Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Cek Di Sini, 5 Penjelasan Penting BPOM Soal Vaksin AstraZeneca Yang Bikin Heboh
- Lawan Guinea, Pelatih Persib: Timnas Akan Hadapi Lawan Berat
- Piala AFC U-17 Putri, Garuda Pertiwi Muda Fokus Hadapi Korsel
- 128.000 Jemaah Haji Indonesia Nikmati Fasilitas Fast Track
- Dortmund Ke Final, PSG Cuma Kurang Beruntung
Sebelumnya
Angky mengatakan, subvarian XBB yang masih Keturunan dari varian Omicron tidak memiliki perbedaan yang terlalu berarti.
Hal tersebut berbeda jika dibandingkan dengan varian Delta dengan tingkat penyebaran cepat, serta gejalanya berat. Sehingga banyak pasien yang dirawat di rumah sakit dan meninggal dunia.
“Tapi, kalau sesama varian Omicron, perbedaannya tidak terlalu bermakna seperti XBB,” ungkap dia.
Subvarian XBB pertama kali dilaporkan di India pada Agustus lalu. Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) per 27 Oktober 2022, prevalensi XBB di seluruh dunia sekitar 1,3 persen dan sudah ditemukan di 35 negara.
Baca juga : Varian Omicron XBB Picu Ledakan Kasus Di Malaysia
Angky menjelaskan, varian Omicron sebelum munculnya XBB sudah mempunyai beberapa subvarian atau turunan, yaitu BA.1, BA.2, hingga BA.5.
Sementara, XBB merupakan rekombinan dari dua turunan BA.2, yakni BA.2.10.1 dan BA.2.75. Dalam bahasa awam, Angky mengibaratkan XBB sebagai cucu dari Omicron.
Ternyata tidak hanya XBB. Ada juga subvarian lain yang dia soroti yaitu BQ.1. Dia bilang BQ.1 merupakan turunan dari BA.5.
Subvarian BQ.1 memiliki prevalensi cukup besar sekitar 6 persen atau lebih banyak dibanding XBB dan sudah menyebar di 65 negara.
Baca juga : Warga Latvia Belajar Membatik
BQ.1 memiliki kemampuan untuk menghindari sistem imun tubuh (imun escape). Namun, hingga saat ini masih belum ada data yang tersedia mengenai beratnya gejala yang ditimbulkan BQ.1.
Juga belum diketahui seberapa gesit subvarian ini mampu untuk bersembunyi dari sistem imun tubuh.
Sementara, kemampuan BQ.1 untuk bersembunyi dari vaksin (vaksin escape) masih dalam tahap penelitian.
Namun, proteksi vaksin terhadap infeksi BQ.1 kemungkinan berkurang dan proteksi terhadap beratnya penyakit tidak ada dampak yang besar.
Baca juga : Agung Laksono: Orang Jawa Dan Non Jawa Punya Hak Sama Jadi Capres
Angky mengatakan, XBB dan BQ.1 masih tetap dalam pengawasan WHO. Hal-hal yang diawasi, termasuk bagaimana tingkat kecepatan penyebarannya, manifestasi beratnya penyakit, kemampuannya bersembunyi dari vaksin, hingga apakah terdapat perbedaan karakteristik yang bermakna jika dibandingkan dengan varian Omicron yang asli. ■
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya