Dark/Light Mode

Sultra Punya Perpustakaan Bertaraf Internasional, Ini Pesan Perpusnas

Rabu, 2 Agustus 2023 16:52 WIB
Talkshow Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat (PILM), di Perpustakaan Pemprov Sultra, Kendari, Rabu, (2/8). (Foto: Dok. Perpusnas)
Talkshow Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat (PILM), di Perpustakaan Pemprov Sultra, Kendari, Rabu, (2/8). (Foto: Dok. Perpusnas)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemprov Sulawesi Tenggara (Sultra) membangun perpustakaan modern bertaraf internasional di Kendari. Pembangunan dilakukan untuk mendukung visi Sultras Cerdas.

Sekretaris Utama Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Ofy Sofiana bangga atas pembangunan perpustakaan ini. Dia pun memuji komitmen Pemprov Sultra atas pembangunan perpustakaan ini.

“Yang sudah dilakukan Provinsi Sulawesi Tenggara sungguh luar biasa. Semuanya murni dibiayai APBD. Ini bentuk komitmen hebat dari pemerintah daerah. Perpustakaan yang timbul dari keinginan masyarakat akan menjadikan kegiatan perpustakaan akan ramai dan bermanfaat,” ucap Ofy, pada talkshow Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat (PILM) yang dirangkai dengan penyerahan sertifikat akreditasi perpustakaan dan penandatanganan MoU, di Kendari, Rabu, (2/8).

Dia lalu berpesan agar pengelolaan perpustakaan Sultra disesuaikan dengan perkembangan zaman. Desain pengelolaan perpustakaan bukan hanya menjadi ruang menyimpan dan meminjam buku. Ruang-ruang yang tersedia harus menjadi wadah diskusi, berkegiatan masyarakat, pengembangan keilmuan serta wisata edukasi.

Dia menegaskan, kompas teknologi dan peradaban menuntut perpustakaan bertransformasi. Paradigma baru perpustakaan mengarahkan sumber daya dan upaya dengan proporsi lebih besar melakukan transfer pengetahuan. Hanya sebagian kecil porsi untuk manajemen koleksi.

Baca juga : Gelar Pelatihan, Grab Utamakan Keselamatan Berkendara dan Anti-Kekerasan Seksual

“Manusia selalu berubah, tidak ada yang pasif. Pun demikian dengan perpustakaan. Inilah yang kami sebut perpustakaan menjangkau masyarakat,” tambah Ofy.

Asisten III Provinsi Sulawesi Tenggara Sukanto menerangkan, keberadaan dan peran perpustakaan dalam masyarakat sangat strategis. Sebab, di situlah penyebaran pengetahuan dan ikhtiar meningkatkan literasi dilakukan. Perpustakaan menjadi tempat belajar mandiri dalam mendukung tumbuhnya keterampilan masyarakat sehingga mampu berkontribusi pada pembangunan ekomoni daerah.

“Perpustakaan adalah pusat pengetahuan dan inovasi. Manfaat investasi ini baru akan dirasakan dalam jangka panjang bagi masyarakat,” terang Sukanto.

Sinergi mengukuhkan perpustakaan sebagai tempat pembelajaran sepanjang hayat masuk ke dalam bagian program Sultra Cerdas. Dia berharap, literasi masyarakat menuju Sultra Cerdas mendorong penyelesaian pekerjaan rumah Pemprov Sultra dalam mengejar ketertinggalan dalam literasi.

"Ini bukan kerja parsial. Dibutuhkan kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, dan tuntas," tambahnya.

Baca juga : Santri Dukung Ganjar Salurkan Bantuan Tandon Air Ke Pondok Pesantren Di Kalbar

Di acara yang sama, Ketua DPRD Sultra Abdurrahman Saleh menerangkan, dukungan legislatif pada peningkatan literasi masyarakat diwujudkan dengan penyusunan Perda penyelenggaraan budaya literasi. Menurutnya, Sultra mempunyai sumber daya alam laut yang begitu banyak, namun di daerah pesisir masih ditemukan masyarakat yang kurang tingkat literasinya.

“Dengan adanya Perda literasi yang akan disahkan dalam waktu dekat, pembangunan literasi masyarakat sudah punya payung hukumnya dan programnya kita sasar di seluruh kabupaten/kota Provinsi Sulawesi Tenggara. Kita minta daerah juga menganggarkan APBD untuk pengelolaan perpustakaan,” imbuhnya.

Abdurrahman menambahkan, Raperda tersebut juga memuat dukungan pada tujuh unsur pembangunan literasi masyarakat, mulai dari pemerataan layanan perpustakaan, ketercukupan koleksi, ketercukupan tenaga perpustakaan, tingkat kunjungan masyarakat ke perpustakaan per hari, jumlah perpustakaan ber-SNP, keterlibatan masyarakat dalam kegiatan sosialisasi dan promosi perpustakaan, sampai jumlah anggota perpustakaan.

Pustakawan Utama Perpusnas Ahmad Masykuri mengatakan, sama halnya dengan pembudayaan kegemaran membaca, literasi berperan besar pada satuan keluarga, pendidikan, dan masyarakat. Peran literasi di keluarga dimulai sejak ibu mengandung, ketika calon bayi sudah mampu menangkap aktivitas yang dilakukan ibunya.

Di dalam aspek pendidikan, salah satunya dengan membuatkan kurikulum yang mewajibkan jumlah buku yang harus dibaca anak dalam satu tahun. Sehingga terbentuk kemauan anak untuk membaca karena aturan sekolah mewajibkan untuk membaca buku.

Baca juga : Biosaka Tidak Bisa Dijual Massal, Ini Alasannya

“Lalu, jam buka perpustakaan di sekolah juga harus di waktu yang tepat. Sehingga anak digerakkan untuk mau datang, menggunakan, dan memanfaatkan perpustakaan sekolah,” ujar Masykuri.

Pada aspek masyarakat, lanjutnya, bisa mengawali dengan mendirikan satu desa satu perpustakaan berbasis inklusi sosial sebagai sebuah program sehingga produk-produk yang dihasilkan dapat meningkatkan pendapatan yang bisa membawa dampak kesejahteraan masyarakat desa.

Di sela- pelaksanaan PILM, Pemprov Sultra juga memberikan sertifikat akreditasi kepada 10 Dinas Perpustakaan dan Kearsipan di wilayah Sultra serta penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Sultra dengan tiga instansi, yaitu Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari, Kanwil Kementerian Hukum dan HAM Sultra, dan Universitas Sulawesi Tenggara.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.