Dark/Light Mode

Soal Cadangan Beras

Zulhas- Limpo Tidak Kompak

Kamis, 1 Desember 2022 06:40 WIB
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan dan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo. (Foto: Istimewa)
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan dan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo. (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Sebelumnya, Dirut Perum Bulog Budi Waseso mengklaim sudah mengantongi restu dari semua menteri untuk mengimpor beras. Pria yang akrab disapa Buwas ini menerangkan, rencana impor itu merupakan hasil rapat koordinasi terbatas (Rakortas). Dirinya hanya menjalankan penugasan.

"Ini sudah ada keputusan Rakortas. Keputusan Rakortas itu semua menteri yang terkait sudah memberikan keputusan," kata Buwas, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (23/11).

Dalam Rakortas tersebut, Bulog diminta menyerap stok beras dalam negeri sebesar 500 ribu ton dari Kementerian Pertanian dan 500 ribu ton dari pengadaan luar negeri atau impor untuk mengamankan CBP.

Baca juga : KSAL Yudo Jadi Warga Kehormatan Kesultanan Tidore

Anggota Komisi VI DPR Herman Khaeron mengatakan, ada beberapa indikator yang bisa dijadikan acuan pemerintah untuk impor atau tidak. Di antaranya gap antara konsumsi dan produksi, masa panen, seberapa mampu produksi beras dalam negeri mampu memenuhi stok tahunan, dan harga besar di masyarakat.

"Kalau ada potensi kenaikan harga yang tak terkendali, tentu harus ada upaya untuk melakukan normalisasi. Nah ini yang biasanya sering tarik-menarik. Mentan menunjukkan stok cukup, tapi di lapangan harga bahan pokok semua naik. Harga biasanya dipicu oleh persediaan," kata Herman, ketika dikonfirmasi tadi malam.

Namun demikian, sejauh ini ia belum melihat ada tren kenaikan harga yang berlebihan. "Apakah harganya sudah melewati batas psikologi, saya kira belum. Tapi antisipasi perlu," sambungnya.

Baca juga : Beras Tidak Boleh Langka

Jika merujuk data Badan Pangan Nasional (Bapanas), harga beras medium di tingkat produsen naik 8,3 persen pada November 2022 menjadi Rp 9.530 per kilogram (kg) dibandingkan dengan rata-rata di Juli 2022. Sedangkan beras premium naik 8,6 persen menjadi Rp 10.820 per kg pada periode yang sama.

Sementara di tingkat pedagang eceran, harga beras naik sebesar 3,9 persen menjadi Rp 11.120 per kg untuk beras medium. Adapun untuk beras premium, harganya naik 3,7 persen menjadi Rp 12.700 per kg. "Di pasar kan ada intelijen marketnya. Harga biasanya dipicu oleh persediaan," sambungnya.

Herman pesimis dengan target Mentan yang mampu memenuhi stok CBP sebanyak 600 ribu ton dalam 6 hari. Menurutnya memenuhi stok sebanyak itu tidak semudah membalikkan telapak tangan. [SAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.