Dark/Light Mode

Perempuan Bersenjata Terobos Istana

Menko Polhukam: Akar Radikalisme Tak Mau Menerima Kesepakatan Bernegara

Jumat, 28 Oktober 2022 22:34 WIB
Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD di Auditorium Kampus Universitas Jember, Jawa Timur, Jumat (28/10). (Foto: Istimewa)
Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD di Auditorium Kampus Universitas Jember, Jawa Timur, Jumat (28/10). (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menyatakan, perempuan bercadar membawa senjata berupa pistol FN dan kitab suci yang mencoba menerobos Istana Negara bukti bahwa radikalisme di Indonesia masih eksis.

"Masih ada radikalisme di Indonesia. Akarnya ketidakmauan menerima kesepakatan hidup bernegara," kata Mahfud usai kuliah umum di Auditorium Universitas Jember, Jawa Timur, Jumat (28/10).

Menurutnya, radikalisme memiliki bentuk yang beragam. Dari mulai mencibir orang yang berbeda, menyusup ke kurikulum dan lembaga pendidikan, hingga melakukan tindakan kekerasan seperti mengancam, mengebom, dan kekerasan lainnya.

Baca juga : Perempuan Bersenjata Penerobos Istana Terafiliasi Jaringan Teroris? Kapolda Metro: Sedang Didalami...

"Kejadian tersebut merupakan bukti radikalisme dengan berbagai ancamannya masih harus diwaspadai, meskipun itu kecil," katanya lagi.

Dikatakan Mahfud, radikalisme diartikan sebagai sikap dan sebuah paham bahwa yang benar hanya ideologinya sendiri. Selain itu, apa yang sudah disepakati harus dibongkar dengan berbagai cara.

Selanjutnya, lanjut Mahfud MD, untuk memberantas tumbuhnya radikalisme di kalangan generasi muda, harus dimulai dari lembaga pendidikan.

Baca juga : Stafsus Menko Polhukam Pastikan Nama Mahfud Cuma Dicatut Masuk HIMANU

"Negara itu adalah karunia Tuhan Yang Maha Kuasa, yang dapat memberikan kita kesempatan untuk maju seperti saat ini," katanya.

Mahfud menegaskan, Pancasila adalah kesepakatan bersama. Karena dalam bahasa agama, Pancasila adalah janji suci dan nilai instrumentalnya, aktualisasinya bisa dilakukan dengan apa pun seperti di media sosial.

"Untuk itu, lembaga pendidikan seperti perguruan tinggi bertugas menguatkan Pancasila sebagai nilai dasar," ujarnya.

Baca juga : Ratusan Perempuan Berkebaya Menari Bersama Di Acara Kebaya Berdansa

Diketahui, pada rangkaian kunjungannya ke Universitas Jember, Mahfud menjadi imam dan khatib Salat Jumat di Masjid Al-Hikmah.

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini juga memberikan kuliah umum dalam rangka memperingati Sumpah Pemuda.

Selanjutnya Mahfud rencananya bakal menghadiri pengukuhan Guru Besar Prof. Bayu Dwi Anggono dan Prof Sri Hernawati, di Auditorium Unej, Sabtu (29/10) pagi. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.