Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Denny JA Dorong Pemerintah Anggarkan 1 Persen APBN Untuk Diplomasi Budaya

Kamis, 23 Februari 2023 21:28 WIB
etua Umum Perkumpulan Penulis Indonesia Satupena Denny JA saat memberikan pidato kebudayaan pada pembukaan International Minangkabau Literacy Festival (IMLF) di Padang pada Rabu (22/2). (Foto: Ist)
etua Umum Perkumpulan Penulis Indonesia Satupena Denny JA saat memberikan pidato kebudayaan pada pembukaan International Minangkabau Literacy Festival (IMLF) di Padang pada Rabu (22/2). (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah perlu memberikan perhatian lebih pada diplomasi budaya Nusantara melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Demikian pernyataan Ketua Umum Perkumpulan Penulis Indonesia Satupena Denny JA dalam pidato kebudayaan pada pembukaan International Minangkabau Literacy Festival (IMLF) di Auditorium Gubernur Sumatera Barat, Padang pada Rabu (22/2) malam.

“Saatnya pemerintah menyisihkan dana satu persen dari APBN, atau sekitar 30 triliun per tahun untuk diplomasi budaya Nusantara ke tingkat dunia,” ujar Denny.

Dalam pidatonya, Denny mendudukkan situasi dunia saat ini yang sedang mengalami perubahan. Di mana puncaknya akan berlangsung pada tahun 2050 mendatang.

“Untuk pertama kalinya, pusat ekonomi dunia akan berpindah dari Barat ke Asia. Negara paling kuat secara ekonomi nantinya bukan lagi Amerika serikat. Nomor satu adalah China. Nomor dua adalah India, sedangkan Amerika Serikat merosot ke nomor tiga dan Indonesia melonjak menjadi negara nomor empat,” ujar Denny.

Prediksi ini dibuat oleh Pricewater House Cooper, lembaga bisnis dengan reputasi internasional, pada tahun 2017. Prediksi Pricewater ini juga sudah diperkuat pula lembaga ekonomi dunia lainnya, seperti World Bank dan IMF. “Ini adalah megatrend. Dalam 2000 tahun sejarah, berpindahnya pusat ekonomi dunia terjadi hanya  beberapa kali saja,” sambungnya.

Denny menjelaskan, sejarah telah menunjukkan bahwa pusat ekonomi juga akan berkembang menjadi pusat peradaban. Dari pusat ekonomi, menuju dominasi teknologi, kekuatan militer, dan ujungnya pusat peradaban.

Baca juga : Lestari Imbau Pemerintah Siapkan Sejak Dini Keamanan Jalur Mudik

“Kita pun harus bersiap- siap dengan kebangkitan kultur Asia. Negara yang kuat tentu saja akan memilih memperkuat identitas kulturalnya sendiri, memperbaharui dan memberdayakan identitas kulturnya sendiri,” sambungnya.

Ia melanjutkan, hal ini bagus untuk dunia. Dominasi kultur barat selama ini akan diperkaya oleh kultur dari Asia. “Strategi budaya kita harus dihidupkan dalam kerangka megatrend itu. Bahwa Asia akan menjadi pusat ekonomi, lalu pusat peradaban dunia,” jelasnya.

Menurut Denny, budaya Minangkabau harus pula kita berdayakan masuk ke dalam kerangka megatrend tersebut. “Ini bukan hal mustahil mengingat Minangkabau kaya potensi,” kata Denny.

Ia merujuk pada riset 50 makanan dunia paling popular yang digelar oleh CNN pada tahun 2017 lalu. Audiens yang diriset berasal dari berbagai belahan dunia dan makanan yang diriset pun beragam, mulai dari sushi dan ramen dari Jepang, tom yam dari Thailand, pecking duck dari China dan juga hamburger dan steak dari Amerika Serikat.

“Hasilnya menyentak kita. nomor satu yang populer adalah rendang dari Indonesia. Lebih tepatnya, rendang dari Minangkabau,” sambung Denny.

Telebih, jika membaca sejarahnya, rendang sudah dikenal sejak abad ke-16. Atau sekitar 500 tahun lalu, para pedagang dan pelayar seringkali membawa rendang karena merupakan makanan yang awet.

“Kita berdecak kagum dengan karya seni nenek moyang kita di Sumatera Barat. Bagi kita kuliner itu juga bentuk seni; seni di bidang makanan,” tambahnya.

