Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

57 Mitra Deradikalisasi di Jateng Dibekali Wawasan Kebangsaan oleh BNPT

Kamis, 16 Maret 2023 13:53 WIB
Direktur Deradikalisasi BNPT Brigjen R Ahmad Nurwakhid (Foto: Dok. BNPT)
Direktur Deradikalisasi BNPT Brigjen R Ahmad Nurwakhid (Foto: Dok. BNPT)

RM.id  Rakyat Merdeka - Sebanyak 57 mantan narapidana terorisme atau mitra deradikalisasi bersama keluarganya dari wilayah Jawa Tengah (Jateng) mendapat pembekalan wawasan kebangsaan dan moderasi beragama oleh Subdit Bina Masyarakat, Direktorat Deradikalisasi, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), di Warung Joglo Bu Rini, Salatiga, Rabu (15/3).

Pembekalan ini adalah bagian dari penguatan program deradikalisasi untuk mengurangi, menghilangkan, dan membalikkan proses radikalisme yang telah terjadi. Dalam kegiatan ini, BNPT bersama stakeholder terkait seperti Densus 88 Polri, Kodam IV/Diponegoro, Polda Jateng, BAIS, BIN, Formkopimda Provinsi Jawa Tengah dan Kota Salatiga.

Hadir sebagai narasumber dalam kegiatan tersebut, Sekretaris Badan Penanggulangan Ekstremisme dan Terorisme Majelis Ulama Indonesia (MUI) M Najih Arromadloni atau Gus Najih, Ketua FKPT Jawa Tengah Prof Syamsul Ma’arif, serta Ketua Aswaja Lembaga Bahtsul Masail Wilayah NU Jateng Ulil Albab Djalaludin atau Gus Ulil.

Baca juga : Lestari Minta Pemerintah Konsisten Tegakan Aturan Di Kawasan Wisata

Direktur Deradikalisasi BNPT Brigjen R Ahmad Nurwakhid mengajak para mitra deradikalisasi untuk kembali menjunjung tinggi nilai kebhinekaan dan empat nilai moderasi beragama. Pertama, memperkuat komitmen kebangsaan. Yaitu Berpedoman pada Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan UUD 1945.

“Kedua, toleransi. Jangan merasa paling benar dalam beragama, harus menghormati sesama. Ketiga, mengakomodasi kebudayaan dan kearifan lokal. Terakhir, adalah antikekerasan,” ujar Nurwakhid.

Menurutnya, para penganut ideologi terorisme selama ini selalu anti dengan budaya dan kearifan lokal. Mereka menganggap budaya dan kearifan lokal itu bid’ah sehingga tidak boleh dilakukan. Untuk itu, penting bagi mitra deradikalisasi yang sudah kembali ke masyarakat dan bersedia mengikuti program deradikalisasi, untuk kembali menjadi orang Indonesia dengan memahami nilai-nilai luhur bangsa Indonesia berupa budaya dan kearifan lokal Nusantara.

Baca juga : Airlangga Jadi Tokoh Paling Dikenal Warga Pasar Tradisional & Mall

Nurwakhid melanjutkan, Pancasila bukan agama dan tidak akan menggantikan agama. Namun, Pancasila dirumuskan dengan pertimbangan perbedaan etnis dan agama yang ada di Indonesia namun tanpa melanggar perintah Tuhan, baik di agama Islam maupun agama lain.

“Perbedaan antara manusia adalah sunatullah, keragaman adalah sunatullah. Barang siapa yang tidak menghargai perbedaan, dialah yang berada dalam kekafiran,” imbuhnya.

Ia mengajak para mitra deradikalisasi yang pernah mengalami peristiwa yang dianggap melanggar hukum di Indonesia, agar tidak berkecil hati dan patah semangat. “Sebagai militan harus tetap semangat berjihad pada NKRI. Mitra deradikalisasi adalah bagian dari mujahid NKRI. Banyak yang bilang mitra deradikalisasi masih banyak yang ‘merah’. Tidak apa-apa. Tapi harus ditambah ‘putih’, menjadi Merah Putih,” jelas Nurwakhid.

Baca juga : Lestari Ajak Generasi Muda Tanamkan Nilai Kebangsaan

Sekretaris BPET MUI M Najih Arromadloni menambahkan, meskipun deradikalisasi itu istilah baru yang dicetuskan dan dikenal bukan dari agama Islam, namun secara historis, akar sejarah deradikalisasi pertama muncul dilakukan Ibnu Abbas, di masa khalifah Ali bin Abi Thalib dalam menghadapi kelompok Khawarij.

“Mitra deradikalisasi saat ini harusnya memiliki beban untuk memperbaiki citra Islam di Indonesia. Deradikalisasi tidak menjauhkan dari Islam, namun memperkuat pemahaman tentang Islam, dan mengembalikan Islam pada Islam yang sebenarnya,” ucap Gus Najih.

Ia juga membagikan pengalaman di Suriah yang berbeda dengan narasi yang digaungkan kelompok radikal terorisme. Untuk itu, ia mengimbau kepada para mitra deradikalisasi agar tidak termakan narasi-narasi untuk hijrah ke Suriah.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.