Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - Deputi Pencegahan dan Monitoring Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Pahala Nainggolan menganggap pengusutan harta pejabat Ditjen Pajak Rafael Alun Trisambodo seperti adu silat.
Pengusutan ditujukan terhadap aset-aset Rafael yang tidak dicantumkan dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN). Rafael pun mengeluarkan jurus mengelak. KPK kalah jurus.
“Gua kan ilmunya rendah, men. Jadi gua butuh melihat dulu gerakan silatnya kayak apa, sebulan lagi gua baru bisa (menang),” ujar Pahala.
Baca juga : BSI Siap Bantu KPK Tuntaskan Masalah Hukum
Pahala mengatakan, latar belakang Rafael sebagai orang pajak dianggap mumpuni untuk mengelabui tim pemeriksa KPK. Bahkan caranya menyamarkan harga terbilang lihai.
Salah satunya menggunakan nominee alias pakai nama orang lain. Modus ini, biasa digunakan pelaku tindak pidana pencucian uang.
Dengan menggunakan nominee, menurut Pahala, Rafael dapat leluasa menyembunyikan kekayaan. Sehingga tidak semua asetnya masuk LHKPN.
“Pola silatnya canggih, pakai nominee salah nggak? Nggak salah. Gue beli atas nama lu, nggak salah kan di LHKPN? Kenapa nggak masuk (LHKPN)? Orang nama lu masak gue masukin (LHKPN) tapi sebenarnya gue yakin lu yang beli,” kata Pahala
Selain jurus nominee, Rafael punya jurus lain. Yaitu menggunakan perseroan terbatas untuk memiliki aset. Dengan pola ini, maka yang bersangkutan cukup memasukkan berapa nilai saham yang dimilikinya di perusahaan itu saja ke dalam LHKPN. Bukan asetnya.
“Urusan PT berkembang, transaksinya apa dan lain-lain (karena) dia PT, gue nggak bisa lihat,” aku Pahala.
Baca juga : Firli Kasih Ancaman Keras Ke Koruptor
“Canggih nggak? Itu antara lain yang gue pelajari. Nanti kalau gue udah makin paham jurusnya gue kasih tahu,” sambung Pahala.
Meski diberondong berbagai pertanyaan tim KPK, menurut Pahala, Rafael terlihat sangat percaya diri. Ia mengklaim sudah mencantumkan semua asetnya di LHKPN.
Dengan demikian, kewajibannya sebagai pejabat yang harus menyerahkan LHKPN telah terpenuhi. Di sini KPK kembali kalah jurus.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya