Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Demi Kembalikan Kejayaan

Koperasi Siap Nih, Bangun Pabrik Minyak Makan Merah

Senin, 11 Juli 2022 07:55 WIB
Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki. (Foto: Dok. Kemenkop UKM)
Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki. (Foto: Dok. Kemenkop UKM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Visi menjadikan koperasi sebagai agregator sekaligus konsolidator bagi para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) terus dikampanyekan Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki.

Ia meyakini, jika terus dikembangkan secara konsisten, koperasi-koperasi yang berkualitas dan modern akan lahir.

Salah satu terobosan yang tengah digenjot Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) adalah membuat koperasi mampu menjadi bagian rantai pasok, serta ekosistem ekonomi nasional. Khususnya, di sektor pangan.

Baca juga : Teten Dorong Koperasi Bangun Pabrik Minyak Makan Merah

Mewujudkannya, Menteri Teten menggodok program produksi minyak makan merah alias Red Palm Oil (RPO) oleh koperasi. Minyak makan merah merupakan inovasi dari produk turunan kelapa sawit selain Crude Palm Oil (CPO).

Minyak makan merah yang dikelola koperasi ini, diyakini bisa menjadi alternatif solusi untuk mengatasi persoalan minyak goreng yang harganya masih membumbung tinggi.

Sekaligus, solusi bagi terus menurunnya harga tandan buah segar (TBS) sawit dan CPO, yang membuat petani menjerit.

Baca juga : Pemprov DKI dan Kementan Kolaborasi Jamin Kestabilan Harga Hewan Kurban Dan Pangan Jelang Idul Adha

“Saya sedang ditugaskan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk membangun pabrik minyak makan merah,” katanya dalam obrolan santai saat ditemui Rakyat Merdeka di kantor pribadinya, Jumat (8/7).

Ia menyebut, selama ini petani sawit hanya menjual tandan buah segar alias TBS-nya saja. Pemerintah ingin, ada value added di sana.

Gayung bersambut, Teten bilang, ada teknologi mesin yang dikembangkan Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Kota Medan.

Baca juga : Juara Malaysia Open, Apri/Fadia Langsung Bidik Gelar Masters

“Mereka membuat pabrik CPO mini dan pengolahan dari CPO ke RPO, atau kita menyebutnya minyak makan merah,” jelasnya.

Mantan Kepala Staf Presiden ini membeberkan, mesin pengolah CPO ke RPO tersebut mampu memproduksi 10 ton minyak makan merah per hari dari 50 ton kelapa sawit.

Jadi, rata-rata lahan kelapa sawit yang dibutuhkan minimal 1.000 hektar (ha). Sementara untuk pabriknya, hanya membutuhkan lahan seluas 2,5 ha.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.