Dark/Light Mode

MUI: Tak Ada Alasan Umat Islam Tak Terima Pancasila

Jumat, 2 Juni 2023 19:55 WIB
Ketua Komisi Dakwah MUI KH Ahmad Zubaidi (Foto: Istimewa)
Ketua Komisi Dakwah MUI KH Ahmad Zubaidi (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ahmad Zubaidi menyatakan, pihak yang menganggap Pancasila tidak sejalan dengan nilai-nilai Islam adalah kelompok yang berpikiran sempit. Menurutnya, jika dibahas secara komprehensif, di dalam Pancasila mengandung nilai-nilai Islam.

“Pada prinsipnya, Pancasila sangat sesuai dengan agama Islam. Karena tidak ada satu pun norma yang terdapat dalam sila Pancasila yang bertentangan dengan Al-Qur’an maupun Hadits yang menjadi pedoman kehidupan umat Islam,” ucap Zubaidi.

Mengenai sila pertama berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa, kata Kiai Zubaidi, ini menunjukkan sebuah kedewasaan umat Islam dalam rangka membangun kebersamaan. Mengingat Indonesia adalah bangsa yang majemuk, berbeda suku, agama dan ras. Semua itu dipersatukan dengan Pancasila.

Ia mengungkapkan, dalam Al-Qur’an ada kalimat yang disebut dengan kalimatun sawa, titik temu. Bagaimana mencari persamaan atau persatuan, bukan memperdebatkan perbedaan.

Baca juga : Dewan Nasional KEK Komit Jalankan Nilai Pancasila

“Islam nggak ego, yang penting adalah poinnya, esensinya, didapatkan, bagaimana para pendahulu kita dalam memikirkan bangsa ini memperjuangkan bangsa ini. Mereka berpikir untuk semua, bukan hanya untuk sendiri atau kelompoknya,” ucap Zubaidi.

Dalam sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, lanjut, juga sangat sesuai, karena Islam sangat menjungjung tinggi keadilan dan kemanusiaan. Saling menghargai, menghormati orang tua, mengajarkan adab dan kesopanan. Teladan Nabi Muhammad SAW menjadi role model dalam berkehidupan sosial.

Selain itu, Islam juga mengajarkan persatuan ukhuwah Islamiyah (saudara seiman), ukhwah watoniyah (saudara sebangsa), ukhwah basariah (saudara dalam kemanusiaan) yang dilandasi dalam Surat Al Hujurat ayat 13.

Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini juga mengungkapkan, Islam mengajarkan wasawirhum fil amri, bermusyawarahlah dengan mereka dalam suatu persoalan. Prinsipnya adalah mencari solusi win-win solution karena wasathi, moderat di tengah-tengah mencari jalan tengah.

Baca juga : Sekjen LHK Ajak Pimpinan Bangsa Teladani Nilai Pancasila

Oleh karena itu, MUI menyatakan, Pancasila merupakan ideologi negara yang bisa dipedomani semua warga bangsa, termasuk umat Islam. Jadi, bagi umat Islam tidak ada alasan untuk tidak menerima Pancasila.

Ia menambahkan, dalam Islam konsep keadilan sangat dijunjung tinggi. Banyak ayat maupun hadits yang menyerukan agar saling berbuat baik kepada orang lain.

“Konsep zakat misalnya. Hal ini dilakukan rangka memeratakan keadilan sosial, ekonomi supaya harta benda itu tidak hanya menumpuk pada orang-orang kaya saja tapi bisa menyebar ke seluruh umat manusia, ini jelas sangat sesuai dengan Islam,” ucap Zubaidi.

Menurut Zubaidi, tujuan syariat Islam ialah maqosid syariah, yakni membangun atau mewujudkan kemaslahatan di tengah kehidupan manusia. Jadi, apa pun yang dibangun dalam kehidupan, ujungnya adalah kemaslahatan. Seseorang punya ego tertentu, tapi tidak membangun kemaslahatan, berarti tidak sesuai dengan tujuan syariat.

Baca juga : Faktor Erick Jadi Alasan Utama Argentina Mau Tampil Lawan Indonesia

Dengan Pancasila, katanya, masyarakat damai dan bersama, hidup indah, ibadah bebas sesuai dengan ajaran agamanya masing-masing. “Itu adalah sebuah rahmah. Ini merupakan hasil perwujudan ketika kita disatukan dengan Pancasila, saya kira luar biasa masyaallah,” ucapnya.

Untuk itu, Zubaidi menyerukan agar nilai-nilai Pancasila dapat diilhami dan implementasikan, tidak hanya menjadi jargon belaka. Hari Lahir Pancasila ini dapat menjadi momentum untuk mengingat perjuangan leluhur bangsa untuk mempersatukan Indonesia.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.