Dark/Light Mode

Pelajar Indonesia Sayangkan Rusia Gunakan Teknologi China Serang Ukraina

Sabtu, 22 Oktober 2022 15:28 WIB
Tentara Rusia. (Foto ilustrasi: world-today-news.com)
Tentara Rusia. (Foto ilustrasi: world-today-news.com)

RM.id  Rakyat Merdeka - Dewan Pimpinan Pusat Pelajar Islam Indonesia (DPP PII) mengapresiasi keberanian Badan Intelijen dan Siber Inggris yang terus mengawasi ancaman negara Rusia setelah menggunakan teknologi China.

Bukan hanya itu saja, Negeri Beruang telah menggunakan teknologi Tiongkok untuk mengendalikan mata uang digital, serta mampu melacak individu yang menentang atau menjadi target Rusia.

Wakil Bendahara Umum DPP PII Furqan Raka mengatakan sinergitas antara Rusia-China di bidang teknologi khususnya pada masa invasi ke Ukraina, sangat berbahaya bagi negara-negara dunia lainnya.

Baca juga : Pesan Presiden FIFA Ke Iwan Bule: Jangan Fokus Opini Orang Lain

"Kami melihat kolaborasi Rusia-China ini sebagai duet maut yang paling berbahaya sepanjang sejarah. Apalagi, teknologi China saat ini lebih maju ketimbang negara-negara dunia lainnya," kata Furqan Raka kepada wartawan, Sabtu, (22/10).

Apalagi, lanjut Furqan, keterlibatan China dalam invasi Rusia ke Ukraina menjadi momen pintu geser dalam sejarah militer di dunia. Di mana Amerika Serikat (AS) dan sekutunya akan segera mengetahui serangkaian penggunaan teknologi China yang dilakukan Rusia dalam menginvasi Ukraina.

"Ini berbahaya setahu kami. Apalagi sudah ada hasil kerja intelijen Inggris terkait ancaman teknologi China bagi dunia dalam forum resmi," tutur Furqan.

Baca juga : Silakan, Mengadu Dan Datang Ke Balai Kota

Sebelumnya, pejabat Badan Intelijen dan Siber Inggris, Jeremy Fleming memperingatkan ancaman agresi Rusia yang semakin berbahaya setelah menggunakan teknologi China. Dia juga skeptis China mampu mendesak Rusia untuk menyudahi invasi ini.

"Saya tidak berpikir bahwa ini adalah hubungan tanpa batas antara Rusia dengan China," kata Jeremy Fleming dalam pidatonya, Selasa (18/10).

Jeremy Fleming sengaja memakai kata 'hubungan tanpa batas’ yang digunakan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping, ketika mereka bertemu di Olimpiade Beijing awal tahun ini, tepat sebelum invasi Ukraina.

Baca juga : Pemilu Pakistan Dimenangkan Mantan PM Imran Khan

"Mengingat kinerja medan perang Rusia yang suram, China tentunya mempertimbangkan keuntungan dan kerugian di mana mereka terus menyelaraskan diri dengan Rusia," lanjut Jeremy Fleming.

Agensi Jeremy Fleming secara resmi, disebut Government Communications Headquarters, mitra dari National Security Agency di Amerika Serikat, telah memainkan peran yang semakin penting dalam melacak komunikasi Rusia dan China.

Pidato resmi Jeremy Fleming sendiri dibacakannya tepat sebelum pembukaan kongres Partai Komunis yang dimulai di Beijing pada hari Minggu, di mana Xi diperkirakan akan ditunjuk untuk masa jabatan lima tahun ketiga sebagai pemimpin tertinggi China. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.