Dark/Light Mode

Peringati Perayaan Raksha Bandhan, Denny JA: Bangkitnya Spiritualitas Baru

Senin, 4 September 2023 18:30 WIB
Ketua Esoterorika Forum Spiritualitas, Denny JA dalam temu tatap muka Forum Spiritualitas merayakan Festival Raksha Bandan bersama komunitas Brahma Kumaris, Sabtu (2/9). (Foto: Ist)
Ketua Esoterorika Forum Spiritualitas, Denny JA dalam temu tatap muka Forum Spiritualitas merayakan Festival Raksha Bandan bersama komunitas Brahma Kumaris, Sabtu (2/9). (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua Esoterorika Forum Spiritualitas, Denny JA banyak orang yang mati bunuh diri dibandingkan mati karena perang atau  kelaparan. Hal itu, kata dia, berdasarkan riset WHO 2019.

Hal tersebut dikatakan Denny dalam temu tatap muka Forum Spiritualitas merayakan Festival Raksha Bandan bersama komunitas Brahma Kumaris, Sabtu (2/9) lalu.

Menurut Denny, banyaknya kasus bunuh diri terjadi karena peradaban super modern ini juga melahirkan kekosongan spiritualitas. Oleh karena itu, kini bangkit sejenis spiritualitas baru, seperti perkumpulan meditasi lintas agama, yang asetnya kini mencapai Rp 60 ribu triliun.

“Lilin tak menyala tanpa api. Manusia juga tak menyala tanpa spiritualitas,” kata Denny mengutip pernyataan Sidartha Gautama.

Masih mengutip Sidharta Gautama, sejak awal ia mengatakan pentingnya manusia mengolah batinnya. Jika tidak, maka ia tidak menjadi cahaya dan tidak memberikan kehangatan.

Baca juga : Partai Gelora Sesalkan Usulan Debat Ketum Parpol dan Caleg Tidak Difasilitasi KPU

Menurut Denny, sejak dini, Esoterika Forum Spiritualis sudah membuat perayaan hari besar agama, mulai dari Kristen, Buddha, Konghucu. Kini, Esoterika menyambut bersama festival Raksha Bandhan dari Brahma Kumaris.

“Mengapa kita ingin bersama merayakan hari hari besar agama? Karena kita merasa di era ini, di momen ini, sampai pada kesadaran bahwa agama dan aneka keyakinan Itu adalah warisan milik kita bersama untuk kekayaan batin kita,”ungkap Denny.

Menurut Denny, peradaban saat ini yang penuh pengetahuan dan ekonominya dianggap melimpah, ternyata tetap menghadirkan kehampaan yang membuat banyak orang bunuh diri.

Denny juga mempertanyakan mengapa banyak yang memilih bunuh diri dan dalam riset disebut terjadi kekosongan spiritual bagi Sebagian orang. Bentuk dari kekosongan itu muncul lewat para individu yang kesepian, cemas, dan terisolasi secara sosial.

Mengutip data View Research Center 2018, ketika terjadi kekosongan spiritual, ternyata juga terjadi penurunan pengikut agama formal. Pada 2007 misalnya, 73 persen orang mengidentifikasikan dirinya kepada satu dari begitu banyak agama formal. Namun, pada 2018, jumlah orang yang mengidentifikasikan diri pada agama formal turun menjadi 65 persen.

Baca juga : 4 Perusahaan Bakal Bangun Sistem Listrik Lintas Negara

“Ini benar-benar menarik. Kekosongan seperti terjadi, tapi juga penurunan identifikasi diri kepada agama agama formal juga menurun. Dan data lain bahwa orang yang menyatakan dirinya tidak terafiliasi dengan agama formal juga menaik,” terangnya.

Denny mengungkapkan, kini tren meditasi meningkat untuk mengisi kekosongan spiritual tersebut. Data dari Global Welllness Institue pada 2020 menyatakan, per hari ini, aset dari berbagai instusi yang mengola bidang wellness yang menyediakan berbagai cara untuk mengisi kekosongan spiritual itu mencapai 4,5 triliun dolar AS.

Menurutnya, ada empat alasan spiritualitas bangkit kembali menurut neuiroscience. Pertama, meditasi atau doa membangkitkan transmitter di syaraf. Kedua, membangkitkan rasa cinta yang memberi perasaan nyaman.

Ketiga, kata dia, merasa satu dengan lingkungan, baik dengan manusia lain, alam, dan dunia yang tak diketahui. Keempat, hubungan interpersonal yang lebih dalam jika ada spiritual bond.

“Jika ada spiritualitas, maka hubungan personal jauh lebih hangat,” ujar Denny.

Baca juga : Pembakaran Sampah Ilegal Bikin Buruk Kualitas Udara

Denny juga tak lupa mengucapkan selamat Raksha Bandhan dari Brahma Kumaris. “Apapun agama kita, apapun perbedaan kita, kita adalah makhluk spiritual yang sama,” ungkap Denny.

Pendiri Rumah Filsafat, Reza AA Wattimena, mengatakan, kesadaran terbagi menjadi beberapa kategori, yakni, distingtif dualistik, immersif, holistik kosmik, meditatif, dan kekosongan. Selain itu, munculnya agama kematian yang penuh dengan takhayul, memaksa, obsesi kematian, intoleransi, kekerasan, penindasan perempuan, dan terorisme.

Sementara itu, Sister dari Brahma Kumaris, Sr Gopi Patel, menjelaskan, Raksha Bandhan adalah pengingat nilai-nilai kebajikan dan kembali kepada diri yang penuh dengan kesucian yang mengutamakan kejujuran. “Keluarkan dari pikiran, hati, mata, mulut hal-hal yang baik. Salah satu cara untuk kembali mensucikan diri adalah meditasi untuk memikirkan kembali hal-hal yang sudah diperbuat dan sadar akan apa yang akan dilakukan,” terangnya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.