Dark/Light Mode

Literasi Digital Harus Bisa Dorong Pancasila Jadi Living Ideology

Sabtu, 30 Juli 2022 16:19 WIB
Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP Antonius Benny Susetyo (Foto: Istimewa
Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP Antonius Benny Susetyo (Foto: Istimewa

 Sebelumnya 
Pendidikan kritis melahirkan sikap dan cara berpikir yang tidak mudah dimanipulasi oleh pihak-pihak yang menggunakan proganda sebagai alat untuk mengaduk emosi publik lewat ujaran kebencian dan SARA.

Ia mengatakan ujaran kebencian banyak dilakukan oleh orang dengan rata-rata usia 40 tahun ke atas. Oleh karena itu dengan kemampuan anak-anak muda generasi milenial menciptakan konten positif bisa mempengaruhi pergerakan tak terbatas ruang dan waktu.

Menurutnya kecerdasan masyarakat dalam menggunakan media sosial hanya bisa dibangun lewat sebuah kesadaran kritis, dengan cara mendidik rakyat untuk lebih mampu memilih berita dan konten yang memiliki sumber akurat.

"Di sinilah pentingnya pendidikan literasi media. Literasi media secara singkat dapat dikatakan sebagai kemampuan menerima informasi dari media secara kritis. Juga mengkritisi sisi lain dari informasi tersebut yang berada di luar teks," ujar Romo Benny.

Kebohongan yang diulang-ulang akan menjadi kebenaran.jika kita memiliki kesadaran literasi maka kita bisa memiliki alat untuk mempersatukan bangsa ini dan menghidupkan nilai-nilai kemanusiaan di dalamnya.

Baca juga : Kepala BPIP Dorong Program KKN Pancasila

Misalnya: siapa yang memberikan informasi? Siapa pemilik medianya? Siapa yang membiayainya? Apa sih tujuannya menyebarkan informasi tersebut?

Untuk kepentingan siapa informasi tersebut disebarkan? Siapa yang diuntungkan dan siapa yang dirugikan dengan tersebarnya informasi tersebut? Dan seterusnya.

Sebab mesti kita sadari, kebanyakan media yang ada dewasa ini dibangun berdasarkan atas dua kepentingan besar, yakni kepentingan politis atau kepentingan ekonomi; bahkan mungkin kedua-duanya, kepentingan politis dan ekonomi.

Kemampuan masyarakat dalam menyeleksi berita yang tidak jelas sumbernya, hanya bisa dilakukan dengan cara pendidikan yang memerdekakan.

Buah pendidikan yang memerdekakan menurutnya adalah menciptakan manusia kritis, sebagaimana berulang kali pernah ditekankan oleh Romo Mangunwijaya, bahwa siswa harus memiliki kekritisan dalam merespon situasi.

Baca juga : Hidayat Doakan Pencak Silat DKI Jadi Juara Umum Di Malaysia

"Tanpa kemampuan itu, hoaks akan selalu menjadi hantu. Orientasi pendidikan sejatinya adalah untuk memerdekakan dan membebaskan, "memanusiakan manusia" melalui proses "humanisasi" dan "hominisasi" yang secara singkat kita sebut dengan "humaniora"," ujarnya.

Tetapi dalam kenyataannya, pendidikan hampir selalu bertolak belakang dengan humanisme, dan ini bukanlah sesuatu hal yang baru.

Romo Benny mengatakan, di Indonesia, dengan konsep yang terus berjalan seperti ini, belenggu-belenggu dari sisa feodalisme khas Jawa dan kolonial, pendidikan menjadikan siswa sebatas sebagai kader-kader politik mini dan sumber daya manusia yang disiapkan untuk melaksanakan dan mendengarkan apa yang menjadi kepentingan pemerintah dan kaum usahawan melalui indoktrinasi.

Padahal, dampak dari konten positif ini adalah munculnya ruang kreasi seni dengan budaya lokal yang kuat. Bagaimana Ruang digital ini menjadikan Pancasila sebagai habituasi.

Kekuatan Publikasi digital dan dukungan dari media secara persuasive diharapkan membuat Pancasila nantinya menjadi living ideology dan working ideology.

Baca juga : Seminar Literasi Digital Di Pesantren, Semoga Santri Bijak Gunakan Internet

Dalam prakteknya Presiden Jokowi ingin menjadikan sila ke-3 dan sila ke-5 terimplementasi merata di seluruh Indonesia.

"Hal itu sudah terlihat baik dari pemerataan pembangunan maupun perbaikan SDM di masing-masing wilayah di Indonesia.Pancasila itu sampai saat ini merupakan kesepakatan sehingga kita bisa hidup dengan damai," pungkasnya. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.