Dark/Light Mode

Solar And Rainwater Energy Harvesting Hybrid System: Solusi Penyediaan Energi Listrik Bersih Dan Berkelanjutan Di Pedesaan

Selasa, 21 Februari 2023 08:00 WIB
Sekjen Kementerian ESDM Rida Mulyana menyerahkan hadiah kepada para pemenang saat Awarding National Energy, Climate Sustainability Competition (NECSC) 2023 di Makara, UI, Depok, Jawa Barat, Minggu (12/2). (Foto: Rizki Syahputra/RM).
Sekjen Kementerian ESDM Rida Mulyana menyerahkan hadiah kepada para pemenang saat Awarding National Energy, Climate Sustainability Competition (NECSC) 2023 di Makara, UI, Depok, Jawa Barat, Minggu (12/2). (Foto: Rizki Syahputra/RM).

RM.id  Rakyat Merdeka - Karya: Salsah Sahrani Syam (Mahasiswa Universitas Hasanuddin, Makassar) - [email protected]

Artikel ini menjadi pemenang I, dalam National Energy, Climate, Sustainability Competition (NECSC) 2023, Kategori Energi, yang diselenggarakan Rakyat Merdeka dan Society of Renewable Energy. Meraih Piala Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral RI

Indonesia dijuluki sebagai salah satu negara kepulauan. Memiliki 17.499 pulau yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Namun sangat disayangkan, kondisi ini justru menyebabkan permasalahan terkait pemerataan pembangunan, salah satunya masalah elektrifikasi pedesaan. Data Statistik Ketenagalistrikan tahun 2020 menunjukkan rasio elektrifikasi nasional Indonesia berada di angka 99.20% yang mana 0.8% kurangnya disebabkan karena masih ada 433 desa yang belum berlistrik (Sekretariat Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan, 2020).

Baca juga : KKP: Penerapan Sanksi Administratif Untuk Kepatuhan Dan Keberlanjutan Dunia Usaha

Desa-desa ini belum mendapatkan suplai listrik karena akses wilayahnya yang sulit. Untuk itu, membangun transmisi listrik ke desa dari sistem transmisi yang sudah ada memerlukan biaya yang sangat mahal. Selain itu, beban listrik desa yang tidak sama dengan kapasitas transmisi yang sudah ada memperkuat alasan mengapa membangun saluran transmisi ke desa bukanlah sebuah solusi yang tepat.

Langkah elektrifikasi pedesaan yang telah dilakukan oleh pemerintah saat ini ialah dengan membangun pembangkit listrik mandiri yang terpisah dari jaringan listrik utama atau disebut dengan sistem off-grid (lepas jaringan). Namun, sebagian besar sistem off-grid untuk elektrifikasi pedesaan masih dipasok oleh generator diesel. Alasannya, karena generator diesel ini familiar bagi masyarakat serta kapasitas daya listrik yang dihasilkannya cukup besar (Masrianto dkk., 2021).

Namun, solusi ini juga tidak cocok diterapkan untuk daerah dengan akses yang sulit karena perlu dilakukan pengiriman bahan bakar setiap saat. Selain itu, solusi ini tidak dapat digunakan sebagai solusi berkelanjutan untuk elektrifikasi pedesaan karena bahan bakar diesel adalah sumber daya yang dapat habis dan juga menghasilkan emisi gas rumah kaca. Oleh karena itu, terpikirkan solusi untuk memanfaatkan potensi energi baru terbarukan yang dimiliki pedesaan untuk menghasilkan energi listrik.

Baca juga : Gandeng WWF, PLN Kembangkan Energi Bersih Berkelanjutan

Solusi pemanfaatan energi terbarukan off-grid untuk elektrifikasi pedesaan yang berkelanjutan merupakan solusi yang sangat tepat di Indonesia (Taufiqurrohman, 2017). Salah satu energi terbarukan yang tersedia di semua wilayah Indonesia dan dapat dimanfaatkan menjadi energi listrik ialah energi surya.

BPPT (2021) menyatakan bahwa potensi energi surya yang dapat dimanfaatkan menjadi energi listrik di Indonesia cukup besar, yakni sekitar 4,8 kWh/m2/hari. Hanya saja, intensitas energi matahari di Indonesia tidak setiap saat cukup untuk dikonversi menjadi energi listrik. Iklim tropis menyebabkan Indonesia memiliki dua musim, yakni musim kemarau dan musim hujan. Hasil penelitian menunjukkan, Indonesia selalu menerima hujan sepanjang tahun dengan curah hujan tergolong tinggi, yakni sebesar 2000-3000 mm per tahun (Kharisna, 2017). Turunnya hujan mengakibatkan intensitas energi matahari menurun dan tidak optimal untuk digunakan sebagai satu-satunya sumber energi listrik.

Berangkat dari permasalahan di atas, lahirlah ide untuk turut memanfaatkan curah hujan yang cukup tinggi di Indonesia bersama dengan energi matahari untuk menjadi energi listrik. Hal ini dapat dilakukan dengan implementasi teknologi Solar and Rainwater Energy Harvesting Hybrid System atau singkatnya kita sebut SREH2S.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.