Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Pebulutangkis Muda Indonesia Syabda Perkasa Wafat Usai Kecelakaan
- Ini Sederet Prestasi Almarhum Syabda Perkasa Belawa
- Awal Pekan, Rupiah Masih Kurang Tenaga
- Dubes RI Untuk Inggris Desra Jamu Dan Semangati Tim Indonesia Di All England
- Incar Pasar Anak Muda, Bank Mandiri Relaunching Kartu Kredit Khusus Pegolf
Rakyat Kecil dan Mahasiswa Menderita
Hima Persis Minta Pemerintah Tak Naikkan Harga BBM
Minggu, 21 Agustus 2022 06:20 WIB

RM.id Rakyat Merdeka - Ketua Umum Pimpinan Pusat Himpunan Mahasiswa Persatuan Islam (PP Hima Persis) Ilham Nurhidayatullah menolak wacana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite. Hima Persis menilai, masyarakat ekonomi menengah ke bawah masih sangat membutuhkan BBM bersubsidi.
"Kami memandang masyarakat masih membutuhkan Pertalite dengan harga yang terjangkau. Karena diketahui, Pertalite ini dikonsumsi masyarakat menengah ke bawah," ucap Ilham, Minggu (21/8).
Berita Terkait : Relawan Puan Minta Pemerintah Maksimalkan Gandum Lokal
Menurutnya, kenaikan harga BBM subsidi diprediksi akan berefek pada kenaikan harga bahan kebutuhan pokok lainnya. Hal ini akan membuat perekonomian masyarakat, yang berangsur pulih setelah pandemi Covid-19, kembali memburuk.
"Masyarakat bawah masih berjuang untuk pulih. Efek pandemi Covid-19 cukup berdampak pada perekonomian masyarakat," sebutnya lagi.
Hima Persis juga menilai, kenaikan harga BBM bersubsidi akan berdampak pada keberlangsungan pendidikan mahasiswa. Penurunan tingkat ekonomi efek pandemi Covid-19 mengakibatkan banyak mahasiswa mengajukan penurunan Uang Kuliah Tunggal (UKT) sampai tahun ini.
"Sebaiknya Pemerintah membatalkan rencana itu. Rekan-rekan mahasiswa yang terdampak akibat Covid-19 harus menderita lagi akibat kenaikan BBM ini," tutup Ilham.
Berita Terkait : DPP KNPI Dan PBNU Bahas Peran Pemuda Perkuat Persatuan Nasional
Wacana kenaikan BBM saat ini semakin kencang. Pemerintah juga sudah beberapa kali memberi kode. Presiden Jokowi berkali-kali menyampaikan, subsidi BBM tahun ini mencapai Rp 520 triliun akibat melambungnya harga minyak dunia. Kalau APBN sudah tak kuat lagi, mau tak mau Pemerintah harus menaikkan harga BBM.
Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan juga menyampaikan hal serupa pada Kuliah Umum di Universitas Hasanuddin, Jumat (19/8). Bahkan, Luhut memberi kode jika kenaikan harga BBM kemungkinan diumumkan Presiden Jokowi, pekan depan.■
Tags :
Berita Lainnya