Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
RM.id Rakyat Merdeka - Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Antonius Benny Susetyo menyoroti fenomena dugaan pencucian uang senilai Rp 300 triliun di lingkungan Kementerian Keuangan, sebagaimana diungkap Menteri Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD belum lama ini.
Romo Benny mengatakan, pernyataan Mahfud mengenai dugaan pencucian uang tersebut, telah menimbulkan pro dan kontra tentang boleh tidaknya seorang pejabat publik mengungkap fakta dari analisis transaksi keuangan.
Kata Romo Benny, pernyataan Mahfud yang menyebut, jika tidak ada penyelewengan pajak, setiap orang di Indonesia bisa menikmati subsidi sekitar Rp 20 juta per bulan, telah membuat publik terkejut.
Namun yang terpenting, menurutnya, fakta laporan dari transaksi keuangan itu harus ditindaklanjuti. Karena objek pencucian uang merugikan negara.
Baca juga : Pergi Bulan Madu Tanpa Pasangan
"Masalah ini sebenarnya adalah persoalan relasi kuasa, antara kuasa ilahi dan kuasa manusiawi. Seperti ditegaskan Filsuf Jerman Walter Benjamin," ujar Romo Benny dalam wawancara kepada Rakyat Kebudayaan Nusantara (RKN), Minggu (26/3).
"Ketika hanya mengacu pada dimensi manusiawi, politik kerap terjebak pada regulasi. Terjebak pada apakah ini boleh diungkap atau tidak. Di balik dimensi manusiawi, politik kerap bermain untuk menutupi kejahatan kemanusiaan," bebernya.
Di mata Romo Benny, apa yang dilakukan Mahfud, merupakan bentuk upaya menjalankan politik kuasa ilahi.
Dia menjelaskan, politik sebagai kuasa ilahi, senantiasa mengatasi norma-norma hukum dan kesopanan. Juga mengatasi berbagai kekuatan politik, yang mencoba memanipulasi kebenaran.
Baca juga : Soal Kehadiran Israel Di Piala Dunia U20, Cak Nanto Usul Politik LN Jalan Tengah
"Dimensi kuasa ilahi itulah, yang harusnya menjadi pegangan pejabat publik. Karena itu, perdebatan Komisi III dengan Prof. Mahfud, harus dilihat dalam perspektif bagaimana politik itu dipakai dengan dimensi ilahi atau manusiawi," papar Romo Benny.
Dimensi manusiawi, terang Romo Benny, selalu mempertanyakan otoritas. Mempersoalkan aturan main. Mendebat boleh dan tidaknya.
Namun, dalam dimensi kuasa ilahi, politik justru mengatasi kesulitan, hambatan.
"Politik kuasa ilahi akan mengungkapkan sebuah kebenaran. Meski kerap kali pahit, kebenaran adalah obat yang mujarab. Kita belajar dari Walter Benjamin, belajar tentang bahasa," urai Romo Benny.
Baca juga : Nama Mahfud Hingga Prabowo Kuasai Musra NTB
Kerap kali, bahasa digunakan untuk memanipulasi kebenaran dengan memperlemah fakta dan data. Hanya untuk menutupi boroknya manipulasi korupsi yang sudah di ujung tanduk.
Karena itu, Romo Benny mengajak semua pejabat publik atau masyarakat umum, untuk berani mengungkap kebenaran. Demi kepentingan bangsa dan negara yang lebih besar.
"Saatnya, kita bersama-sama berani mengungkap kejanggalan, dan memulainya dengan keberanian. Keberanian harus dimulai dengan politik ilahi. Bukan sekadar politik manusiawi," pungkasnya. ***
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya