Dark/Light Mode

APBN Untuk Subsidi Sangat Besar

Jokowi: Kalau Bisa Tahan Alhamdulillah, Kalau Tidak?

Minggu, 14 Agustus 2022 07:55 WIB
Presiden Jokowi. (Foto: Biro Pers)
Presiden Jokowi. (Foto: Biro Pers)

 Sebelumnya 
Sebelumnya, Kementerian Keuangan telah menaikkan alokasi subsidi energi tahun 2022 menjadi 34 miliar dolar AS atau sekitar Rp 502 triliun.

Kenaikan subsidi terhadap BBM yang semula Rp 170 triliun, kini sudah mencapai Rp 502 triliun.

Tujuannya, untuk menjaga harga BBM dan tarif listrik di tengah kenaikan harga energi global dan depresiasi rupiah.

Baca juga : Erick: Pak Jokowi Minta Solar Buat Nelayan Kecil Tidak Naik

Direktur Jenderal (Dirjen) Anggaran Kementerian Keuangan Isa Rachmatarwata menjelaskan, peningkatan alokasi itu diperlukan selain untuk menstabilkan harga energi, juga menjaga daya beli masyarakat.

Hal tersebut bisa membantu menjaga inflasi di ekonomi terbesar di Asia Tenggara ini relatif rendah, pada angka 4,94 persen bulan lalu. Bank Indonesia juga mengatakan, ini memberikan ruang untuk menunda kenaikan suku bunga.

“Anggaran subsidi mengasumsikan penjualan solar bersubsidi sepanjang tahun akan mencapai 14,9 kiloliter (kl) dan penjualan Pertalite sebesar 23,1 kl. Tetapi volume penjualan saat ini telah mencapai sekitar level tersebut,” bebernya.

Baca juga : Jokowi: UKM Jangan Cuma Jago Kandang

Menteri Keuangan Sri Mulyani meminta Pertamina mengatur penjualan agar BBM subsidi hanya diberikan kepada mereka yang berhak. Mengingat, penjualan sudah mencapai batas yang ditentukan.

“Makanya kami meminta kepada Pertamina mengontrol (volume penjualan) agar APBN tak mendapat tekanan tambahan,” katanya.

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif menyatakan, Pemerintah terus berupaya agar inflasi tidak tinggi dan menjaga harga di sektor energi dan pangan.

Baca juga : KIB Tahan Lama Gak Nih?

Dia mengatakan, Pemerintah belum berencana menaikkan harga BBM bersubsidi. Hingga saat ini, Pemerintah masih mengevaluasi perkembangan ekonomi global yang menyebabkan melambungnya harga minyak.

Saat ditanya soal pernyataan Presiden Jokowi kerap menyinggung besarnya subsidi BBM, Arifin menyebut, Pemerintah berharap eskalasi global dapat mereda supaya harga minyak kembali turun.

“Jangan sampai menjadi resesi, kemudian semua jatuh, tak ada pertumbuhan,” tandas Arifin. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.