Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Temuan Awal Tragedi Kanjuruhan

Di Pintu 13, Penonton Pingsan, Terinjak-injak, Meregang Nyawa

Senin, 10 Oktober 2022 06:40 WIB
Pintu keluar tribun 13 Stadion Kanjuruhan. (Foto: Istimewa).
Pintu keluar tribun 13 Stadion Kanjuruhan. (Foto: Istimewa).

RM.id  Rakyat Merdeka - Setelah sepekan bekerja, Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) mulai menemukan sejumlah fakta penyebab tewasnya 131 orang dalam tragedi Kanjuruhan. Temuan awal, insiden di pintu 13 stadion jadi paling banyak menelan korban. Di pintu 13 ini, banyak penonton berdesakan, jatuh pingsan, lalu terinjak-injak sampai meregang nyawa.

Temuan awal ini disampaikan TGIPF di akun YouTube Kemenko Polhukam, kemarin. Anggota TGIPF Mayjen TNI (Purn) Suwarno mengatakan, dalam sepekan terakhir, Tim menemui berbagai pihak yang terlibat dalam pertandingan antara Arema FC dan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu, 1 Oktober lalu, yang berujung pada kerusuhan hingga menewaskan 131 orang.

Kata dia, Tim im sudah menemui semua unsur pengamanan baik dari kepolisian, Brimob, pengendali lapangan sampai TNI. Tim juga meminta keterangan dari unsur panitia pelaksana di lapangan, steward, sampai security officer.

Baca juga : PSSI Kok Tak Merasa Bersalah

Kemarin, tim juga kembali mengunjungi Stadion Kanjuruhan, di Kepanjen, Kabupaten Malang. Kata dia, semua informasi ini akan diolah dan dijadikan laporan resmi dan masukan.

Apa hasilnya? Anggota TGIPF Nugroho Setiawan mengatakan, Stadion Kanjuruhan Malang memang tidak layak untuk menjadi tuan rumah pertandingan. Anggota AFC Safety Security Officer ini menilai, stadion berisiko tinggi atau high risk match.

Namun, stadion berkapasitas 35 ribu orang masih bisa digunakan untuk pertandingan medium atau low risk. Sementara untuk pertandingan risiko tinggi, harus membuat kalkulasi yang sangat konkret misalnya, bagaimana mengeluarkan penonton dalam keadaan darurat.

Baca juga : Polri: Jumlah Korban Rawat Inap Tragedi Kanjuruhan, Kini Tinggal 36 Orang

“Sementara yang saya lihat adalah pintu masuk berfungsi sebagai pintu keluar, itu tidak memadai, kemudian tidak ada pintu darurat. Jadi mungkin ke depan perbaikannya adalah mengubah struktur pintu itu,” kata Nugroho.

Selain itu, lanjut dia, TGIPF menemukan akses anak tangga di Stadion Kanjuruhan tidak ideal untuk kondisi ramai. Selain itu kondisi railing tangga yang tidak terawat. Nugroho menuturkan bahwa merujuk safety discipline, ada ukuran tertentu yang menjadi standar pembuatan anak tangga di stadion.

Secara umum, ketinggian anak tangga itu 18 cm dan lebar tapak 30 cm. Sementara di lokasi ketinggian anak tangga dan lebar tapak rata-rata mendekati 30 cm. “Kondisi ini membahayakan karena bisa bikin orang jatuh,” ulas Nugroho.

Baca juga : Jokowi: Problemnya Ada Di Pintu Yang Terkunci, Tangga Terlalu Tajam

Tak hanya itu, lebar dari anak tangga itu juga tidak terlalu ideal untuk kondisi crowd, karena harus ada railing. Railing untuk pegangan.

Railing ini juga sangat tidak terawat dengan stampit desakan yang luar biasa akhirnya railing-nya patah dan itu juga termasuk yang melukai korban,” lanjutnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.