Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Catatan Alto Labetubun

Negosiasi Sandera Pilot Susi Air: TNI Jangan Terjebak!

Jumat, 26 Mei 2023 20:44 WIB
Alto Labetubun (Foto: Istimewa)
Alto Labetubun (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Tanggal 20 Mei kemarin, Pemerintah Selandia Baru mengungkapkan ke publik bahwa mereka terus melakukan berbagai upaya untuk membebaskan warga negaranya, seorang pilot Susi Air bernama Philips Merthens. Merthens sudah hampir 4 bulan disandera kelompok pemberontak bersenjata yang menamakan diri sebagai Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM).

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Selandia Baru mengatakan, pihaknya terus melakukan semua yang bisa dilakukan untuk mendapatkan resolusi damai dan pembebasan yang aman bagi Mehrtens. Termasuk bekerja sama dengan pihak berwenang Indonesia dan mengerahkan staf konsuler Selandia Baru.

Baca juga : Sudah Berliterasi, Sambas Semakin Sakti

Pernyataan ini jelas berbeda dengan pernyataan Panglima TNI Laksamana Yudo Margono di Maret lalu, pasca pertemuannya dengan Duta Besar Selandia Baru untuk Indonesia. Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono mengatakan, pihaknya menolak tawaran bantuan dari Selandia Baru, terkait pencarian pilot Susi Air. "Mereka menawarkan bantuan, tapi saya masih mampu menyelesaikan," katanyam di Mabes TNI, Jakarta, Rabu.

Berdasarkan pengalaman di lapangan, sebagai seorang analis keamanan, apa yang dikatakan Jubir Kemenlu Selandia Baru adalah sebuah fakta dari bentuk tanggung jawab yang harus diberikan negara (Selandia Baru) pada warga negaranya. Sama seperti tanggung jawab Pemerintah Indonesia melindungi warga negara Indonesia yang disandera perompak Somalia pada tahun 2011. Oleh karena itu, maka adalah sebuah kekeliruan jika tawaran bantuan yang diberikan Pemerintah Selandia Baru ditolak oleh Panglima TNI. 

Baca juga : “Nabi Palsu” Mati Karena Jantungan

Di samping itu, tawaran bantuan dari Pemerintah Selandia Baru tidak akan merendahkan atau mendegradasi kapabilitas TNI. Sebaliknya, tawaran Selandia Baru sejatinya membantu TNI untuk tidak terperangkap jebakan yang dimainkan TPNPB-OPM, jika TNI tetap memaksakan untuk melakukan operasi pembebasan sandera secara sepihak. Karena, jika sandera berhasil dibebaskan lewat negosiasi yang dilakukan langsung TNI dengan TPNPB, apalagi jika ada uang tebusan yang dibayarkan, maka hal ini akan diglorifikasi sebagai kemenangan TPNPB atas TNI, dan atas Indonesia. Sebaliknya, jika pembebasan sandera dilakukan dengan operasi militer, maka, seperti yang sudah diungkapkan secara publik oleh TPNPB, mereka akan memastikan bahwa sandera pasti akan terbunuh, dan pihak TPNPB pasti akan mengamplifikasi lewat corong-corong propaganda mereka bahwa pihak sandera tewas karena serangan dari pasukan TNI.

Untuk menghindari jebakan TPNPB-OPM, dan untuk tetap menjaga marwah TNI sebagai institusi utama penjaga kedaulatan NKRI, maka sangat diperlukan evaluasi terkait peran TNI dalam negosiasi sandera di Papua yang sudah hampir memasuki bulan keempat. Pilot Susi Air adalah seorang WNA, maka seharusnya negosiasi pihak penyandera dikembalikan kepada pihak yang paling bertanggung jawab, yaitu pihak Susi Air selaku perusahaan yang mempekerjakan, dan pihak Pemerintah Selandia Baru. Karena ini merupakan tanggung jawab mereka untuk memberikan perlindungan kepada warga negaranya.■

Baca juga : Ganjar Harap Piala Dunia U-20 Tanpa Israel

Alto Labetubun, Analis Konflik dan Konsultan Keamanan

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.