo sudah cukup bermain aman, bermain antara iya dan tidak. Publik dibuat bingung atas sikapnya soal masa depan politiknya,” katanya.

Jika memutuskan maju, maka Prabowo dan Gerindra wajib kembali menghidupkan simpul-simpul basis lamanya. Prabowo juga perlu menjelaskan alasan keberadaannya dalam pemerintahan Presiden Jokowi-Ma’ruf Amin yang merupakan rival sengitnya di Pilpres 2019.

Baca juga : Survei LANSKAP: Prabowo Subianto Lebih Mentereng Di Jateng Dan Jatim

Dikatakan, sebagian besar pemilih Prabowo pada dua Pilpres terakhir masih memikul beban psikologis tersebut. Misalnya, kelompok kanan yang dulu amat getol memberikan dukungan kepada Prabowo disebut-sebut kecewa dengan masuknya Prabowo ke koalisi pemerintahan Presiden Jokowi. ”Kalau tidak maju, segera tawarkan kader lain. Misalnya, Sandiaga S Uno sebagai cawapres dari Gerindra. Sebab Sandiaga ini konsisten dipilih publik sebagai cawapres terbaik dari berbagai simulasi dengan pasangan manapun. Dengan begitu, ruang permainan Gerindra semakin luas dan strategis,” papar Rio.

Sekadar informasi, berdasarkan hasil Lembaga Survei PRC yang dirilis Minggu (24/7), Ganjar menempati posisi teratas dengan elektabilitas sebesar 30 persen. Pada simulasi 10 nama ini, Ganjar unggul sangat jauh berada di atas Anies, Prabowo, dan nama-nama lainnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.