Dark/Light Mode

3 Anak Positif Virus Polio Di Pidie, Aceh

Jumat, 25 November 2022 17:24 WIB
Pentingnya imunisasi pada anak/Ilustrasi (Foto: Dok. Kemenkes)
Pentingnya imunisasi pada anak/Ilustrasi (Foto: Dok. Kemenkes)

RM.id  Rakyat Merdeka - Tiga anak positif virus polio tanpa gejala lumpuh layuh mendadak di Kabupaten Pidie, Aceh. Temuan ini berdasarkan hasil pemeriksaan lanjutan anak usia <5 tahun yang tinggal di sekitar kasus polio pada awal November lalu.

Sebelumnya, pada awal November 2022, ditemukan satu kasus polio di Kabupaten Pidie, sehingga kemudian Kabupaten Pidie menetapkan Kejadian Luar Biasa Polio. Kemudian dilakukan penelusuran epidemiologi di sekitar lokasi kasus polio melalui pemeriksaan tinja melalui Targeted Healthy Stools Sampling yang sesuai dengan rekomendasi WHO terhadap 19 anak sehat dan bukan kontak dari kasus yang berusia di bawah 5 tahun. Hal ini dilakukan untuk menilai apakah sudah terjadi transmisi di komunitas.

“Dari hasil pemeriksaan terhadap 19 anak, didapati tiga anak positif virus polio” ujar Juru Bicara Kementerian Kesehatan, Muhammad Syahril, seperti dimuat di sehatnegeriku.kemkes.id, Jumat (25/11).

Baca juga : Posisi Airin Dan Zaki Tidak Akan Berubah

Namun demikian, sesuai dengan pedoman WHO, ketiga anak ini tidak dimasukkan dalam kriteria kasus, karena tidak memenuhi kriteria adanya lumpuh layuh mendadak. Upaya pemantauan terus dilakukan, termasuk upaya skrining dari rumah ke rumah, untuk memastikan tidak ada tambahan kasus lumpuh layuh yang belum terlaporkan.

Penyakit polio sangat berbahaya bagi anak karena dampaknya permanen seumur hidup, menyebabkan kelumpuhan dan belum ada obatnya. Namun, kondisi ini dapat dicegah dengan mudah melalui imunisasi polio lengkap baik imunisasi tetes bOPV dan imunisasi suntik IPV.

“Oleh karena itu, kita harus lindungi masa depan anak anak kita dengan berikan vaksinasi imunisasi polio lengkap” jelas Syahril.

Baca juga : Pemerintah Gercep Tangani Kasus Polio Di Pidie, Vaksinasi Dan Edukasi Digenjot

Selain imunisasi, perilaku hidup bersih dan sehat menjadi kunci kedua dalam pencegahan penularan polio di masyarakat. Adanya virus polio pada feses tinja ketiga anak, menunjukkan perilaku hidup bersih dan sehat penduduk yang masih kurang.

Masih ada penduduk yang menerapkan BAB terbuka di sungai. Meskipun tersedia toilet, lubang pembuangan langsung mengalir ke sungai, sementara air sungai dipakai untuk berbagai aktivitas penduduk termasuk tempat bermain anak-anak.

“Virus polio ini menular melalui saluran cerna, sementara aktivitas BAB masyarakat masih dilakukan di sungai bukan di jamban, sehingga ada sirkulasi virus dan potensi penularan di sana,” lanjut Syahril.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.