Dark/Light Mode

5 Pemain Timnas Prancis Terinfeksi

Prof Tjandra Jelaskan 7 Hal Tentang Flu Unta

Sabtu, 17 Desember 2022 17:31 WIB
Prof Tjandra Yoga Aditama. (Foto: dok. Pribadi)
Prof Tjandra Yoga Aditama. (Foto: dok. Pribadi)

RM.id  Rakyat Merdeka - Sebanyak lima pemain Timnas Prancis dikonfirmasi terjangkit virus flu unta di tengah persiapan untuk final Piala Dunia melawan Argentina, di Qatar.

Apakah flu unta itu?

Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI Prof Tjandra Yoga Aditama menjelaskan, flu unta ini sebenarnya adalah Middle East Respiratory Syndrome (MERS) yang disebabkan virus Corona.

"Masih satu 'keluarga' dengan penyebab Covid-19 sekarang ini dan juga SARS pada 2003 yang lalu," ungkap Prof Tjandra, dalam keterangan yang diterima RM.id, Sabtu (17/12).

Baca juga : Tuberkulosis Dan Berbagai Tantangannya Dalam JEMM 2022

Dibeberkan Guru Besar Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia (FKUI) ini, angka kematian MERS pada kasus yang dilaporkan ke World Health Organization (WHO) mencapai 35 persen.

"Jauh lebih tinggi dari Covid-19 yang angka kematiannya sekitar 2 sampai 3 persen," imbuhnya.

Beberapa negara Asia pernah melaporkan kasus MERS ini. Antara lain Malaysia, Thailand.

"Juga pernah ada outbreak MERS di Korea Selatan, yang pernah disebut outbreak terbesar di luar jazirah Arab," tutur mantan Direktur WHO Asia Tenggara ini.

Baca juga : Prof Tjandra Sarankan Dokter Baru Lulus Ditempatkan Di Puskesmas

Prof Tjandra juga menjelaskan, ada dua jenis penularan virus ini. Pertama, dari unta ke manusia. Sementara kedua, penularan antar manusia.

"Jadi berita tentang pemain Prancis yang menyebutkan penyebaran virus ini diduga dipicu oleh penggunaan AC di stadion, fasilitas pelatihan, dan hotel, perlu diklarifikasi," terang Prof Tjandra.

Sementara gejala MERS meliputi demam, batuk dan sesak napas, yang mungkin saja berlanjut ke pneumonia. "Tentu tidak pada semua kasus," bebernya.

Sejauh ini, lanjut Prof Tjandra, belum ada obat dan vaksin yang spesifik untuk MERS.

Baca juga : Sekda Palembang Di Atas Angin

"Penanganan pasien adalah seperti penanganan pasien penyakit infeksi paru secara umum," jelas Prof Tjandra.

Pada 2014 dan 2015, Prof Tjandra adalah anggota Emergency Committee WHO tentang MERS ini.

"Kami memang tidak menyatakan MERS sebagai Public Health Emergency of International Concern (PHEIC)," tandas eks Dirjen Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes) ini. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.