Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Qodari: KSAU Dan KSAL Punya Peluang Jadi Panglima TNI, Tapi Jokowi Diprediksi Pilih KSAD

Rabu, 23 November 2022 13:07 WIB
KSAD Jenderal Dudung Abdurachman. (Foto: Ist)
KSAD Jenderal Dudung Abdurachman. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dijadwalkan akan mengirimkan Surat Presiden (Surpres) pergantian Panglima TNI kepada DPR hari ini, Rabu (23/11).

Menanggapi hal itu, Direktur Eksekutif Indo Barometer M. Qodari menilai tiga kepala staf TNI punya peluang yang sama menjadi Panglima menggantikan Jenderal Andika Perkasa yang segera memasuki masa pensiun.

Meski demikian, menurut Qodari, dibandingkan dengan KSAU Marsekal Fadjar Prasetyo dan KSAL Laksamana Yudo Margono, nama KSAD Jenderal Dudung Abdurachman dinilai punya peluang paling besar untuk dipilih Presiden Joko Widodo sebagai Panglima TNI berikutnya.

"Menurut saya tiga kepala staf TNI memiliki peluang yang sama, tetapi jika ditanya siapa yang lebih memiliki peluang, jawabannya Jenderal Dudung Abdurachman," kata Qodari dalam keterangannya, Rabu (23/11).

Baca juga : Golkar Yakin Panglima TNI Baru Pilihan Jokowi Pasti Yang Terbaik

Qodari menilai, meskipun urutan jatah secara reguler atau giliran Panglima TNI selanjutnya berasal dari Angkatan Laut (AL), namun hal itu tidak memiliki payung hukum yang dapat dijadikan landasan pemilihan Panglima TNI.

"Kalau pakai urutan atau giliran dua yang terakhir dari AU dan AD, maka kali ini angkatan laut ya begitu. Kalau istilahnya pakai giliran, tetapi kan soal giliran ini tidak ada hitam di atas putihnya, bukan aturan hukum. Lebih kepada soal sirkulasi lah kira-kira begitu," jelasnya.

Qodari melihat, terdapat tiga alasan kecenderungan atau potensi Panglima TNI berikutnya tetap berasal dari Angkatan Darat.

Pertama, Indonesia pada tahun depan sudah memasuki tahun politik, maka dibutuhkan sosok Panglima TNI yang paham dan menguasai teritorial untuk mengendalikan dinamika politik di tengah masyarakat.

Baca juga : Kapolri Dan Panglima TNI Ingin KTT G20 Sukses

"Pertama, karena memang situasi politik yang sudah masuk tahun politik diperlukan penguasaan teritorial yang kuat dan itu yang pasti kalau bicara teritorial ya bicara angkatan darat lah itu nomor satu," ujar Qodari.

"Saya melihat kecenderungannya atau peluang terbesar itu ada di Pak Dudung, kenapa Pak Dudung? karena tahun depan itu sudah masuk ke suasana pemilu tahun politik dan dinamika politiknya akan sangat tinggi," sambungnya.

Kedua, Qodari menilai sosok Dudung Abdurachman memiliki kapasitas dan pengalaman yang lama di lapangan, pernah bertugas baik itu di daerah maupun kota. Sehingga memahami karakter dan budaya masing-masing daerah.

"Kedua, memang pengalaman di lapangan sangat banyak dan sangat kuat kayak Pak Dudung itu kan pengalaman teritorialnya mulai daerah sampai dengan ibu kota kira-kira begitu," kata Qodari.

Baca juga : Pendirian Kampung Pancasila Oleh TNI Patut Diapresiasi

"Pak Dudung ini kan lama bertugas di Sumsel dan di Lampung, lama di daerah tahu dinamika daerah terus kemudian pernah juga di ibu kota bahkan sebagai Pangdam," imbuhnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.