Dark/Light Mode

Garuda Jangan Ngoyo Tambah Armada

Ibaratnya Baru Sembuh, Jangan Disuruh Lari Dulu

Jumat, 22 Juli 2022 07:30 WIB
Pesawat Garuda Indonesia. (Foto: ANTARA).
Pesawat Garuda Indonesia. (Foto: ANTARA).

RM.id  Rakyat Merdeka - Garuda Indonesia baiknya tidak ngoyo menambah armada. Selain baru lolos dari jeratan pailit, traffic penumpang juga belum stabil pasca pandemi Covid-19.

Saran itu disampaikan Pengamat penerbangan Alvin Lie menanggapi keinginan Pemerintah agar maskapai pelat merah seperti Pelita Air Services (PAS) dan Garuda Indonesia Group menambah kapasitas penerbangan.

Diakui Alvin, kapasitas penerbangan di Indonesia menurun drastis saat ini. Sebelum pandemi Covid-19, jumlah pesawat yang dioperasikan di Indonesia mendekati 600 pesawat.

Baca juga : Bareskrim Tangkap Bos Indosurya Lagi

“Sekarang ini tinggal 300 sampai 350 pesawat, atau menyusut 40 persen. Itu ke mana? Sebagian besar ditarik lessor. Sebagian besar masih diparkir jangka panjang. Ada yang tidak ditarik lessor tapi tidak boleh dipakai karena utang Garuda masih menunggak,” beber Alvin, kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Sehingga, ia tak heran ketika kondisi penerbangan mulai pulih dan bangkit pasca diterpa pandemi, terjadi peningkatan jumlah penumpang. Sayangnya, hal ini belum diimbangi dengan penambahan kapasitas atau jumlah pesawat yang beroperasi.

Meski demikian, ia mengimbau, agar maskapai tak tergesa-gesa menambah armada. Termasuk Garuda Indonesia Group, yang baru lolos dari ancaman kepailitan.

Baca juga : Mau Ke Acara Berskala Besar, Jangan Lupa Booster Dulu

“Jumlah penumpang kan masih dinamis. Kalau kemarin sempat melonjak, itu karena ada libur sekolah, memang waktunya peak season. Mesti dilihat dulu pasca momen itu, jumlah penurunan penumpang berapa besar,” imbau Alvin.

Apalagi, lanjutnya, harga avtur sedang tinggi. Data Pertamina menyebutkan, harga rata-rata avtur di Bandar Udara Soekarno-Hatta (Soetta) naik 55,38 persen selama periode Januari-Juni 2022.

Selama periode 1-14 Juli 2022, harga avtur tercatat Rp 18.431 per liter di Soetta. Harga itu melonjak signifikan dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 9.518 per liter.

Baca juga : Waspada, Varian Baru Bisa Muncul Lagi

“Avtur naik, tiket pesawat naik. Daya beli masyarakat juga nggak sampai. Nanti khawatirnya, sudah tambah kapasitas atau armada, penumpangnya malah nggak ada. Nanti rugi lagi bagaimana?” cemasnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.