Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Fadel Uraikan Peluang Keberhasilan Jokowi Damaikan Rusia-Ukraina
Selasa, 28 Juni 2022 14:43 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Ukraina dan Rusia menjadi bahan kajian yang menarik. Konflik di Ukraina sejak operasi militer tentara Rusia 24 Februari 2022 hingga saat ini masih mengkhawatirkan. Perang sudah memasuki bulan kelima. Namun belum ada tanda-tanda akan berakhir.
Wakil Ketua MPR Fadel Muhammad mengatakan, lamanya perang Rusia vs Ukraina di luar perhitungan sejumlah pihak. Ukraina yang berdasarkan kekuatan militer jauh di bawah Rusia dan diperkirakan akan cepat dikalahkan ternyata mampu bertahan dengan pola pertahanan yang dibangunnya.
Ukraina kata Fadel, memang mendapat dukungan persenjataan dan dana dari negara-negara Barat yang tergabung dalam NATO (termasuk AS di dalamnya), namun Barat tidak bisa ikut berperang langsung.
Baca juga : Dubes Fientje Serahkan Surat Kepercayaan Secara Virtual Kepada Raja Tonga
"Mereka menghindari berhadapan langsung dengan Rusia agar tidak terjadi perang yang lebih besar," ujar Fadel dalam keterangannya, Selasa (28/6).
Fadel menjelaskan, Ukraina bukan anggota NATO sehingga tidak ada kewajiban bagi NATO mengirimkan pasukan. NATO juga melarang anggotanya ikut campur langsung dalam perang Rusia-Ukraina dan mengancam akan memberi sanksi berat.
Jika NATO memberi bantuan dengan mengirim pasukan, Rusia bisa menyerang anggota NATO dan menimbulkan perang di Eropa yang lebih besar. "Begitu juga jika Rusia menyerang negara anggota NATO akan menimbulkan perang Eropa karena balasan NATO," kata dia.
Baca juga : Partai Garuda: Mereka Berpikiran Kerdil
Senator asal Gorontalo ini berpendapat, skenario ini menunjukkan bahwa perang yang terjadi saat ini hanya akan melibatkan dua pihak yaitu Ukraina dan Rusia. Ukraina akan dibiarkan sendiri melawan Rusia sedangkan pihak-pihak yang bersimpati memberikan bantuan berupa pasokan senjata, amunisi, pelatihan militer dan dana tanpa kiriman pasukan.
Diketahui, Amerika Serikat diberitakan mengucurkan bantuan hingga 40 miliar dolar AS. Inggris memberi bantuan antara lain berupa pelatihan terhadap 20 ribu orang Ukraina. Pelatihan juga diberikan oleh AS. Pelatihan tentu membutuhkan waktu dan waktunya berkejar-kejaran dengan makin intensifnya serangan Rusia. Dengan demikian, kemampuan Ukraina yang bisa bertahan hingga sejauh ini diapresiasi banyak pihak karena kemampuan sendiri.
Menurut Fadel, apresiasi itu bisa menumbuhkan kepercayaan diri Ukraina yang mungkin merugikan dari sisi upaya perdamaian. Hal ini tampak dari Ukraina yang dianggap menahan diri untuk berunding dengan Rusia. Apalagi ada sejumlah pihak di Eropa yang menghendaki agar mereka terus mendukung Ukraina untuk memenangkan perang.
Baca juga : RI Punya Kekuatan Untuk Damaikan Rusia-Ukraina
Apalagi kata Fadel sesuai dengan pernyataan Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss, jika Rusia menang, akan menjadi ancaman bagi Eropa sehingga upaya memenangkan Ukraina menjadi penting. "Ini sinyal kurang baik bagi upaya perdamaian," kata dia.
Sementara Rusia menyebutkan bahwa mereka sudah membuka pintu untuk maju ke perundingan. Hanya saja hambatannya, terletak pada kemauan Ukraina.
"Kami, di pihak kami, siap untuk melanjutkan dialog. Tetapi saya ingin menekankan bahwa bola pembicaraan damai lebih lanjut ada di pengadilan Ukraina," ujar Fadel mengutip perkataan pihak Ukraina. "Pembekuan pembicaraan adalah inisiatif sepenuhnya Ukraina," kata asisten Vladimir Putin, Vladimir Medinsky, dalam wawancara dengan stasiun televisi Belarusia, ONT.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya