Dark/Light Mode

Bertemu Grand Syaikh Al-Azhar, JK Puji Peran Alumni Al-Azhar

Kamis, 6 Oktober 2022 15:41 WIB
Wakil presiden RI ke-10 dan 12 Jusuf Kalla mengadakan kunjungan balasan ke Grand Syaikh Al-Azhar (GSA), Ahmad Thoyib, di kantornya di Kairo, Rabu (5/10).
Wakil presiden RI ke-10 dan 12 Jusuf Kalla mengadakan kunjungan balasan ke Grand Syaikh Al-Azhar (GSA), Ahmad Thoyib, di kantornya di Kairo, Rabu (5/10).

RM.id  Rakyat Merdeka - Wakil Presiden RI ke-10 dan 12, Jusuf Kalla melakukan kunjungan balasan ke Grand Syaikh Al-Azhar, Prof. Dr. Ahmad Thoyib di kantornya di Kairo, Rabu (5/10).

Kedatangan JK disambut hangat oleh GSA Prof. Ahmad Thoyib yang didampingi oleh Wakilnya Syaikh Prof Dr Ad-Duwainy, Rektor Al-Azhar Prof Dr Salamah Daud, para Wakil Rektor, Direktur Pascasarjana, Sekjen Majma Buhus Islamiyah Prof Nadhir Ayyadh, dan beberapa Penasehat Ahli GSA. 

Dalam kesempatan itu, JK kembali menyinggung hubungan persahabatan Indonesia dan Mesir, baik dalam level masyarakat maupun negara. 

"Mesir negara yang pertama mengakui kemerdekaan Indonesia, hal ini menjadi catatan penting bagi sejarah bangsa Indonesia, maka persahabatan kedua negara perlu terus dipelihara dan ditingkatkan lagi" ujar JK dalam keterangannya, Kamis (6/10).  

JK juga menyinggung peran dan sumbangan penting Al-Azhar kepada bangsa Indonesia, yang menurutnya telah ada sebelum kemerdekaan, bahkan hingga kini, yaitu dengan ikut mendidik dan membina anak-anak bangsa Indonesia yang menimba ilmu di Al-Azhar.

Baca juga : Terima Global Citizen Award, Jokowi Harum Di Pentas Dunia

Alumni Al-Azhar, imbuh JK, banyak yang menjadi tokoh ulama panutan, menjadi kiai di pesantren-pesantren, bahkan menempati posisi politik sebagai gubernur, menteri hingga presiden.

Hal itu ditimpali oleh GSA Ahmad Thoyib. Menurut laporan data, dari sekitar 45 ribu mahasiswa asing yang belajar di Al-Azhar, 11 ribu di antaranya berasal dari Indonesia. 

"Artinya, seperempat dari populasi mahasiswa asing di Al-Azhar adalah generasi muda Indonesia" ungkap Thoyib. 

GSA juga mengapresiasi mahasiswa Indonesia yang menurutnya selain memiliki keunggulan dalam akhlak dan sopan santun, mereka juga  berprestasi secara akademik.  

Dalam kesempatan itu, JK juga menyinggung bahwa semasa menjadi Wapres ia telah mendirikan Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) yang didedikasikan sebagai sebuah pusat keunggulan ilmu pengetahuan untuk mendidik generasi muda dari semua bangsa-bangsa di dunia, seperti halnya Al-Azhar. 

Baca juga : Terima Global Citizen Award, Jokowi Sukses Promosikan Perdamaian Dunia

Maka, ia berharap agar Al-Azhar sebagai pusatnya ilmu keislaman menjadi rujukan penting bagi UIII.

"Saya berharap ke depan perlu ada hubungan yang lebih substansial antara Al-Azhar dan UIII untuk pengembangan kerjasama akademik yang mutualistis diantara keduanya" pintanya. 

Peningkatan hubungan Indonesia dan Mesir pada level Goverment to Goverment, menurut JK sudah bagus dan perlu terus ditingkatkan. 

Namun, hubungan pada level Organization to Organization juga tak kalah pentingnya untuk didorong dan dikembangkan lagi. Seperti hubungan Al-Azhar dengan UIII, Al-Azhar dengan perguruan tinggi-perguruan tinggi di Indonesia, dengan DMI, MUI, dan lain-lain.

Juga, tak kalah pentingnya, hubungan antara Al-Azhar dengan dunia pesantren di Indonesia. Karena, selama ini input mahasiswa Indonesia yang belajar ke Al-Azhar adalah dari kalangan pesantren. Dan rata-rata, setelah belajar di Al-Azhar mereka mengamalkan ilmunya di pesantren-pesantren itu, bahkan tidak sedikit yang menjadi pimpinannya. Maka,  pesantren ini menjadi mitra strategisnya Al-Azhar.  

Baca juga : Gus Yahya Siap Jajaki Kerja Sama Perdamaian Dunia

Di akhir pertemuan, JK berharap kepada GSA agar Al-Azhar sebagai kiblat wasatiyyah dunia Islam perlu terlibat lebih aktif dalam upaya-upaya perdamaian dunia, baik secara regional maupun internasional.

Kunjungan JK ke GSA didampingi oleh istri Ibu Mufidah, Duta Besar RI di Kairo Lutfi Rauf, Wakil Ketua Umum DMI Komjen Purn Syafruddin, Rektor dan Wakil Rektor UIII Prof. Komaruddin Hidayat dan Prof. Jamhari, Sekretaris MWA Universitas Hasanuddin Makassar Prof. Indrianti Sudirman, Pimpinan Pondok Modern Tazakka Batang KH. Anang Rikza, Ph.D,, Wasekjen MUI Habib Dr. Ali Bahar, Irjen Pol Awal Chaeruddin, Atdikbud Prof. Bambang Suryadi, serta Wasekjen DMI KH. Anizar Masyhadi.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.