Dark/Light Mode

Gobel Puji Kota Hokota, 60 Tahun Lalu Miskin, Tapi Kini Jadi Pemasok Utama Sayuran Di Jepang

Rabu, 3 Agustus 2022 16:03 WIB
Wakil Ketua DPR Rachmat Gobel saat mengunjungi areal pertanian di Hokota, Jepang, Rabu (8/8). (Foto: Istimewa)
Wakil Ketua DPR Rachmat Gobel saat mengunjungi areal pertanian di Hokota, Jepang, Rabu (8/8). (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Wakil Ketua DPR Bidang Koordinasi, Industri, dan Pembangunan (Korinbang) Rachmat Gobel, memimpin delegasi DPR untuk mengunjungi Kota Hokota, yang berjarak 100 km dari Tokyo, Jepang.

“Sekitar 60 tahun lalu, kota ini adalah kota yang miskin, tapi kemudian berhasil mengubah keadaan dengan menjadi pemasok sayur-sayuran di Jepang. Bahkan, untuk sejumlah produk menjadi nomor satu. Produk premiumnya beredar seluruh Jepang,” kata Gobel, usai melakukan dialog dengan Wali Kota Hokota, Kishida dan berkunjung ke areal pertanian milik keluarga Murata, Rabu (8/8).

 

Delegasi Indonesia dan Jepang berfoto dengan melon Ibaraki, level manisnya di atas 16. (Foto: Istimewa)

 

Dalam kesempatan itu, Gobel (Partai Nasdem) didampingi Ketua dan Anggota Komisi IV, Sudin (PDIP) dan Alien Mus (Partai Golkar), anggota Komisi XI Kamrussamad (Partai Gerindra) dan Charles Meikyansyah (Partai Nasdem), serta anggota Komisi VI Subardi (Partai Nasdem) dan Abdul Hakim Bafagih (PAN).

Dalam kunjungan ke Hokota ini, juga didampingi Duta Besar Indonesia untuk Jepang, Heri Akhmadi. Saat di Kantor Wali Kota, delegasi DPR disuguhi ubi jalar dengan rasa yang sangat manis.

Baca juga : 11 Tahun Raih Peringkat 1, TP Link Komit Hadirkan Produk Unggulan Di 170 Negara

Ubi itu dipanen pada Oktober 2021, namun baru disajikan sekarang. Ubi disimpan dalam gudang, dengan suhu yang dingin. Inilah salah satu faktor penyebab ubi ini menjadi lebih manis.

Saat jamuan makan siang, Wali Kota Kishida Kazuo juga menghidangkan melon. Inilah produk unggulan Kota Hokota.

Melon Ibaraki dikenal sebagai melon termanis di dunia dengan level kemanisan di atas 16. Kishida juga memaparkan produk unggulan Hokota lainnya, yaitu strawberi.

Buah warna merah ini, per bijinya bisa mencapai Rp 500 ribu. Produk lainnya adalah timun, pare, wortel, lobak, dan berbagai jenis sayuran lainnya.

Pada kesempatan itu, delegasi DPR juga mengunjungi lahan pertanian milik keluarga Murata. Di lahan seluas 2 hektar ini, terdapat sembilan pekerja Indonesia yang berasal dari Singaraja, Bali.

Mereka sedang magang selama tiga tahun. Mereka mengaku dikirim oleh Pemda setempat, untuk belajar bagaimana cara bertani yang unggul di Hokota.

Baca juga : Donald Trump Dan Melania Hadiri Pemakaman Ivana Trump Di New York

Di Hokota, terdapat 543 orang Indonesia yang sedang magang bertani.

“Kami puas dengan kinerja mereka. Mereka rajin dan jujur,” kata Kishida.

Rasa senang juga disampaikan Kazutoshi Murata, pemilik pertanian Murata, yang mempekerjakan mereka.

Kazutoshi merupakan generasi ketiga keluarga Murata, yang mengelola pertanian strawberi tersebut. Murata menjelaskan, strawberi Kota Hokota bisa unggul karena tiga faktor: bibit, pengolahan tanah, dan perlakuan terhadap tanaman.

Sebelum ditanami, tanah dipanaskan dengan suhu 64 derajat Celcius, selama tiga pekan. Tujuannya, untuk membunuh hama yang ada di tanah, serta untuk menyuburkan tanah.

“Kami tidak menggunakan pestisida maupun pupuk kimia. Kuncinya pada pengaturan suhu, keseimbangan keasaman tanah, nutrisi, dan pengaturan air,” beber Kazutoshi.

Baca juga : Selangkah Lagi, Bek Ajax Ini Masuk Barisan Eik Ten Hag

Semuanya menggunakan green house, sehingga lebih mudah pengontrolannya.

Kazutoshi bercerita, saat pertama kali membangun pertanian di Hokota, mereka tidak bekerja sama dengan pihak universitas maupun dengan pabrik pupuk.

“Kami memanfaatkan para ahli di sini, serta kerja keras para petani. Kami terus melakukan perbaikan dan beruji coba untuk menghasilkan yang terbaik. Contohnya ubi. Ubi itu berasal dari ubi yang ada di sini sejak dulu,” jelasnya.

Mereka juga terus melakukan upaya menciptakan bibit, dengan varietas yang terbaik.

“Jadi kami melakukannya secara mandiri,” kata Kazutoshi. 

Selain itu, mereka juga belajar dari daerah lain, yang saat itu pertaniannya sudah lebih maju. “Tapi sekarang, mereka semua menjadi belajar ke kami,” ucap Kazutoshi.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.