Dark/Light Mode

Prof. Taruna Ikrar: Vaksin Nusantara Lulus Uji Klinis Tahap 3

Selasa, 30 Agustus 2022 22:03 WIB
Ketua Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) Prof. Taruna Ikrar. (Foto: Istimewa)
Ketua Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) Prof. Taruna Ikrar. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua Konsil Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) Prof. Taruna Ikrar memastikan Vaksin Nusantara yang menggunakan metode sistem dendritic sel yang dirintis dirinya bersama periset lainnya telah dinyatakan lulus Uji Klinis Tahap 3.

"Update news, VakNus (Vaksin Nusantara. red)) telah lulus uji klinis Fase 3 (Fase Akhir) dengan efektivitas 96,8 persen," kata Taruna dalam keterangannya, Senin (29/8).

 Dia pun bersyukur, Vaksin Nusantara yang merupakan Proyek Dendritic Vaksin ini telah dipublikasikan di dalam jurnal internasional bereputasi internasional dengan judul 'A personal Covid-19 Dendritic Cell Vaccine Made at Point of Care: Feasibility, Safety, and Antigen Specific Cellular Immune Responses'.

Baca juga : Siap-siap, DKI Patok Tarif Parkir Tinggi Bagi Kendaraan Nggak Lulus Uji Emisi

Adapun publikasi vaksin nusantara ini terindeks di Scopus dengan Impact Factors yang sangat tinggi dengan skor 8,34. Scopus sendiri merupakan adalah pangkalan data pustaka yang mengandung abstrak dan sitiran artikel jurnal akademik.

Scopus mengandung kurang lebih 22.000 judul dari 5.000 penerbit, 20.000 di antaranya merupakan jurnal tertelaah di bidang sains, teknik, kedokteran, dan ilmu sosial.

"I bring this technology from Aivita Biomedical USA for Indonesia (Saya membawa teknologi ini dari Avita Biomedical USA untuk Indonesia). Ini membuktikan bahwa (vaksin nusantara, red) it's very great projects," tegas guru besar di dua universitas kedokteran di Amerika Serikat ini.

Baca juga : Malam Ini Lawan Arema, Debutan RANS Nusantara Mau Uji Mental

Lebih lanjut, Taruna yang juga menjabat sebagai Koordinator IAMRA atau Konsil Kedokteran se-Dunia ini menjelaskan, metode dendritic cells yang dikembangkannya ini memiliki perbedaan dengan varian kandidat vaksin Covid-19 lainnya.

Prinsipnya dalam metode ini antibody dikembangkan di luar tubuh penderita selama 2-3 hari, setelah dendritic selnya berkembang, akan disuntikan lagi kepada penderita.

"Saya berikhtiar akan membawa metode ini di Indonesia melalui koordinasi dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sehingga Indonesia bisa memiliki vaksin sendiri, tidak tergantung dengan negara lain atau perusahaan internasional farmasi dengan demikian harga vaksin bisa terjangkau bahkan gratis sehingga dapat mendorong untuk eradikasi Covid-19 di Indonesia," kata jebolan dokter Universitas Hasanuddin dan Universitas Indonesia ini. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.