Dark/Light Mode

Tragedi Kanjuruhan

Mantan Menpora Agung Laksono: Lakukan Investigasi dan Perbaiki Sepak Bola Indonesia

Minggu, 2 Oktober 2022 22:15 WIB
Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Agung Laksono. (IST)
Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Agung Laksono. (IST)

RM.id  Rakyat Merdeka - Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora ) Agung Laksono berbelasungkawa atas jatuhnya korban meningal di Stadion Kanjuruhan, Malang Jatim saat kompetisi sepakbola Liga 1 antara Arema FC kontra Persebaya Surabaya. 

“Sebagai mantan Menpora dan sebagai Wantimpres, saya nyatakan duka yang mendalam atas insiden sepakbola di Kanjuruhan atau Tragedi Kanjuruan,” katanya, Minggu (2/10).

Saat ini tercatat ada 130 orang yang meninggal dari supporter dan aparat keamanan. Ia menyebutkan peristiwa traged Kanjuruhan sangat membuat syok bangsa Indonesia.

“Harusnya sepakbola menjadi olahraga pemersatu masyarakat, apalagi saat ini persepakbolaan kita sedang bangkit. Namun ternoda oleh peristiwa berdarah tragedi Kanjuruhan. Dan ini perlu perhatian Pemerintah Pusat maupun daerah dan penyelenggara pertandingan,” tegasnya.

Baca juga : Presiden FIFA: Ini Hari Yang Gelap Bagi Insan Sepak Bola, Sungguh Di Luar Pemahaman...

Ia berharap, tragedi Kanjuruhan ini bisa menjadi pelajaran bagi semua pihak dan harus dijaga agar tidak menghasilkan sanksi dari FIFA terhadap persepakbolaan kita yang sedang merangkak naik.

“Jangan hanya terfokus mencari siapa yang salah, investigasi dan ambil langkah-langkah tepat, serta cegah agar hal serupa tidak terjadi lagi,” harapnya.

Penanganan para korban meninggal dan yang luka juga harus benar. Apalagi sebagian besar yang meninggal karena keinjak-injak. Dan mereka adalah anak di bawah umur.

“Serahkan kepada yang berwajib untuk melakukan investigasi agar tidak terulang dan ditiru, selain itu juga ada yang hilang akibat tragedi ini. Semoga tidak nambah korban,” jelasnya.

Baca juga : Raih Rakyat Merdeka Award, Retno Persembahkan Pada Masyarakat Indonesia

Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) ini juga mempertanyakan manajemen risiko yang menggunakan gas air mata.

“Setahu saya, menangani kerusuhan pada kompetisi sepakbola tidak menggunakan gas air mata atau senjata api dan kekerasan lainnnya. Karena itu pasti akan menimbulkan korban, bahkan ada nya korban meninggal dunia,” tuturnya.

Ia menyarankan perlunya melibatkan pimpinan Supporter untuk menertibkan para pendukungnya.

“Mereka kan terkenal sebagai musuh bebuyutan harusnya ada ekstra pencegahan. Bila perlu dicegah agar tidak menimbulkan kerusuhan apalagi hingga sampai menghilangkan nyawa supporter terulang,” ujarnya.

Baca juga : CEO PSIS: Semoga Tragedi Ini Tak Pernah Terjadi Lagi

Seperti diketahui, Arema FC kalah dari Persebaya Surabaya 2-3 dalam laga Derby Jawa Timur pada lanjutan Liga 1 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10).

Supporter tuan rumah yang tak terima kekalahan tim kesayangannya mengamuk selepas laga. Para suporter masuk ke lapangan, situasi selanjutnya tidak terkendalikan.

Pihak kepolisian melepas gas air mata, kemudian para penonton berdesak-desakan keluar yang berakhir menjadi Tragedi Kanjuruhan. 130 Korban dilaporkan tewas dan masih terdapat 20 korban dalam kondisi kritis.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.