Dark/Light Mode

Ide Menteri Erick Tambah Armada Pesawat Bikin Garuda Makin Kinclong

Senin, 29 Agustus 2022 10:35 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir. (Foto: Istimewa)
Menteri BUMN Erick Thohir. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Garuda Indonesia mulai berbenah setelah mendapatkan kepastian dengan kreditur melalui Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) serta mendapatkan Penyertaan Modal Negara (PMN).

Bahkan, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir memastikan jumlah armada Garuda bakal bertambah menjadi 120 unit hingga akhir tahun 2022.

Head of Research Jarvis Asset Management Andri Ngaserin menilai, ide Menteri Erick Thohir untuk menambah armada Garuda sangat tepat. Terlebih lagi kebutuhan akan angkutan udara di Indonesia pasca Covid 19 sudah semakin meningkat.

Menurut Andri, penambahan armada itu merupakan keharusan agar operasional Garuda kembali membaik.

Baca juga : Menteri Erick: Patimban Dan Kertajati Jadi Pusat Logistik

"Keberhasilan PKPU dan adanya tambahan PMN, membuat potensi Garuda untuk menggembangkan usaha dan menggembalikan profitabilitasnya semakin besar. Beban hutang berkurang signifikan dan jumlah armada diperbanyak itu akan membuat kinera keuangan Garuda kembali sehat. Sehingga rencana Menteri Erick untuk menggembalikan jumlah armadanya seperti dahulu sangat tepat dilakukan," ungkap Andri saat dihubungi, Senin (29/8).

Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas. Padjadjaran Prof. Maman Setiawan menyebut, penambahan armada pesawat Garuda membuat kinerja keuangan menjadi lebih sehat. Sekaligus juga sangat tepat untuk memecah kosentrasi market yang sangat tinggi di industri penerbangan nasional.

Sebab saat ini industri penerbangan Nasional sudah dikuasai oleh Lion Air Group secara natural. Karena berkurangnya armada pesawat Garuda.

Menurut Wawan, sebenarnya kosentrasi yang tinggi di pasar merupakan suatu yang wajar. Sepanjang Pemerintah tidak membatasi pelaku usaha untuk masuk ke industri penerbangan nasional. Konsentrasi market ini mulai terjadi ketika Kementerian Perhubungan menerapkan batas bawah dan atas industri penerbangan di Indonesia.

Baca juga : Frekuensi Penerbangan Garuda Naik 32 Persen

Maman menambahkan, Pemerintah memiliki 2 cara untuk dapat menekan harga tiket pesawat di Indonesia. Pertama adalah membuka peluang pelaku usaha untuk masuk ke industri Penerbangan nasional. Kedua, engan menambah jumlah armada pesawat yang saat ini beroperasi di Indonesia.

"Langkah Menteri Erick Thohir menambah armada pesawat Garuda sudah tempat. Ini membuat konsumen memiliki banyak pilihan perusahaan penerbangan. Kebijakan ini merespon perintah Presiden Jokowi untuk menurunkan tiket pesawat sekaligus untuk menciptakan persaingan usaha yang sehat," ungkap Maman.

Maman menilai, Perintah Presiden untuk menurunkan harga tiket pesawat di Indonesia sah dilakukan ketika terjadi kegagalan pasar. Maman melihat saat ini sudah terjadi kegagalan pasar di industri penerbangan nasional.

Menurut Maman, jika mekanisme pasar tak berjalan sebagaimana mestinya, memang diperbolehkan Negara melakukan intervensi. Tujuannya agar konsumen dan masyarakat Indonesia terlindungi.

Baca juga : Menteri Erick Nggak Gegabah Kasih Restu

"Saat ini pasar industri penerbangan belum menciptakan efisiensi. Sehingga intervensi Negara yang dilakukan Presiden Jokowi melalui Menteri Erick Thohor sudah tepat. Terlebih lagi saat pandemi Covid 19 sudah melandai, permintaan akan tiket mulai meningkat. Kalau jumlah armadanya tak ditingkatkan, maka harga tiket akan semakin mahal," ungkap Maman.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.