Dark/Light Mode

Denny JA: Presiden Indonesia Jangan Lagi Berakhir Sedih

Sabtu, 16 September 2023 13:01 WIB
Pendiri LSI, Denny JA. (Foto: Ist)
Pendiri LSI, Denny JA. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Sejak Bung Karno hingga Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Presiden Indonesia berakhir dengan kisah yang sedih.

Hal itu diungkapkan pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Denny JA, dalam video yang diunggah di akun media sosial resminya, DennyJA_World, Sabtu (16/9).

Denny menjelaskan, pada 1945, Bung Karno menjadi presiden dan dielu-elukan sebagai proklamator dan pahlawan rakyat Indonesia.

Namun sejak 1965/1966, para mahasiswa dan pemuda yang memujanya berbalik bergerak, demo, dan protes menjatuhkannya. 

"Bung Karno pun kehilangan kekuasaannya dengan cara-cara yang sedih," kata Denny.

Baca juga : Update Hong Kong Open 2023: Ini Pebulu Tangkis Indonesia Yang Lolos Ke Semifinal

Lalu, Soeharto menjadi presiden secara resmi pada 1968. Ia dipuji dan dipuja sebagai Bapak Pembangunan Nasional. 

Namun pada 1998, kembali rakyat bergerak, protes, dan demo menjatuhkannya. Soeharto pun berakhir dengan kisah yang sedih.

Kemudian, Habibie menjadi pengganti Soeharto dan membawa Indonesia bertransisi menuju demokrasi. Namun, pada 1999, laporan pertanggungjawabannya ditolak oleh MPR. 

"Habibie pun berujung pada kisah yang sedih," sambungnya.

Lalu, Abdurahman Wahid atau Gus Dur dipilih menjadi presiden Indonesia pada 1999. Dia datang dari kalangan budayawan, agamawan, dan kaum pemikir. Tapi tak lama kemudian, pada 2001, Gus Dur pun dimakzulkan oleh MPR.

Baca juga : Pertiwi Indonesia Pamer Pesona Sulam Pesawaran Lampung di Kriyanusa 2023

Megawati tampil sebagai presiden wanita pertama di Indonesia pada 2001. Namun, pada 2004, publik menyaksikan PDIP, partai yang dipimpinnya merosot perolehan suaranya.

Padahal, pada Pemilu 1999, PDIP mendapatkan perolehan suara yang sangat tinggi, yakni 33,7 persen. Namun, pada 2004, rakyat tak puas dan membuat dukungan PDIP merosot hampir separuhnya, hanya 18,53 persen. 

"Megawati dua kali maju sebagai capres (2004 dan 2009). Dua kali pula ia dikalahkan," ujarnya.

Setelah Megawati lengser, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi presiden pertama yang dipilih rakyat secara langsung. Pada awalnya, SBY juga dipuja dan puji.

Namun, pada 2014, partai yang didirikannya, Partai Demokrat, juga merosot hampir separuh. Pada 2009, Partai Demokrat memperoleh dukungan sebesar 20,85 persen dan menjadi pemenang.

Baca juga : Produk Tekstil Indonesia Incar Pasar Afrika Selatan

Pada 2014, suara Partai Demokrat tinggal 10,19 persen atau merosot hampir separuhnya. Banyak pula kemudian pengurus teras Partai Demokrat yang masuk penjara karena korupsi.

"Mengapa para presiden Indonesia berujung sedih? Ini perlu riset yang mendalam. Setiap kasus presiden, berbeda-beda penyebabnya. Tapi, akankah Jokowi membawa tradisi yang berbeda, keluar dari tradisi kisah sedih Presiden Indonesia?" kata Denny.

Denny menyebut, saat ini, tingkat kepuasaan publik terhadap kinerja Presiden Jokowi sangat tinggi, yakni di atas 78 persen. Angka tersebut merupakan hasil survei LSI Denny JA pada Agustus 2023.

"Semoga Jokowi membawa kisah yang berbeda. Ia membawa tradisi yang baru, tradisi presiden yang tidak berujung secara sedih," tutupnya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.