Dark/Light Mode

Gus Yahya: NU Tegas Tolak Politik Identitas

Rabu, 7 September 2022 20:17 WIB
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Yahya Cholil Staquf dalam konferensi pers forum G20 Religion Forum di Jakarta, Rabu (7/9). (Foto: Humas PBNU)
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Yahya Cholil Staquf dalam konferensi pers forum G20 Religion Forum di Jakarta, Rabu (7/9). (Foto: Humas PBNU)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua Umum (Ketum) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) menyatakan, NU menolak secara tegas segala bentuk politik identitas dan melarang NU menjadi firqah atau kelompok identitas.

"Kami menolak politik identitas apa pun, entah itu identitas etnik atau identitas agama. Tidak boleh ada politik identitas. Kami menolak itu," kata Gus Yahya dalam konferensi pers forum G20 Religion Forum di Jakarta, Rabu (7/9).

Pendekatan tanpa memandang politik identitas itu, lanjut Gus Yahyah, menjadi cara NU dalam menyelesaikan masalah.

Baca juga : Lestari: Bangun Budaya Untuk Politik Lebih Bermartabat

"Ini adalah posisi NU yang kami teguhkan ke depan. Kami tidak mau memperparah keadaan. Kami mau mencari solusi," tambahnya. 

Gus Yahyay menambahkan, firqah atau kelompok identitas merupakan perkara yang diharamkan dalam Al Qur'an.

Dalam kesempatan yang sama, Gus Yahya juga menyampaikan, dirinya berkali-kali mengingatkan muslim lain agar tidak menciptakan permusuhan dengan kelompok mana pun. Termasuk pada penganut aliran Wahabi atau kelompok yang dianggap radikal.

Baca juga : Rupiah Menguat Di Tengah Gejolak The Fed

"Sama Yahudi saja saya santai, bisa engaged. Kok sama sesama muslim tidak bisa," tambahnya.

Hal terpenting, katanya, ialah mereka bersedia hidup berdampingan dan bisa menerima negara tempat mereka hidup bersama kelompok-kelompok masyarakat atau umat agama lain.

Dia juga menilai, penetapan radikalisme sebagai identitas dan menghadapi kelompok radikal sebagai musuh pada akhirnya hanya melahirkan masalah baru. Sementara masalah awal pun belum ditemukan solusinya.

Baca juga : Stop Politik Identitas Jelang Pemilu 2024

"Kalau kita melihat ada masalah dan mau mencari jalan keluar dari masalah, ya kita harus bicara dengan pihak-pihak yang terlibat dengan masalah itu untuk mencari jalan keluar," ujarnya.

Oleh karenanya, Gus Yahya mengingatkan bahwa pendekatan permusuhan sudah sepatutnya ditinggalkan oleh semua pihak. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.