Dewan Pers

Dark/Light Mode

Di Tengah Dinamika Koalisi Jelang Pemilu 2024, KIB Kudu Makin Solid

Kamis, 26 Januari 2023 06:27 WIB
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (kanan) bersama Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (kiri) dan Plt Ketua Umum PPP Madiono tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB)/Istimewa
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (kanan) bersama Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (kiri) dan Plt Ketua Umum PPP Madiono tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB)/Istimewa

RM.id  Rakyat Merdeka - Dinamika koalisi menuju Pemilu 2024 semakin intensif dengan manuver sejumlah partai politik. Untuk itulah, Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) diharapkan tetap solid.

Demikian disampaikan pengamat politik Citra Institute, Yusak Farchan, Rabu (25/1). Menurutnya, KIB yang terdiri dari Partai Golkar, PAN dan PPP ini sudah memiliki suara cukup untuk maju. Tinggal bagaimana menjaga kekompakkan KIB. 

“Modal dasar KIB kan sudah 25,8 persen kursi, terbesar kedua di antara poros-poros koalisi yang sejauh ini terbentuk. Jadi harus terjaga soliditasnya,“ ujar Yusak.

Dinamika koalisi akhir-akhir ini semakin menarik setelah Partai Kebangkitan Bangsa dan (PKB) Partai Gerindra mendeklarasikan sekretariat bersama. Selain itu, muncul isu sejumlah parpol akan menyeberang koalisi.

Berita Terkait : PKB Punya Calon Sendiri

Meski sejumlah isu santer diwacanakan, namun menurut pendiri lembaga survei Kelompok Diskusi Dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) Hendri Satrio, langkah itu  tidak mengubah peta politik.

Dia menganggap, manuver politik tersebut tidak berarti apa pun jika tidak disertai dengan deklarasi capres.

"Gerindra-PKB kan baru sekretariat, itu belum deklarasi. Jadi, sebenarnya kondisinya sama sekali belum berubah. Sekretariat ya sekretariat saja, kan gedung, bisa dibubarkan. Berbeda kalau sudah ada deklarasi capres-cawapres," tegas pria yang akrab disapa Hensat itu.

Menurutnya, saat ini semua koalisi masih dalam situasi sama antara Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya, dan Koalisi Perubahan. Masing-masing belum melakukan deklarasi capres.

Berita Terkait : KTNA Tegaskan Produksi Beras 2022 Beneran Surplus

Dia mengatakan, peta politik tersebut belum akan berubah selama tidak ada faktor pemicu. Faktor pemicu tersebut, yakni pendeklarasian capres-cawapres.

KIB Berpeluang Gabung PDIP

Kembali ke Yusak, menurutnya deklarasi sekreatariat  beraama PKB dan Gerindra bisa juga diartikan macetnya komunikasi mereka dengan PDIP. Hal ini bisa menjadi peluang bagi KIB merangkul PDIP.

“Jika PDIP dan KIB bergabung mengusung Ganjar Pranowo, ini akan menjadi koalisi yang kuat dan solid. Koalisi keduanya bakal mungkin di bawah restu Presiden Jokowi," ujarnya. 

Berita Terkait : Jelang Pemilu 2024, Kominfo Siapkan Jurus Jitu Perangi Hoaks Cs

Dia mengatakan, Profil KIB dari awal memang sudah terkunci menjadi koalisi "penerus" pemerintahan Pak Jokowi.  

“Artinya, KIB akan cenderung mengikuti ke mana arah politik Jokowi, dan sejauh ini Ganjar yang mendapat prioritas dari Jokowi," jelas Yusak. 

Maka, jika PDIP mengajukan Ganjar sebagai capres, maka peluang berkoalisi dengan KIB sangat besar. 

“Agar tidak ketinggalan kereta, lebih bagus KIB segera menetapkan capres cawapresnya. KIB harus agresif lagi membangun komunikasi politik, terutama dengan PDIP “ pungkas Yusak.■