Dark/Light Mode

6 Alasan Prabowo Diuntungkan Isu Ekonomi Pasca Pandemi

Senin, 29 Mei 2023 17:30 WIB
Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto. (Foto: Ist)
Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Capres dari Partai Gerindra Probowo Subianto lebih diuntungkan dalam hal isu ekonomi pasca pandemi Covid-19 bila dibandingkan capres lain. Hal itu terjadi karena tiga tahun pandemi Covid-19 telah membuat isu ekonomi semakin dianggap paling penting oleh mayoritas pemilih.

Demikian temuan penting dari hasil riset terbaru LSI Denny JA yang dirilis pada Senin (29/5). Survei dilakukan secara tatap muka (face to face interview) dengan menggunakan kuesioner kepada 1.200 responden di seluruh Indonesia. Margin of error survei ini sebesar 2.9 persen dan survei dilakukan pada tanggal 3-14 Mei 2023. 

“Selain survei dengan metode kuantitatif, LSI Denny JA juga memperkaya informasi dan analisa dengan metode kualitatif, seperti analisis media, in-depth interview, expert judgement dan focus group discussion,” ujar peneliti LSI Denny JA, Ardian Sopa. 

Ardian mengatakan, sebelum pandemi, tepatnya pada 2019, survei LSI Denny JA menemukan pemilih yang menyatakan isu ekonomi sebagai hal yang paling penting sebesar 42,3 persen. Sedangkan pemilih yang menyatakan isu hukum sebagai hal paling penting sebesar 14,5 persen. 

Sedangkan, pemilih yang bilang isu politik sebagai hal paling penting sebesar 11,7 persen. Sementara yang pilih isu budaya 8,6 persen dan isu hubungan international 5,7 persen.

"Setelah pandemi, survei terbaru LSI Denny JA Mei 2023 menemukan bahwa pemilih yang menyatakan isu ekonomi sebagai hal yang paling penting, meningkat menjadi 64,7 persen," ujar Ardian.

Baca juga : Prabowo Kenang Habib Munzir Bak Oase Di Padang Pasir

Sedangkan pemilih yang menyatakan isu hukum sebagai hal paling adalah sebesar 10,7 persen. Isu politik sebagai hal paling penting sebesar 8,2 persen. Isu budaya sebagai hal paling penting sebesar 5,3 persen. Isu hubungan international sebagai hal paling penting sebesar 3,1 persen. 

“Dengan kata lain, pentingnya isu ekonomi akibat Covid-19 mengalami kenaikan sebesar 22,4 persen, dari 42,3 persen pada September 2019, ke 64,7 persen pada Mei 2023,” katanya. 

Menurut temuan LSI Denny JA, tiga tahun Covid-19 membuat publik tidak puas di tiga isu. Kepuasan terhadap tiga isu ini dibawah 50 persen. Pertama, ketidakpuasan terhadap pembukaan lapangan pekerjaan. Kepuasan publik terhadap pembukaan lapangan pekerjaan hanya sebesar 38,1 persen.

Kedua, isu mengurangi kemiskinan. Kepuasan pubik terhadap isu mengurangi kemiskinan sebesar 43,5 persen. Ketiga, kesejahteraan petani, buruh dan nelayan. Kepuasan publik terhadap kesejahteraan petani, buruh, nelayan sebesar 44,6 persen.

Lantas, seberapa penting isu pemimpin yang kuat atau strong leader untuk menumbuhkan ekonomi? Setelah pandemi, kebutuhan strong leader untuk menumbuhkan ekonomi sangat tinggi, mencapai 85,6 persen.

"Pemilih yang menyatakan biasa saja terhadap pentingnya strong leader untuk menumbuhkan ekonomi adalah sebesar 10,1 persen. Sedangkan pemilih yang menyatakan tidak penting terhadap strong leader untuk menumbuhkan ekonomi hanya 2,1 persen," jelas Ardian.

Baca juga : Ini 5 Tips Produktif Dan Tubuh Tetap Prima Di Era Pasca Pandemi

Di antara tiga capres yang muncul ke permukaan saat ini, Prabowo Subianto merupakan capres yang lebih mengesankan strong leader yang menumbuhkan ekonomi. Survei LSI Denny JA mengungkapkan, Prabowo berada di urutan pertama dengan 56,2 persen. Diikuti oleh Anies Baswedan dengan 18,7 persen, dan Ganjar Pranowo diangka 14,8 persen. Ganjar di urutan ketiga untuk isu strong leader yang menumbuhkan ekonomi.

Data juga menunjukkan, untuk populasi umum, Prabowo bersaing ketat dengan Ganjar. Elektabilitas Prabowo 33,9 persen. Ganjar 31, 9 persen dan Anies 20, 8 persen.

Jika dibandingkan dengan populasi umum, selisih perolehan dukungan Prabowo dan Ganjar hanya sebesar 2 persen. Tetapi dalam isu strong leader yang mampu menumbuhkan ekonomi selisihnya sebesar 46,1 persen.

"Semakin isu strong leader tumbuhkan ekonomi meluas, semakin Prabowo menjulang, semakin Ganjar menurun," paparnya.

Mengapa Ganjar menjadi nomor tiga, tetapi Prabowo semakin menjulang untuk isu strong leader yang tumbuhkan ekonomi? Kata Ardian, argumen yang muncul dalam riset kualitatif LSI Denny JA mengemuka beberapa hal. Pertama, petugas partai versus pendiri/ketua umum partai. Istilah petugas partai melemahkan figur Ganjar dihadapan Prabowo yang merupakan pendiri dan ketua umum partai. 

Kedua, rekam jejak kepemimpinan Ganjar di Jawa Tengah. Salah satu yang jadi sorotan isu kemiskinan.

Baca juga : Ekonomi Rakyat Kudu Digairahkan

Ketiga, dibandingkan dengan capres lain, Prabowo terkesan pemimpin yang diterima di spektrum politik yang lebih luas. Jika Ganjar di garis Nasionalis, Anies di kubu politik Islam, Prabowo berada di poros tengah. Posisi politik ini memudahkan Prabowo membangun kerjasama dengan spektrum politik yang lebih luas.

Keempat, rekam jejak cita-cita Prabowo soal ekonomi Indonesia menjadi macan asia sudah dikenal luas sejak pilpres 2014. Prabowo dianggap sudah lebih lama dan intens tenggelam dalam cita cita membangkitkan ekonomi Indonesia untuk lebih menonjol di tingkat dunia.

Kelima, rekam jejak sejak pilpres sebelumnya, prabowo sudah dikenal mempopulerkan mengangkat ekonomi rakyat. "Jenis ekonomi yang mewarnai pemikiran Prabowo dikenal lebih berwarna kerakyatan, ekonomi yang banyak perhatian kepada mereka yang tertinggal," terangnya.

Keenam, rekam jejak ekonomi Anies di Jakarta belum diketahui secara luas oleh pemilih Indonesia. "Ini yang membuat Anies Baswedan belum menonjol soal ekonomi," tutupnya. 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.