Dark/Light Mode

Waka BPIP Puji Kirab Panji Dan Mahkota Kerajaan Sumedang

Selasa, 16 Mei 2023 23:50 WIB
Wakil Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Karjono Atmoharsono. (Foto: Ist)
Wakil Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Karjono Atmoharsono. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Wakil Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Karjono Atmoharsono mengatakan, Kirab Panji dan Mahkota merupakan bagian dari menggali mutiara nilai Pancasila, karena telah melestarikan budaya bangsa,  kearifan lokal di masa sejarah Kerajaan Sunda.

Hal tersebut dikatakan Karjono yang mewakili Kepala BPIP Yudian Wahyudi menghadiri Kirab Panji dan Kirab Mahkota Kemaharajaan Sunda di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Minggu (14/5).

"Kegiatan ini merupakan bagian dari menggali mutiara Pancasila yang ada di Sumedang," kata Karjono, dalam keterangan tertulis. 

Menurut dia, kegiatan ini menggambarkan refleksi bagaimana dahulu Panji dibawa oleh Prabu Aji Putih dari Darmaraja, dan mahkota Binokasih merupakan sejarah ketika Kerajaan Sumedang menjadi penerus Kerajaan Sunda (Pajajaran). Mahkota diserahkan Prabu Siliwangi melalui hulu balangnya kepada Pangeran Geusan Ulun. 

Filosofi Insun Medang Insun Madangan yang kemudian menjadi kata "Sumedang", artinya warga Sumedang harus bermanfaat bagi bangsa dan negara. 

Insun Medal berarti (Insun: Aku, Medal: Keluar ). Insun Medal berarti (Insun: Daya, Madangan: Terang). "Aku Lahir Untuk Memberikan Penerangan. Pada dasarnya hidup yang lebih bermanfaat. Sementara kata Sumedang berasal dari kata insun madangan, yang berubah pengucapannya menjadi sun madang, dan selanjutnya berubah menjadi Sumedang,"  ujar Karjono

Baca juga : PSI Puji Kinerja Pemerintah Dalam Jaga Neraca Perdagangan

Ia mengajak, hadirin menjadikan Pancasila layaknya bintang penerang. Sehingga, akan mampu melalui berbagai tantangan dan ujian di tengah cita-cita mewujudkan kemajuan dan kemandirian bangsa. Menurut dia, Indonesia sebagai bangsa majemuk memiliki tantangan besar dalam mempertahankan persatuan dan kesatuan masyarakatnya yang terdiri dari berbagai etnis, suku, budaya, dan agama. 

"Kemajemukan bangsa Indonesia dewasa ini juga makin diuji dengan timbulnya riak-riak dari aksi segelintir kelompok dengan menyebarkan paham-paham yang dapat merusak tatanan kehidupan bangsa yang berlandaskan Pancasila," paparnya. 

Menurutnya dengan Pancasila bangsa Indonesia mampu melalui tantangan dan ujian yang ada saat ini, terutama keberagaman yang ada di Indonesia sehingga bangsa Indonesia tetap rukun.

"Bapak Ibu semuanya, dibandingkan negara lain seperti negara yang ada di Timur Tengah yang memiliki sedikit suku, ras agama tetapi selalu perang, tetapi alhamdulillah kita memiliki ribuan suku, budaya maupun ragam agama tetapi kita selalu rukun," terangnya.

Ia berharap Kabupaten Sumedang menjadi pelopor dalam persatuan dan kesatuan sebagaimana yang diwariskan oleh para leluhur. Dalam kesempatan yang sama Raja Keraton Sumedang Larang Paduka Sri Radya HRI Lukman Soemadisoeria mendorong Pemerintah Sumedang dan Keraton Sumedang Larang untuk bekerjasama dalam Pembinaan Ideologi Pancasila.

Ia bahkan, memberikan tujuh mandat atau titah melalui Dewan Perwakilan Daerah (DPD) diantaranya untuk mengembalikan kesejatian Pancasila, menyerap aspirasi para kesultanan dan raja, serta menyoroti situasi banga Indonesia.

Baca juga : Kepala BPIP: Pancasila Harapan Masa Depan

Sekretaris Jendral DPD, Rahman Hadi saat membacakan pidato, berkomitmen akan menyampaikan aspirasi atau titah dari kerajaan keraton Sumedang Larang kepada ketua DPD. Meskipun demikian pihaknya akan terus gencar melakukan titah yang disampaikan para sultan dan raja.

Pihaknya bahkan mengapresiasi dengan kegiatan tersebut, karena sebagai refleksi perjuangan para kesultanan untuk membangun sistem negara. "Kerajaan Nusantara inilah yang melahirkan tradisi pemerintahan baik dari pendidikan, penulisan maupun pengobatan," paparnya.

Selain itu, puncak sumbangsih kerajaan Nusantara ini untuk Bangsa dan Negara Indonesia adalah dukungan moril maupun materil dari para Raja Nusantara dalam proses kemerdekaan Republik Indonesia.

"Sumbangsih dalam proses lahirnya NKRI adalah salah satunya adalah dari keraton Sumedang," tegasnya.  

Bupati Sumedang, Dony Ahmad Munir mengaku kegiatan dalam rangka memperingati hari jadi Kabupaten Sumedang ke-445 tersebut berbeda dengan sebelumnya. kirab ini dimulai dari Kabupaten Ciamis, Bogor dan berakhir di Kabupaten Sumedang.

"Hal ini berdasarkan peristiwa sejarah mahkota sebagai simbol Kerajaan Sunda Pajajaran kepada Kerajaan Sumedang Larang," ucapnya.

Baca juga : JAMMI Puji Kedekatan Pangdam Brawijaya Dengan Pesantren

Selain mengucapakan syukur dan terimakasih, dirinya mengajak kepada seluruh stakeholders untuk berkolaborasi, gotong royong dalam membangun Bangsa dan Negara terutama untuk Kabupaten Sumedang. "Saya mengajak kepada seluruh ASN dan pemerintah pusat untuk berkolaborasi bergotong royong untuk kemajuan Sumedang," ujarnya.

Dirinya juga menekankan warga Sumedang dimanapun berada untuk menjadi solusi dalam pembangunan Kabupaten Sumedang umumnya Bangsa dan Negara Indonesia. "Makna filosofi Sumedang ini adalah, orang Sumedang di manapun berada harus jadi solusi," tegasnya.

Ia berharap,Kirab Panji dan Mahkota Binokasih ini bisa menggugah semua masyarakat Sumedang, untuk meneruskan perjuangan para leluhur Sumedang.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.