Dark/Light Mode

Denny JA: Prabowo Korban Pertama Kabar Bohong Di Pilpres 2024

Rabu, 20 September 2023 12:47 WIB
Denny JA. (Foto: Ist)
Denny JA. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menjelang Pilpres 2024, berita bohong atau hoax mulai menyerang para kandidat. Prabowo Subianto menjadi korban pertama dari gelombang berita bohong ini.

Hal itu disampaikan pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Denny JA, dalam video yang diunggah di akun media sosial resminya, DennyJA_World, Rabu (20/9).

Diberitakan sebelumnya, Prabowo diduga menampar dan mencekik seorang wakil menteri pertanian di Istana menjelang rapat. Bahkan, membuat Jokowi sangat marah atas kejadian itu.

Baca juga : LSI Denny JA: Prabowo Paling Dikenal Dan Dipilih Lintas Ormas Islam

Berita ini kemudian menyebar luas dengan cepat, tidak hanya di masyarakat umum, tetapi juga di kalangan terpelajar dan dihormati. Namun, tidak lama setelahnya, Kementerian Pertanian membantah berita Prabowo menampar dan mencekik wakil menteri pertanian.

Kenyataannya, berita tersebut adalah hoax dan fitnah. Presiden juga membantah kejadian tersebut dan menekankan tahun politik seringkali diwarnai oleh berita-berita semacam itu. Ia mengajak semua pihak untuk melakukan pengecekan sebelum mempercayai setiap berita yang muncul.

“Setahu saya tidak ada peristiwa seperti itu, seperti mencekik. Memang ini tahun politik. Akan banyak berita seperti itu. Tolong di-kroscek. Di cek lagi kebenarannya. Jangan diterima mentah-mentah setiap ada berita,” ujar Presiden.

Baca juga : Kader Banteng Tak Gentar

Menurut sebuah studi yang dilakukan MIT, Amerika Serikat, pada 2018, berita bohong menyebar enam kali lebih cepat dibandingkan berita yang benar. Probabilitas berita bohong disebarkan juga lebih tinggi yakni mencapai 70 persen.

Denny menyebut, ada beberapa alasan berita bohong dapat dengan cepat menyebar dan publik mudah tertipu, bahkan di kalangan terpelajar. Pertama, berita bohong seringkali lebih sensasional dan memancing emosi, sehingga lebih menarik perhatian dan publik terdorong ikut menyebarkannya. 

Kedua, berita bohong mudah dibuat karena hanya memerlukan penambahan drama dan sensasi. Sementara berita yang benar memerlukan riset mendalam, serta memerlukan detail untuk cek dan ricek yang memerlukan proses yang lebih lama.

Baca juga : Kapolri: Polwan Harus Jadi Cooling System Pemilu 2024

Ketiga, yang paling berbahaya adalah ketika publik sudah memiliki prasangka dan bias tertentu terhadap tokoh atau isu tertentu. Mereka cenderung percaya dan menyebarkan berita yang mendukung prasangka mereka, bahkan tanpa melakukan verifikasi. Bahkan, kalangan terpelajar dan dihormati pun dapat kehilangan daya kritis mereka karena prasangka dan bias ini.

"Maka, di era media sosial yang semakin mendominasi, menjelang Pemilu 2024, kita dapat mengantisipasi penyebaran berita bohong dengan satu senjata penting, yaitu cek dan ricek sebelum menyebarkan atau mempercayai sebuah berita. Kejujuran dalam informasi adalah kunci untuk menjaga integritas politik dan demokrasi," ujar Denny memberikan saran.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.