Dark/Light Mode

Hari Kesehatan Nasional 2022

Prof. Tjandra: Banyak Tantangan Mengendalikan Penyakit Menular Di Tanah Air

Sabtu, 12 November 2022 20:28 WIB
Hari Kesehatan Nasional 2022 Prof. Tjandra: Banyak Tantangan Mengendalikan Penyakit Menular Di Tanah Air

RM.id  Rakyat Merdeka - Profesor Tjandra Yoga Aditama mengungkap, Hari Kesehatan Nasional (HKN) ditetapkan pertama kali karena pada 12 November 1959 saat Presiden Sukarno melakukan IRS (Indoor Residual Spray) dengan insektisida Dichloro Diphenyl Trichloroethane (DDT) di Desa Kalasan, Yogyakarta, untuk mengendalikan malaria. Ini mengingatkan kita bahwa masalah kesehatan bukan hanya Covid-19, tetapi berbagai penyakit menular lainnya pula.

Pada HKN ke 50 tahun ini tentu banyak kemajuan yang sudah dicapai. Tetapi juga masih sangat banyak tantangan yang perlu diselesaikan. Target dunia Sustainable Development Goal (SDG) tentang penyakit menular menyatakan bahwa dunia harus menghentikan epidemi tuberkulosis, malaria dan HIV/AIDS di tahun 2030, sekitar 7 tahun dari sekarang, dan di bawah ini kita bahas satu persatu tentang situasinya di Indonesia.

Baca juga : Prof. Tjandra: Tolong, Masukkan Vaksin Bivalen Untuk Booster

Tentang malaria, Kementerian Kesehatan mencatatkan bahwa total kasus malaria di Indonesia tahun 2020 sebanyak 254.055. Persentase suspek malaria yang dikonfirmasi laboratorium baik menggunakan mikroskopis maupun RDT pada tahun 2020 adalah 97 persen dengan jumlah pemeriksaan 1.823.104 dari 1.877.769 suspek yang diperiksa dengan “Positivity Rate (PR)" adalah 14 persen. Sementara itu, publikasi Kementerian Kesehatan pada 22 April 2022 menyebutkan jumlah kasus malaria di Indonesia pada tahun 2021 sebesar 304.607 kasus, jadi meningkat dari tahun sebelumnya.

Untuk HIV/AIDS, maka publikasi UNAIDS 2022 HIV Estimates menyampaikan bahwa di Indonesia diperkirakan ada  540.000 ODHA, tapi diantarnya yang tahu pasti status HIV nya adalah 387.210 orang, dan diantaranya yang dalam pengobatan anti-retroviral therapy (ART) adalah 152.525 orang.

Baca juga : Ini 3 Harapan Prof. Tjandra, Dari Pertemuan Menkes Negara G20 Di Bali

“Jadi memang belum cukup besar yang tertangani sampai pengobatannya. Infeksi HIV baru adalah 27.000 orang, dan dalam setahun ada 26.000 yang meninggal sehubungan dengan AIDS ini (“AIDS-related deaths”),” ungkap Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI / Guru Besar FKUI kepada RM.id, Sabtu (12/11).

Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara juga menyebut, tuberkulosis (TB), data tahun 2020 menyebutkan bahwa Indonesia adalah penyumbang kasus TB ke dua terbanyak di dunia. Peringkat ini “sedikit membaik” pada tahun berikutnya karena Indonesia bukan lagi peringkat ke dua tetapi jadi penyumbang kasus ke tiga terbanyak di dunia. Hanya saja, “Global Tuberculosis Report” 2022 yang diterbitkan 27 Oktober 2022, hanya 15 hari sebelum peringatan HKN hari ini, ternyata peringkat Indonesia terkesan naik lagi dan kini kembali menjadi penyumbang kasus tuberkulosis nomor dua terbanyak lagi di dunia.

Baca juga : Erick Thohir Ungkap Kesan Mendalam Saat Berkunjung Ke Pesantren

“Jumlah kasus baru Tuberkulosis di negara kita di tahun 2021 adalah 969 ribu orang, angka ini naik dari angka tahun 2020 yaitu 824 ribu, jadi kasus TB terus meningkat,” kata Mantan Dirjen Pengendalian Penyakit serta Mantan Kabalitbangkes.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.