Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Literasi Digital Solusi Cerdas Agar Tak Bablas Gunakan Medsos

Minggu, 25 September 2022 16:20 WIB
Aktivis medsos Enda Nasution (Foto: Istimewa)
Aktivis medsos Enda Nasution (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Media sosial (medsos) selama ini sudah menjadi ruang untuk bersosialisasi dan berinteraksi. Sayangnya, ruang ini justru berubah menjadi lingkungan yang seakan tanpa norma dan etika. Ajang eksistensi diri yang berlebihan dari aktivitas pendek berupa gerakan jari. Bahkan, viral pun dianggap tujuan utama walaupun tampak tak bermoral.

Aktivis medsos Enda Nasution mengungkapkan, krisis kesantunan waragnet di dunia maya kini menjadi fenomena di tengah kemajuan teknologi informasi. Ia menilai, percepatan literasi digital menjadi salah satu solusi efektif, guna meringankan penyakit kronis netizen yang tak kunjung reda.

“Harus ada program-program yang lebih sistematis dalam rangka mengedukasi masyarakat tentang literasi digital, tentang bijak bermedia sosial dan tentang dampak dari penggunaan media sosial yang kebablasan,” ujar Enda.

Baca juga : Prabowo Dikerjain Baliho Siluman

Dia melanjutkan, krisis kesantunan sejatinya sudah bukan hal baru di media sosial dalam negeri. Ia memprediksi, fenomena ini akan terus melekat dan menjadi bagian dari dinamika media sosial.

“Ini memang sesuatu yang tidak akan hilang dari kehidupan kita selamanya. Hal ini sama seperti kehidupan nyata, akan selalu ada peristiwa-peristiwa atau insiden-insiden yang memperlihatkan adanya kekerasan verbal atau kekerasan fisik,” tutur Enda.

Namun demikian, Koordinator Gerakan #BijakBersosmed ini mengatakan, hal tersebut tidak boleh semata-mata membuat seluruh pihak menutup mata bahwa fenomena tersebut memang berbahaya dan perlu diawasi. “Tetapi tidak menutup mata juga bahwa memang ada insiden-insiden ekstrim lain yang terjadi di media sosial yang barang tentu telah membuat kita khawatir dan harus awas terhadap perkembangan yang terjadi di media sosial,” katanya.

Baca juga : Pekan Literasi Digital Hadir Di Kota Palopo

Enda mengungkapkan, fenomena hoaks dan hate speech sejatinya juga memiliki faktor pemicu. Terlebih ketika 2014-2016, frekuensinya cukup tinggi, yang sampai hingga saat ini juga belum kunjung hilang. Itu terjadi dipicu kejadian di dunia nyata terutama ketika ada konsentrasi politik, insiden bencana alam, hingga peristiwa nasional.

Menjelang tahun politik 2024, Enda memprediksi, mensos akan kembali dimanfaatkan menjadi arena peperangan opini. Pasalnya, jangkauan medsos dan kemudahan aksesnya dipilih karena efisiensinya dalam penyebaran informasi. “Efeknya yang luas dan murah dan sudah terlihat dari sekarang bagaimana para politisi, capres, partai politik mulai membangun kanal-kanal komunikasinya di media sosial,”ujarnya.

Ia menekankan, harus ada kesadaran bahwa kontestasi politik bukan berarti permusuhan dan jangan sampai menimbulkan perpecahan. Sehingga efek kontestasi politik tidak berujung pada perpecahan bangsa, tapi justru seluruh anak bangsa harus saling menghargai. Setelah kontestasi berakhir maka yang menang adalah semua masyarakat sebagai bangsa Indonesia.

Baca juga : Kemenkominfo Bagikan Tips Pemasaran Di Medsos

“Semua pengguna media sosial bertanggung jawab terhadap semua tindakan yang dilakukannya di media sosial. Ada aturan agama, ada aturan dari pemilik platform yang biasa kita sebut ketentuan layanan dan juga ada aturan hukum yang berlaku,” ujarnya.

Di atas itu semua itu, kata Enda, ada etika dan sanksi sosial atas perilaku yang dilakukan oleh pengguna media sosial. Sanksi seperti blocking, unfriend atau unfollow atau mute. Semua itu adalah sanksi sosial yang bisa berlaku pada siapapun yang melanggar etika sosial di media sosial.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.