Dark/Light Mode

LSN: Kang Emil Dan Moeldoko Masuk 4 Besar Cawapres

Sabtu, 17 Desember 2022 17:55 WIB
Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko. (Foto: Istimewa)
Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko menyodok ke empat besar Calon Wakil Presiden (Cawapres). Hal itu disampaikan oleh Lembaga Survey Nasional (LSN) saat merilis hasil survei terbaru yang dilaksanakan 16-29 November 2022, di 34 provinsi.

Selain perkembangan tingkat elektabilitas capres, survei LSN kali ini juga mengukur tingkat keterpilihan Cawapres.

"Hasilnya, ada empat tokoh yang paling dinominasikan publik sebagai cawapres, yakni Ridwan Kamil (23,8 persen), Sandiaga Uno (18,7 persen), AHY (12,4 persen) dan Moeldoko (10,5 persen)," ujar Direktur Eksekutif LSN, Gema Nusantara Bakry pada rilis survey terbaru LSN melalui siaran zoom meeting, Jum’at (16/12).

Baca juga : Moeldoko: BBM Subsidi Untuk Nelayan Harus Tepat Sasarannya

Bakry menjelaskan, nama Erick Thohir yang dalam survei-survei sebelumnya menjadi pilihan publik bersama RK dan Sandiaga, kali ini terlempar dari 4 besar.

"Sebagaimana disebutkan di atas bahwa RK jika disimulasikan berpasangan dengan capres manapun (apakah Prabowo, Ganjar atau Anies) meraih elektabilitas tertinggi. Sandiaga juga memiliki tingkat keterpilihan tinggi jika dipasangkan dengan Ganjar maupun Prabowo," terang Bakry.

Sementara itu, AHY hanya memiliki elektabilitas yang tinggi jika menjadi cawapresnya Anies. Sedangkan Moeldoko juga punya peluang keterpilihan cukup tinggi jika menjadi cawapresnya Ganjar.

Baca juga : Pengamat Unair: Moeldoko Pantas Berlaga Di Pilpres

Bakry mengindikasikan dengan sisa waktu 14 bulan jelang pelaksanaan Pemilu 2024 masih sangat mungkin terjadi kejutan munculnya kuda hitam, baik untuk capres maupun cawapres.

Jelang Februari 2024, Moeldoko dan RK bisa saja menyodok ke papan atas meramaikan persaingan capres. Sedangkan untuk posisi cawapres sangat terbuka munculnya nama baru yang tidak pernah mejeng di papan survei.

"Seperti pernah terjadi pada Pilpres 2009 (Boediono) dan Pilpres 2019 (Ma’ruf Amin). Bahkan Jusuf Kalla (JK) pun ketika maju sebagai cawapres pada 2004 dan 2009 juga tidak masuk hitungan dalam rilis survei berbagai lembaga riset mainstream," pungkas Bakry. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.