Dark/Light Mode

Wakil Kepala BPIP Tegaskan NU Benteng Pancasila dan NKRI

Selasa, 7 Februari 2023 09:58 WIB
Wakil Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Karjono Atmoharsono. (Foto: Ist)
Wakil Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Karjono Atmoharsono. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Wakil Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Karjono Atmoharsono menegaskan, Nahdlatul Ulama (NU) selalu istiqamah sebagai benteng Pancasila dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). 

Hal tersebut disampaikan Karjono saat menjadi narasumber pada acara Konferensi Nasional 1 Abad Nahdlatul Ulama di Sidoarjo, Jawa Timur, Senin (6/2).

Acara dengan tema "Membangun Peradaban untuk Kemandirian NU dan Kedaulatan Bangsa" ini, diharapkan dapat menjadi momentum agar NU selalu menjunjung tinggi nilai-nilai kebangsaan dan nasionalisme yang berdasarkan syariat Islam.

"Di sisi lain, NU juga menunjukkan wajah Indonesia yang teduh dan ramah di mata dunia dan menunjukkan agama dan budaya yang bersanding saling memperkaya satu sama lain. Ini membuktikan bahwa NU adalah penjaga NKRI dan Pancasila," ujarnya.

Karjono juga mengenalkan "Salam Pancasila" sebagai salam persatuan bagi seluruh bangsa Indonesia, tanpa mengenal perbedaan agama, suku, dan tradisi kedaerahan yang digunakan di ruang publik dengan lawan bicara atau audien yang beragam. Salam Pancasila  dicetuskan oleh Ketua Dewan Pengarah BPIP,Megawati Soekarnoputri. 

Baca juga : BPIP Angkat 399 Purnapaskibraka Menjadi Duta Pancasila

Dalam kegiatan yang dihadiri ratusan Ikatan Sarjana NU ini, Karjono mengimbau kepada seluruh masyarakat jangan sekali-kali meninggalkan sejarah (Jasmerah) sebagaimana disampaikan Ir. Soekarno, pada tanggal 17 Agustus 1966 saat pidato peringatan HUT RI. Selain itu, ia juga mengatakan, jangan sekali-kali meninggalkan Ulama (Jashijau).

Menurut dia,  dalam perjalanannya, NU selalu patuh dengan ulama dan negara, di antaranya, fatwa KH Hasyim Asy'ari yaitu "Cinta Tanah Air Bagian dari Iman".

"Waktu itu, ketika Mbah Hasyim menerima Ajudan Presiden Soekarno mengenai hukum warga yang membela bangsanya, beliau menjawab dengan tegas, fardhu ‘ain (tidak bisa tidak) dan saat itulah Mbah Hasyim berfatwa atau mengeluarkan jargon hubbul wathan minal iman, yakni cinta tanah air sebagian dari iman," jelasnya.

Menurutnya, empat pilar kebangsaan 

Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahuan 1945, kalau disingkat PBNU, menunjukkan NU tulang punggung terdepan.

Baca juga : Mendag Perluas Kerja Sama Perdagangan Dengan Eurasia

Empat pilar juga tiang penyangga yang kokoh (soko guru) agar rakyat Indonesia merasa nyaman, aman, tentram, dan sejahtera, serta terhindar dari berbagai macam gangguan bencana. 

"Saya yakin dengan Pancasila, negara akan terkelola dengan baik, masyarakat akan adil, makmur, dan sejahtera," tegasnya.

Ketua Umum Pimpinan Pusat ISNU, Ali Masykur Musa mengatakan, banyak pekerjaan rumah yang harus terus dilakukan oleh NU, salah satunya adalah penguatan Ideologi Pancasila.  “Pancasila sudah final, tidak ada lagi warga NU yang memperdebatkannya," ujarnya.

Ia berharap, ke depan, insan NU fokus kepada pemberdayaan umat di antaranya adalah kemandirian ekonomi. “Saya membayangkan kalau umat terus berkontribusi kepada bidang ekonomi, maka kesejahteraan akan datang," paparnya.

Ia juga menjelaskan, tantangan ke depan adalah semakin meningkatnya teknologi, maka dari itu insan NU harus memiliki ilmu pengetahuan dari berbagai bidang, terutama teknologi. 

Baca juga : Kepala BPIP Beri Pembekalan Pancasila Ke Anggota DPRD Lampung

Rektor Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo, Fatkul Anam menyambut baik Wakil Kepala BPIP yang menjadi narasumber dalam kegiatan tersebut. Ia mengakui, dengan pluralisme dan ideologi Pancasila, Agama Islam di Indonesia menjadi contoh agama-agama lain di dunia.

"Satu abad ini dari 60 ahli agama meneguhkan, NU akan menjadi imamnya islam modern," tutupnya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.