Dark/Light Mode

Beri Pembekalan Ke Wisudawan UNS, Karjono BPIP Bicara Pancasila Sejati

Senin, 29 Agustus 2022 10:23 WIB
Wakil Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Karjono, memberikan pembekalan kepada wisudawan dan wisudawati mahasiswa S1 dan S2 Fakultas Hukum Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta (UNS), Jawa Tengah. (Foto: Ist)
Wakil Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Karjono, memberikan pembekalan kepada wisudawan dan wisudawati mahasiswa S1 dan S2 Fakultas Hukum Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta (UNS), Jawa Tengah. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Wakil Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Karjono, memberikan pembekalan kepada wisudawan dan wisudawati mahasiswa S1 dan S2 Fakultas Hukum Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta (UNS), Jawa Tengah. 

Acara digelar di Hotel Sahid jaya, Surakarta, pada Jumat (26/8). 

Dalam pebekalan yang berjudul “Strategi Sukses Birokrat Muda, Sebagai Agen Utama Reformasi Birokrasi", Karjono berbagi pengalaman dan kiat sukses menjadi  birokrat. 

Karjono mengawali pembekalan dengan  memperkenalkan Salam Pancasila yang digagas Ketua Dewan Pengarah BPIP Megawati Soekarnoputri. Salam itu diadopsi dari pekik "Merdeka" yang ditetapkan oleh Bung Karno melalui Maklumat 31 Agustus 1945. Karjono menyampaikan bahwa sejatinya Salam Pancasila memiliki ruh salam kebangsaan yang menyatukan Indonesia yaitu Salam Merdeka.

Baca juga : Yayasan Karya Bhakti RIA Gelar Upacara Bareng Lansia

Karjono menjelaskan, peran birokrat sangat strategis dalam menentukan arah lembaga. Karena itu, seorang birokrat wajib menjunjung tinggi ideologi Pancasila. Yang juga penting, seorang birokrat tidak hanya pintar, tapi juga  harus benar dan bersikap serta berperilaku baik.

Ia mengutip wejangan yang disampaikan pengasuh pondok pesantren Al Anwar, Rembang almarhum KH Maimoen Zubair yaitu "wong bener-wong pinter”

Karjono berpesan, ada tiga aspek yang harus dimiliki dan dikuasai para birokrat muda, yaitu kemampuan bela negara, revolusi mental, dan pemahaman terhadap empat pilar wawasan kebangsaan.

Ia menilai, UNS merupakan Benteng Pancasila yang menjadi tempat untuk memperkuat dan mempertahankan ideologi, dasar negara dan falsafah bangsa, yakni Pancasila. "Maka adik-adik harus paham sejatinya Pancasila atau Pancasila Sejati," kata Karjono.

Baca juga : Kecam Penikaman Salman Rushdie, JK Rowling Diancam Via Twitter

Ia lalu memaparkan Pancasila Sejati atau Sejatinya Pancasila merupakan satu kesatuan yang lahir pada 1 Juni 1945, piagam Jakarta 22 Juni 1945, kemudian menjadi perjanjian luhur bangsa pada sidang PPKI pada 18 Agustus 1945 sampai dengan ditetapkan Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2016 tentang Hari Lahir Pancasila, serta testimoni pelaku sejarah oleh Bung Hatta yang memberikan kuasa kepada Guntur, dan testimoni Dr Radjiman Wediodiningrat, dan pelurusan sejarah oleh AB Kusuma. "Sejatinya Pancasila lahir 1 Juni 1945," ujarnya.

Di sisi lain, Karjono memaparkan kondisi masyarakat saat ini terhadap kepatuhan dan bela negara. Berdasarkan survei Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), terdapat 12,1 persen pria berpotensi terpapar radikalisme, sedangkan pada wanita sebesar 12,3 persen.

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara beberapa waktu lalu juga menyebutkan, setiap bulan terdapat 10 ASN dipecat karena terpapar radikalisme dan terorisme. “Mereka tidak memegang sumpah jabatan, ingin mengganti dasar negara, serta melawan UUD dan ideologi negara (Pancasila)," papar Karjono.

Karjono menyampaikan kepada para wisudawan dan wisudawati kata kata mutiara dari proklamator Soekarno "Jas Merah jangan sekali melupakan sejarah dan jasa pahlawan, karena jasa mereka yang membuat indonesia merdeka. Kita wajib juga mengingat Jas Hijau, jangan sekali kali melupakan jasa ulama atau tokoh keagamaan karena mereka juga menggerakkan para masyarakat untuk berjuang melawan penjajah," ucapnya. 

Baca juga : BPIP Kenalkan Pancasila Lewat Musik

Di sisi lain para generasi muda wajib untuk bersikap optimis. Terakhir, Karjono berpesan agar tidak ikut-ikutan menyebarkan hoaks dan ujaran kebencian. Hidup bertoleransi, melestarikan budaya, memakai produk Indonesia, berprestasi mengharumkan nama bangsa, baik nasional maupun di dunia internasional, serta menjaga nama baik bangsa dan negara.

“Adik-adik sebagai pemuda, sebagai pemegang estafet kepemimpinan bangsa, agen penggerak perubahan maka harus berperan aktif untuk menjadi pelopor cita-cita Indonesia, kemudian  adik-adik mahasiswa yang telah lulus dari universitas sebelas maret tidak hanya mengandalkan kemampuan kepintaran dan kepandaiannya saja, namun yang lebih penting dan utama diiringi dengan pembangunan karakter, kepribadian, kepatuhan dan ketakwaan," urainya. 

Dalam kuliah umum ini turut hadir Jajaran Dekanat Fakultas Hukum Universitas Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta, Ikatan Alumni Fakultas Hukum UNS, Dosen serta para Civitas Akademika.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.