Dark/Light Mode

Puan Ketemu Airlangga Hari Ini

Sebelum Naik Kuda, Banteng Neduh Di Beringin

Sabtu, 3 September 2022 07:30 WIB
Ketua DPR Puan Maharani. (Foto: Dpr.go.id).
Ketua DPR Puan Maharani. (Foto: Dpr.go.id).

 Sebelumnya 
"Jika kemudian PDIP tetarik dengan platform yang diusung KIB, seperti misalnya ketahanan pangan dan energi, lalu seperti politik identitas, kesamaan ini bisa saja membangun koalisi besar. Kembali, PDIP apakah ingin bergabung atau tidak," ulas Lamhot.

Lalu apa kata elite Gerindra? Ketua Harian DPP Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad mengatakan, selaku tuan rumah, pihaknya sudah mempersiapkan diri menjamu Puan. Adapun hal menarik di kediaman Prabowo adalah berkuda. "Sayang sekali kalau kemudian nggak dicoba," cetusnya.

Hanya saja, Dasco belum mengetahui apa yang akan dibahas kedua tokoh ini. "Agenda pembahasannya belum kita bicarakan," tuturnya.

Baca juga : Puan Bakal Temui Airlangga Hartarto, KIB Tetap Solid

Apa kata pengamat soal safari Puan? Pakar komunikasi dan pemasaran politik Universitas Gadjah Mada (UGM), Nyarwi Ahmad memprediksi, safari politik Puan tidak akan mengubah peta koalisi. Dengan analisis yang ia miliki, kecil kemungkinan PDIP bergabung dengan KIB.

Pertama, perolehan suara KIB sudah cukup untuk mengajukan capres-cawapres dari internal. KIB sudah punya 148 kursi. Rinciannya, Golkar 85 kursi, PAN 44 kursi, dan PPP 19 kursi.

Analisis kedua, walau belum mengumumkan secara resmi capres-cawapres yang diusung, KIB akan berpikir ulang mengusung Puan. Karena, elektabilitas dan popularitas Puan masih ngedrop di kalangan pemilih.

Baca juga : Anak Banteng Diajari Naik Kuda

Sementara, Direktur Eksekutif Indonesia Political Review, Ujang Komarudin justru menilai, kehadiran PDIP akan menggangu kemesraan Gerindra dengan PKB. Gerindra dengan suara yang lebih banyak dibanding PKB, akan memasang Prabowo sebagai capres. Sementara Ketum PKB Muhaimin Iskandar sebagai cawapresnya.

Konfigurasi itu bakal berantakan jika PDIP sebagai pemilik kursi terbanyak masuk ke koalisi. "Kalau di tengah jalan bergabung, suka tidak suka, senang tidak senang, akan memperumit situasi, akan bercerai berai itu. Dan PKB pasti akan keluar, pasti tidak mau," ulas Ujang.

Ada dua alasan. Pertama, pamor Imin jelas kalah dari calon yang akan diusung PDIP. Kedua, kursi yang dimiliki PDIP lebih besar ketimbang PKB, dan Gerindra itu sendiri. Artinya, jika PDIP bergabung ke koaliasi Gerindra-PKB, bargening Imin sangat kecil. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.