Dark/Light Mode

Terpilih Jadi Ketum AIHII, Agus Haryanto Nyatakan 4 Sikap Atas Masalah Palestina

Minggu, 22 Oktober 2023 16:46 WIB
Ketua Umum AIHII Agus Haryanto (Foto: Istimewa)
Ketua Umum AIHII Agus Haryanto (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Asosiasi Ilmu Hubungan Internasional Indonesia (AIHII) menggelar Konvensi Nasional XIV, di Aula Gedung Jenderal TNI Mulyono, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Jenderal Achmad Yani (Unjani), 16-19 Oktober 2023. Acara dihadiri 210 akademisi yang mewakili 72 program studi HI seluruh Indonesia.

Konvensi Nasional ini menetapkan Agus Haryanto sebagai Ketua Umum AIHII periode 2023-2026. Selain itu, hasil Konvensi Nasional ini juga membahas isu-isu internasional saat ini serta berupaya memberikan saran sebagai tanggung jawab keilmuan dan akademisi kepada pemerintah untuk dijadikan acuan dalam memutuskan sebuah kebijakan.

Agus menjelaskan, AIHII berasaskan pada prinsip-prinsip keilmuan yang terbuka, demokratis, dan mandiri, dengan komitmen nirlaba. Sebagai institusi sentral yang berfungsi sebagai titik temu bagi seluruh lembaga penyelenggara pendidikan tinggi Ilmu Hubungan Internasional di Tanah Air, AIHII memegang tanggung jawab substansial dalam memfasilitasi dan memperkaya diskursus akademik serta pemikiran strategis dalam lanskap hubungan internasional.

Dalam kapasitas ini, lanjut Agus, kala dunia menghadapi ketegangan dan pertikaian yang dapat mengoyak rasa kemanusiaan dan keadilan global, AIHII merasa terpanggil untuk mengambil sikap. “Berlandaskan pada keahlian akademis dan etika moral yang mendalam, kami merasa berkewajiban untuk mengeluarkan pernyataan sikap yang merefleksikan kepedulian terhadap dinamika global dan implikasinya terhadap tatanan dunia yang adil dan berkeadilan,” ucapnya, dalam keterangan yang diterima redaksi, Minggu (22/10).

Baca juga : Jamin Kepastian Hukum, Wapres Ma'ruf Serahkan 102 Sertifikat Tanah kepada Masyarakat Papua

Dia melanjutkan, sejak 7 Oktober 2023, dunia internasional dikejutkan dengan eskalasi ketegangan antara Palestina dan Israel. Bukan hanya mengarah pada kondisi yang kian memburuk, namun juga merenggut nyawa ribuan warga sipil. “Situasi ini, mencerminkan satu pertanyaan fundamental: Sampai kapan kemanusiaan akan terus tergadaikan demi ambisi politik dan strategis negara- bangsa?” ucapnya.

Agus melanjutkan, pandangan dalam studi hubungan internasional mengajarkan bahwa perdamaian dan kerja sama internasional dapat dicapai melalui institusi internasional, dialog, dan pemahaman bersama. Dia lalu mengutip pendapat John Locke, salah satu tokoh liberalisme klasik, yang pernah berkata, hak-hak alamiah manusia mencakup kehidupan, kebebasan, dan properti.

“Sayangnya, hak-hak tersebut tampaknya tenggelam dalam lautan konflik Palestina Israel. Data dari Human Rights Watch dan Amnesty International seringkali menggambarkan ketidakadilan, penindasan, dan pelanggaran hak asasi yang terjadi dalam konflik tersebut,” ucapnya.

Dia menekankan, kemanusiaan harus menjadi landasan utama dalam setiap kebijakan negara, terlebih dalam konteks hubungan internasional. Seperti yang pernah dikatakan Mahatma Gandhi, kemanusiaan adalah agama kita yang sejati, dan agama itu tidak mengenal batas geografis atau distingsi ras. “Kebrutalan yang menimpa warga sipil dalam konflik Palestina-Israel menunjukkan perlunya pemahaman mendalam tentang esensi kemanusiaan,” ucapnya.

Baca juga : Respons Hasil Survei, Ridwan Kamil Nyatakan Siap Jadi Cawapres

Dalam respons terhadap krisis yang mendalam ini, Agus mewakili anggota menegaskan empat sikap. Pertama, tegas mengutuk tindakan agresi yang dilakukan kedua pihak. Meski demikian, AIHII khususnya menyoroti tanggung jawab Israel, yang memiliki kekuatan militer yang signifikan, untuk memastikan bahwa tindakannya tidak mengabaikan hak-hak sipil yang tidak bersalah.

“Adalah esensial bagi kedua belah pihak untuk segera menghentikan pertempuran dan kembali ke meja perundingan. Kami mendesak kedua belah pihak untuk mempertimbangkan pendekatan Two State Solution sebagai landasan utama negosiasi demi mencapai perdamaian yang berkelanjutan dan adil bagi kedua bangsa,” ucapnya.

Kedua, mendesak PBB serta negara-negara anggotanya dan organisasi internasional lainnya untuk segera bergerak mencari solusi yang berpijak pada nilai-nilai kemanusiaan yang universal.

Ketiga, menegaskan dukungan terhadap inisiatif Pemerintah Indonesia dan komunitas internasional dalam mobilisasi bantuan, baik dalam dimensi moral maupun material, untuk memberikan perlindungan serta asistensi substantif kepada masyarakat sipil yang terkena dampak.

Baca juga : Kaesang Jadi Ketum PSI, Puan Beri Selamat

Keempat, mengajak keseluruhan warga Indonesia untuk dengan tekad bulat bersatu padu dan berkomitmen mendalam dalam mendukung aspirasi kemerdekaan bangsa Palestina. “Ini sejalan dengan prinsip-prinsip yang tertera dalam Pembukaan UUD 1945 yang menolak setiap bentuk penjajahan, sebab penjajahan bertabrakan dengan esensi nilai kemanusiaan dan prinsip keadilan,” ucap Agus.

“Berdasarkan landasan keilmuan, dengan bingkai kemanusiaan dan tunduk pada norma universal yang diakui, kami mengajukan refleksi ini sebagai manifestasi keteguhan pemikiran kami. Dengan rasa hormat yang mendalam, kami berdoa semoga Yang Maha Esa memberikan keberkahan pada setiap langkah kami dalam memperkuat martabat kemanusiaan dan mengedepankan nilai-nilai yang bersifat universal,” tutup Agus.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.