Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Romo Benny Raih Doktor Bidang Komunikasi, Bamsoet Beri Pujian

Rabu, 24 Agustus 2022 19:53 WIB
Sidang promosi doktor Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP Benny Susetyo, di Universitas Sahid, Jakarta, Rabu (24/8). (Foto: Istimewa)
Sidang promosi doktor Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP Benny Susetyo, di Universitas Sahid, Jakarta, Rabu (24/8). (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Benny Susetyo berhasil meraih gelar doktor bidang ilmu komunikasi dengan yudisium 'sangat memuaskan', dari Universitas Sahid, Jakarta, Rabu (24/8). Ketua MPR Bambang Soesatyo yang hadir dalam sidang promosi doktor Romo Benny Susetyo, memberikan pujian.

Sidang terbuka promosi doktor Romo Benny tersebut dihadiri juga Anggota Wantimpres Irjen Pol (Purn) Sidarto Danusubroto, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Stafsus Presiden Bidang Kebudayaan Sukardi Rinakit, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Prof Abdul Mu'ti, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Indonesia ke-13 Andrinof Chaniago, Ketua Badan Pengurus SETARA Institute Hendardi, serta pakar komunikasi politik Effendi Ghazali.

Baca juga : Kajati Jabar Raih Profesor Kehormatan UPI, Bamsoet Ikut Happy

Mengangkat judul penelitian “Konstelasi Kekuasaan di Balik Komunikasi Presidensial dalam Isu Intoleransi (Analisis Wacana Kritis Pernyataan Presiden Joko Widodo dalam Kasus Meliana Tahun 2016)”, Romo Benny menangkap bahwa Presiden Jokowi menggunakan strategi politic of exception untuk mengangkat masalah Meliana di Tanjungbalai pada 2016 pada kondisi yang disebut sebagai state of emergency (keadaan darurat).

Bamsoet, sapaan akrab Bambang, menjelaskan, melalui penelitian disertasinya, Romo Benny juga mengungkapkan bahwa dalam kasus Meliana, terjadi pertarungan wacana dan juga ideologi yang memperhadapkan isu toleransi dan keberagaman di satu sisi. Berlawanan dengan dominasi mayoritas yang mendesak wacana penegakan hukum terhadap orang atau kelompok yang dianggap 'menista' simbol-simbol yang disakralkan.

Baca juga : Jokowi Kasih Jempol Menteri Erick

"Dalam penelitiannya, Romo Benny menyimpulkan bahwa dalam melakukan komunikasi politik menghadapi kasus Meliana yang dituduh menistakan Islam karena mengeluhkan volume suara azan yang dianggapnya terlalu keras, Presiden Joko Widodo selalu berusaha merangkul berbagai kelompok yang saling bertentangan," jelas Bamsoet.

Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini menekankan, melalui disertasi Romo Benny, dapat dilihat bahwa penggunaan politik identitas dalam konteks apa pun, tidak akan membawa manfaat yang besar bagi bangsa. Justru sebaliknya, malah akan mendatangkan perpecahan.

Baca juga : Pengen Lagi Dan Lagi, Utang Luar Negeri Seperti Candu

"Besarnya jumlah suku dan agama, menjadi kekuatan sekaligus titik rentan bagi bangsa Indonesia. Karena itu, sangat penting bagi setiap orang untuk mengedepankan sikap tenggang rasa dan saling menghargai satu sama lain. Jika pun terjadi kesalahpahaman, tidak selamanya harus diselesaikan melalui jalur hukum yang kadang kala justru malah melahirkan masalah baru. Namun ada kalanya setiap permasalahan bisa diselesaikan secara kekeluargaan dengan mengedepankan musyawarah dan saling pengertian," pungkas Bamsoet.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.