Dewan Pers

Dark/Light Mode

Konstitusi Tak Melarang Orang Mimpi Jadi Capres

Rabu, 28 September 2022 07:35 WIB
Ketua Dewan Penasihat Kongres Advokat Indonesia (KAI) HM Rusdi Taher. (Foto: Istimewa)
Ketua Dewan Penasihat Kongres Advokat Indonesia (KAI) HM Rusdi Taher. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Perbedaan pandangan politik tidak harus membuat masyarakat kehilangan akal sehat, dan melunturkan silaturahmi sebagai anak bangsa.

Hal itu disampaikan Ketua Dewan Penasihat Kongres Advokat Indonesia (KAI) HM Rusdi Taher di Jakarta, kemarin. Rusdi menanggapi soal maraknya nama-nama bakal calon presiden (capres) yang mulai muncul dari berbagai kalangan.

“Yang jelas, dalam konstitusi atau peraturan perundang-undangan, tidak ada larangan mencalonkan diri menjadi capres. Dari golongan manapun atau dari daerah manapun,” kata Rusdi.

Berita Terkait : Puan Sudah Merasa Jadi Capres Banteng

Menurut mantan Wakil Ketua Komisi III DPR ini, peraturan perundang-undangan juga tidak melarang seseorang bermimpi menjadi capres.

“Siapa tahu, mimpi menjadi kenyataan. Semua bisa terjadi asal Tuhan menghendaki," ujar Rusdi.

Eks Kepala Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta ini juga menyinggung pernyataan politisi senior Partai Golkar Agung Laksono dan Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.

Berita Terkait : Pendekar Tangguh Madiun Dukung LaNyalla Jadi Capres 2024

Seperti diketahui, Agung meminta kepada semua pihak menghindari politik identitas. Namun sebelumnya, Luhut mengatakan, orang luar Jawa tidak maksa menjadi Presiden.

"Sejak dulu saya menentang politik identitas. Saya sependapat dengan Pak Agung Laksono. Beliau selalu mengatakan yang terbaik buat bangsa dan negara. Bagi saya, beliau panutan," kata Rusdi, yang pernah sama-sama Agung Laksono menjadi anggota MPR.

Sementara ucapan Luhut, bagi Rusdi, dilihat dari kultur orang Batak. Bicara tanpa tedeng aling-aling, tidak dibungkus dengan retorika. "Bicaranya blak-blakan, namun sebenarnya hatinya (Luhut) baik," ucapnya.

Berita Terkait : Rusia Juga Dilarang Manggung Di Piala Eropa 2024

Rusdi pun meminta semua pihak bahu membahu membangun bangsa dan negara, tanpa membedakan Suku, Agama, Ras dan Antargolongan (SARA).

“Saatnya kita bergandengan tangan dan selalu berpikiran objektif, logis dan rasional. Serta memiliki jiwa toleransi tinggi,” pungkas Rusdi. ■