Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Jokowi Diminta Turun Gunung Damaikan Andika-Dudung

Selasa, 6 September 2022 09:57 WIB
Kepala Center for Intermestic and Diplomatic Engagement (CIDE), Anton Aliabbas. (Foto: Ist)
Kepala Center for Intermestic and Diplomatic Engagement (CIDE), Anton Aliabbas. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kepala Center for Intermestic and Diplomatic Engagement (CIDE), Anton Aliabbas menyayangkan, disharmonisasi yang terjadi antara Panglima TNI, Jenderal Andika Perkasa dengan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD), Jenderal Dudung Abdurrachman.

Kabar keretakan hubungan kedua jenderal itu terungkap saat rapat dengan Komisi I DPR, Senin (5/9). Kabar tersebut diungkap politisi PDIP Effendi Simbolon.

Anton meminta, Jenderal Andika transparan. Membebeberkan apa yang terjadi di tubuh TNI. Jangan hanya memberikan jawaban normatif.

"Pernyataan Andika yang mengaku apa yang dilakukan selama bertugas sudah sesuai tupoksi itu normatif. Harusnya kasih jawaban lugas menampik kabar tersebut," kata Anton, dalam keterangannya yang diterima wartawan, Selasa (6/9).

Baca juga : Boy Rafli Minta IKM Konsisten Gaungkan Perdamaian

Diketahui, usai rapat dengan Komisi I, awak media sempat mengkonfirmasi keabsahan kabar disharmonisasi antara Panglima dan KSAD. Andika tidak membantah atau mengiyakan kabar tersebut. Dia cuma menjawab apa yang dilakukannya sesuai peraturan perundang-undangan. 

"Sepertinya memang benar hubungan dua elit TNI tersebut tidak sedang baik-baik saja," ujar Anton, berasumsi. 

Padahal, menurut Pengamat Militer dan Pertahanan dari Universitas Paramadina itu, hubungan pasang surut antara pimpinan adalah hal wajar. Namun, jangan sampai berkepanjangan. 

"Dalam sebuah organisasi, termasuk institusi militer, keberadaan sebuah budaya politik merupakan hal biasa. Akan tetapi, tentunya, dalam kadar tertentu, hal tersebut dapat mengganggu performa institusi dalam menjalankan tupoksi dan mencapai tujuan yang ditetapkan," paparnya. 

Baca juga : Jokowi Tinjau Langsung Pembagian BLT BBM Di Lampung

Lebih lanjut, budaya politik yang tidak sehat dapat menimbulkan dampak destruktif bagi organisasi militer. Selain terganggunya target dan sasaran strategis militer, friksi politik di antara jenderal dapat mengganggu profesionalitas dan soliditas di tubuh TNI.

"Jika kabar disharmonisasi ini dibiarkan, maka dapat menurunkan moral prajurit. Apalagi, para jenderal yang berselisih memiliki posisi dan kewenangan strategis dalam institusi TNI," cetusnya. 

Karenanya, Presiden Jokowi perlu turun gunung. Dia bilang, penting bagi Kepala Negara untuk menengahi serta memastikan Andika dan Dudung dapat saling bekerja sama. "Pembiaran atas kabar disharmoni ini justru akan mengganggu penuntasan rencana dan target Pemerintah terkait sektor pertahanan," jelas dia. 

Menurut dia, publik berharap para pimpinan TNI tidak lagi mempertontonkan sikap kurang mampu bekerja sama satu sama lain, yang justru dapat menimbulkan kegaduhan tidak perlu. Mempertahankan sikap yang mengedepankan ego politik hanyalah akan menggerus tingkat kepercayaan publik pada TNI. 

Baca juga : Pencak Silat Dan Turnamen Tepok Bulu Di Jepang Ramaikan Kemerdekaan RI

“Dan pada akhirnya, yang merugi dan dikorbankan adalah citra institusi TNI," terang Anton.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.