Dark/Light Mode

Kemenaker Dan APO Jalin Kerja Sama Tingkatkan Produktivitas Ketenagakerjaan

Kamis, 1 Desember 2022 11:33 WIB
Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah dan Sekretaris Jenderal Asian Productivity Organization (APO) Indra Pradana Singawinata di Kantor Sekretariat APO di Tokyo, Jepang, Rabu (30/11). (Foto: Ist)
Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah dan Sekretaris Jenderal Asian Productivity Organization (APO) Indra Pradana Singawinata di Kantor Sekretariat APO di Tokyo, Jepang, Rabu (30/11). (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi akan melanjutkan kerja sama dengan Asian Productivity Organization (APO) untuk meningkatkan produktivitas ketenagakerjaan. Kerja sama itu dilakukan dengan kegiatan fisik dan virtual.

Sekretaris Jenderal Asian Productivity Organization (APO) Indra Pradana Singawinata mengatakan, ada sejumlah kegiatan fisik pada tahun 2023. Yakni, pertama Study Mission on Millenial Leaders to drive rural development.

Kedua, Conference on Tourism 4.0 rural development. Ketiga, Conference on Women's Leadership in Public sector Organizations.

"Untuk program virtual, Kemnaker dan APO akan meng-hosting program Workshop on Public Services Innovation dan Workshop on the Creative Economy," kata Indra dalam keterangan tertulisnya, kepada RM.id Kamis (1/12).

Menurut Indra, rencana kerja sama itu dibicarakan saat Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah melakukan kunjungan kerja ke Kantor Sekretariat APO di Tokyo, Jepang, Rabu (30/11).

Baca juga : Bertemu PM India, Mahfud Bahas Kerja Sama Pencegahan Radikalisme

Sebelumnya, Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah menegaskan bahwa Jepang sangat membutuhkan peserta pemagangan dan tenaga kerja dari Indonesia. Hal tersebut diketahui setelah Menaker bertemu dengan perusahaan di Jepang yang menangani bidang pelatihan, pemagangan, penempatan pekerja Indonesia, dan layanan umum ketenagakerjaan.

"Mereka (Jepang) sangat membutuhkan peserta pemagangan dari Indonesia maupun membutuhkan pekerja skill dari Indonesia. (Jepang) Senang dengan tenaga kerja Indonesia karena nggak perhitungan, nggak neko-neko, nggak macem-macem," kata Menaker Selasa (29/11).

Menaker mengatakan, kondisi tersebut merupakan peluang yang harus dimanfaatkan dengan baik, yaitu dengan terus menyiapkan pekerja Indonesia, baik hard skill maupun soft skill-nya.

Lebih lanjut ia mengatakan, dalam menempatkan pemagangan maupun pekerja di Jepang, Kemenaker tidak hanya berorientasi pada jumlah atau kuantitas, tetapi juga pada kualitas. Dengan begitu, negara yang membutuhkan pekerja Indonesia mengetahui bahwa pekerja Indonesia memiliki kompetensi dan profesional.

"Hulunya kita siapkan dengan baik mulai dari kompetensi bahasa kemudian diperkuat dengan soft skill. Hard skill memang harus kita siapkan, tapi sisi-sisi lain yang menjadi keunggulan pekerja kita juga harus dipertahankan. Saya kira dari awal kita sudah mitigasi apa yang perlu disiapkan," ucapnya.

Baca juga : Kemenperin Maksimalkan Penggunaan Produk Dalam Negeri

Menaker menambahkan bahwa Kementerian Ketenagakerjaan memiliki 9 Lompatan Besar yang salah satunya berupa perluasan pasar kerja luar negeri. Melalui program perluasan tersebut, Kemenaker ingin mengubah wajah penempatan pekerja Indonesia di luar negeri yang lebih banyak di sektor informal bergeser ke sektor formal. Ia menilai, kondisi sekarang ini merupakan momentum Indonesia karena sedang kelimpahan penduduk usia produktif.

"Bayangkan dengan jumlah penduduk yang 70 persennya ini usia produktif lalu kita tidak kerja keras untuk memperluas pasar kerja luar negeri pasti nanti persoalan sosial akan muncul," ucapnya.

"Makanya Jepang salah satu negara yang kami yakini kita akan bisa menempatkan tenaga kerja di Jepang, baik dengan skema pemagangan maupun skema Specified Skilled Workers atau SSW," imbuhnya.

Ia juga mengatakan bahwa pada 2019, Wakil Presiden Jusuf Kalla berharap penempatan dengan skema SSW bisa mengisi 20 persen atau 70 ribu dari kebutuhan tenaga kerja khusus di Jepang.

"Kalau lihat data kira-kira dari awal pemagangan ini 98 ribu. Artinya resources tenaga kerja yang akan geser ke SSW sudah didapatkan dari peserta pemagangan," ucapnya.

Baca juga : Karyoto: KPK Siap Kerja Sama Dengan Polri Usut Kasus Ismail Bolong

 

 

 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.