Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Kemampuan Literasi Prasyarat Capai Tujuan Kemerdekaan

Senin, 15 Agustus 2022 20:05 WIB
Sosialisasi Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat (PILM), di Jakarta, Senin, (15/7).(Foto: Dok. Perpusnas)
Sosialisasi Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat (PILM), di Jakarta, Senin, (15/7).(Foto: Dok. Perpusnas)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pada 8 November 2021, UNESCO menobatkan Jakarta sebagai City of Literature atau Kota Sastra Dunia. Hal ini merupakan buah dari kerja keras Jakarta pembangunan infrastruktur dan kualitas sumber daya manusia yang dilakukan secara beriringan.

"Pembangunan yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta selama ini menjadikan Jakarta sebagai kota maju yang berfokus pada peningkatan kualitas manusia dalam pembangunan berkelanjutan," ujar Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria pada Sosialisasi Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat (PILM) DKI Jakarta, Senin, (15/7).

Riza melanjutkan, sebelum UNESCO menetapkan Jakarta sebagai Kota Sastra Dunia, pada 27 Januari 2015, Ibu Kota terlebih dahulu telah memproklamirkan diri sebagai provinsi literasi pertama di Indonesia. Hal ini merupakan keseriusan Jakarta meningkatkan indeks literasi masyarakatnya.

Baca juga : HNW Ajak Organisasi Pesantren Maksimalkan Peran Isi Kemerdekaan

Literasi kini telah mengglobal. Paradigmanya tidak sebatas pada kemampuan baca-tulis melainkan berpikir kritis (critical thinking) dan mampu menyelesaikan masalah. Literasi adalah pondasi dan daya dorong untuk lebih maju, serta lebih toleran menerima perbedaan orang lain, tambahnya. 

Secara angka, Indonesia adalah negara dengan perpustakaan terbanyak kedua di dunia. Namun, kondisi ini belum sejalan dengan kemampuan pustakawan. Realita yang terjadi, masih banyak ditemukan perpustakaan yang menyediakan benda mati berupa buku tanpa dilengkapi kemampuan teknis pustakawan yang andal. 

"Nah, mampukah pustakawan kita berperan sebagai inovator. Pustakawan yang menjadi teman diskusi atau bedah buku," kata penulis dan pegiat literasi Maman Suherman.

Baca juga : Beri Sayuran Segar Ke KPU, Partai Buruh Yakin Lolos Ke Senayan

Senada dengan Maman, Anggota Komisi X DPR Himmatul Aliyah mengatakan, jangan sampai perpustakaan dijadikan sebagai benda mati. Perpustakaan harus hidup dan menjadi tempat bertukar pikir.

"Bagaimana kita berpikir tentang Indonesia Emas kalau masih menganggap perpustakaan itu tidak penting," ucapnya.

Sementara itu, Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan, Perpustakaan Nasional (Perpusnas), Deni Kurniadi menerangkan, kecerdasan warga negara menjadi prasyarat utama dalam mencapai tujuan kemerdekaan bangsa. Kecerdasan ini diperoleh antara lain dengan kemauan dan kemampuan belajar.

Baca juga : Kado HUT RI Ke 77, Ratusan Tokoh Nasional Dapat Tanda Kehormatan

Dari sisi Pemerintah, punya kewajiban untuk memfasilitasi kegiatan belajar warga negaranya. "Oleh sebab itu, tersedianya sarana belajar, termasuk tersedianya perpustakaan yang baik, serta kesempatan yang sama bagi setiap warga negara untuk belajar adalah tanggung jawab mutlak Pemerintah, " pungkas Deni.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.