Baca juga : Pemerintah Siapkan Jurus Tekan Inflasi

Menurutnya, RI bisa belajar dari strategi budaya Korea Selatan yang kini menonjol di tingkat dunia. Di dunia musik, Korea Selatan diwakili oleh boyband BTS yang dianggap sebagai The Beatles masa kini. Kemanapun mereka pentas, mereka melahirkan histeria massa.

Di dunia film, film “Parasite” dari Korea Selatan berhasil menjadi Film Terbaik Oscar di tahun 2020. Selain itu, drama Korea di Netflix juga termasuk dalam jajaran yang paling disukai.

Lantas, hal apa yang dilakukan di balik layar sehingga hal tersebut bisa terjadi? Denny menjelaskan, ada tiga hal utama yang juga bisa dikerjakan oleh Indonesia. Pertama, kultur Korea Selatan dikampanyekan secara internasional, dan dijadikan bagian dari diplomasi kultural resmi pemerintahan. Negara secara sengaja menjadikan diplomasi kultural sebagai bagian dari diplomasi kenegaraan.

“Strategi pertumumbuhan ekonomi nasional secara sengaja juga disusun dengan memasukkan pemberdayaan budaya nasional di sana,” jelas Denny.

Kedua, perusahaan besar Korea Selatan juga ikut mengkampanyekan budaya Korea. Perusahaan besar seperti Hyundai dan Samsung juga diminta ikut memberdayakan kultur Korea. “Jika produk budayanya disukai dunia, musiknya, drama, film, itu juga akan memberikan efek kepada industri Korea. Brand besar bisnis Korea juga diuntungkan,” tambah Denny.

Hal ketiga adalah komitmen pemerintah itu dikongkretkan pula dengan alokasi anggaran  dari pemerintahnya. Sejak tahun 1990an, satu persen dari APBN Korea Selatan dialokasikan untuk pemberdayaan kultur Korea Selatan

“Kita bisa bayangkan APBN Indonesia per tahun 3.000 triliun rupiah. Satu persen saja dari 3.000 triliun adalah 30 triliun pertahun,” kata Denny.

Baca juga : APDESI Sepakat 10 Persen APBN Untuk Pembangunan Desa

Nilai tersebut jika dialokasikan setiap tahun untuk memberdayakan budaya di Indonesia sudah sangat cukup. “Karena itu kita menyambut baik perhelatan International Minangkabau Literacy Festival yang diinisiasi oleh teman-teman dari Satupena Sumatera Barat ini,” kata Denny.

Menurut Denny, kerja budaya ini jauh lebih mudah jika dibantu oleh pemerintah daerah dan pemerintah nasional. “Kita ikuti saja strategi yang sudah sukses dari Korea Selatan. Mulai dari anggaran. Misalnya satu persen dari APBD Sumatra Barat dialokasikan untuk memberdayakan kultur Minangkabau. APBD Sumatra Barat tahun 2023 lebih dari Rp 6 triliun,” jelasnya.

“Satu persen berarti 60 miliar setahun dialokasikan Pemda Sumbar untuk memberdayakan budaya Minangkabau. Itu sudah sangat, sangat, sangat cukup,” sambung Denny.

Hal itu juga bisa diterapkan pada tingkat APBN. Di mana total APBN Indonesia sekitar Rp 3.000 triliun, satu persennya berarti Rp 30 triliun per tahun bisa dialokasikan untuk memberdayakan budaya Nusantara. “Ini akan menjadi langkah awal yang signifikan,” kata Denny.

“30 tahun dari sekarang, ketika budaya Minangkabau berjaya di dunia internasional, kita tahu bersinarnya budaya Minangkabau saat itu ikut dibangkitkan oleh acara kita malam ini,” tegasnya.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Satupena Sumatera Barat yang juga menginisiasi gelaran IMLF, Sastri Bakry menjelaskan bahwa kegiatan bertaraf ini didukung oleh Pengembangan Sumber Daya Manusia (PPSDM) Kementerian Dalam Negeri Regional Bukittinggi serta pemerintah Provinsi Sumatera Barat, Kabupaten Agam, Kota Padang Panjang dan sejumlah wali nagari.

Terdapat hampir 200 delegasi yang hadir dari sejumlah negara, seperti Malaysia, Brunei, Australia, Bangladesh, Spanyol, Argentina dan Rusia.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.